Pasar Nikel Indonesia dan Ketakutan dengan Investasi Mobil Listrik

Meskipun Indonesia kaya akan cadangan nikel terbesar di dunia, pembuat mobil listrik merasa ragu untuk mengalokasikan investasi mereka dalam mendirikan pabrik. Salah satu penyebabnya adalah keputusan larangan ekspor bijih nikel oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang telah menjadikan Indonesia sebagai target utama bagi industri kendaraan listrik saat ini.

Bijih nikel adalah salah satu bahan mentah utama yang digunakan dalam manufaktur nikel dan barang-barang yang berasal dari nikel. Nikel merupakan sejenis logam yang biasa ditemukan di kerak bumi dalam keadaan alaminya. Nikel memiliki kegunaan yang luas dan digunakan dalam berbagai industri untuk berbagai aplikasi, dari aerospace hingga elektronik.

Berikut adalah beberapa poin detail tentang bijih nikel:

  1. Sumber Bijih Nickel: Bijih nikel dapat ditemukan di deposit-deposit yang tersebar di seluruh dunia, biasanya diekstraksi dari tambang nikel dalam bentuk sulfida nikel, lateritik, dan deposit saprolit yang mengandung kuantitas yang bervariasi dari nikel, beserta kandungan lainnya seperti krom atau tembaga.
  2. Ekstraksi dan Pengolahan: Proses ekstraksi nikel tergantung pada jenis deposit nikel. Metode umum meliputi proses pirometalurgi (melalui pemanggangan dan peleburan pada suhu tinggi) dan hidrometalurgi (ekstraksi dengan pelarut kimia) untuk memisahkan nikel dari mineral-mineralnya.
  3. Pemanfaatan dalam Industri: Nikel digunakan secara luas dalam industri, khususnya dalam produksi logam paduan seperti baja tahan karat, logam monel, dan kuningan nikel. Selain itu, nikel juga merupakan komponen utama dalam produksi baterai lithium-ion yang digunakan dalam elektronik, kendaraan listrik, dan peralatan energi terbarukan.
  4. Kegunaan Lain: Selain dalam industri logam dan baterai, nikel juga digunakan dalam pelapisan permukaan (seperti electroplating) untuk meningkatkan ketahanan korosi dan kekerasan logam, serta dalam produksi katalis dalam proses kimia dan industri minyak dan gas.
  5. Pentingnya dalam Produksi Mobil Listrik: Dalam konteks mobil listrik, bijih nikel sangat vital karena merupakan bahan utama dalam baterai kendaraan listrik. Kandungan nikel yang tinggi dalam baterai ion-litium mengoptimalkan penyimpanan energi dan jarak tempuh kendaraan.

Bijih nikel memiliki peran penting dalam sektor manufaktur yang modern, terutama dengan peningkatan permintaan akan teknologi ramah lingkungan seperti mobil listrik. Hal ini membuat bijih nikel semakin bernilai sebagai salah satu bahan baku kunci yang mendukung kemajuan teknologi di masa depan yang lebih berkelanjutan. Peran nikel dalam industri elektronik, aneka produk kemasan, dan sektor sumber energi menjadi semakin penting seiring dengan kebutuhan akan solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam progres teknologi global.

Meskipun Indonesia kaya akan cadangan nikel terbesar di dunia, pembuat mobil listrik merasa ragu untuk mengalokasikan investasi mereka dalam mendirikan pabrik. Salah satu penyebabnya adalah keputusan larangan ekspor bijih nikel oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang telah menjadikan Indonesia sebagai target utama bagi industri kendaraan listrik saat ini. Hal ini disebabkan karena nikel adalah bahan baku yang vital untuk meningkatkan daya jangkau kendaraan listrik. Baterai yang mengandung kandungan nikel yang tinggi cenderung memiliki umur pakai yang lebih panjang dibandingkan dengan baterai yang tidak menggunakan bahan ini. Dengan potensi ini, Jokowi berharap Indonesia bisa meraih peran penting sebagai pemain utama dalam pasar mobil global, khususnya industri otomotif yang semakin bergeser ke arah elektrifikasi.

Dikutip dari http://detik.com Jokowi menyatakan dalam pidatonya di Pembukaan Rakernas KORPRI bulan Oktober yang lalu bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah terutama dalam cadangan nikel yang besar. Potensi ini semakin menarik mengingat tren perusahaan-perusahaan mobil listrik, meskipun peluang seperti ini tidak datang begitu saja dan jarang terjadi sekaligus dalam suatu generasi sebuah negara. Bahkan, menurut laporan United States Geological Survey (USGS), Indonesia tercatat sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia pada tahun 2022, mencapai sekitar 21 juta metrik ton. Produksi nikel Indonesia juga mengesankan, mencapai sekitar 853 ribu metrik ton pada 2019 dan 760 ribu metrik ton pada 2020, yang merupakan produksi terbesar di dunia.

Kehadiran cadangan nikel sebesar ini membuat banyak produsen mobil melihat Indonesia sebagai tujuan produksi kendaraan listrik. Namun, meskipun minat ada, kenyataannya baru sedikit perusahaan yang mewujudkan rencana tersebut. Hingga saat ini, hanya Hyundai, Wuling, dan Mitsubishi yang sudah membangun pabrik di Indonesia. Jon Emont, koresponden Wall Street Journal untuk kawasan Asia Tenggara, dalam kunjungannya ke Maluku, menyebutkan bahwa salah satu alasan utama kurangnya minat pabrikan mobil untuk berinvestasi di Indonesia adalah karena pertimbangan lingkungan. Sebagai negara kepulauan, ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap alam sangat besar untuk kelangsungan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, setiap kerusakan lingkungan akan berpotensi merusak citra perusahaan dalam mata publik.

Membuat keputusan untuk mengimpor nikel dari Indonesia menjadi tantangan bagi produsen mobil disebabkan oleh keadaan alam yang sangat alami di pulau-pulau Indonesia Timur ini, yang dikelilingi oleh terumbu karang yang rentan. Jon Emont, mengutip Wall Street Journal, memberikan peringatan bahwa dampak kebocoran nikel ke terumbu karang dapat berpotensi sangat merugikan lingkungan.

Situasi ini menjadi rumit bagi perusahaan karena Indonesia memiliki nilai penentu yang signifikan dalam proyek ini. Meskipun menurut pemerintah Indonesia masalah ini tidak terlalu berarti, pertanyaan yang muncul adalah apakah ini juga dianggap tidak berarti bagi produsen mobil seperti Tesla. Itulah pertanyaan yang menurut Jon Emont harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan seperti Tesla sebelum terjun dalam industri dengan tantangan seperti ini.

REFERENSI:

Kharisov, B. I., Kharissova, O. V., & Olvera Perez, B. 2014. Nickel: Occurrence, Extraction, Properties and Applications. Journal of Materials Science and Chemical Engineering, 2(8), 34-53. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *