Pulau Semakau adalah pulau yang terbentuk dari hasil pengolahan sampah plastik. Pulau ini terletak di bagian selatan Singapura. Sejarah terbentuknya TPA Semakau menjadi satu kisah yang unik dan inspiratif terkait pengelolaan sampah. Semakau bukanlah pulau biasa, melainkan tempat pembuangan akhir sampah terbesar dan satu-satunya di Singapura.
Transformasi dari Pulau Biasa Menjadi TPA Modern
Sebelum menjadi tempat pembuangan akhir (TPA), Semakau adalah pulau kecil dengan penghuni mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Pada 1989, Singapura menghadapi tantangan serius terkait produksi sampah yang semakin menumpuk dan tugas besar untuk pengelolaannya. Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Singapura memutuskan untuk mengubah Pulau Semakau menjadi TPA modern.
Proses transformasi Semakau menjadi “Pulau Pembuangan Sampah” berawal pada tahun 1999. Pulau Semakau dan Pulau Sakeng digabungkan dan dikelilingi oleh tanggul batu sepanjang 7 kilometer. Pemerintah Singapura kemudian menjadikan area yang terbentuk sebagai tempat pembuangan sampah. Namun, yang membedakan TPA Semakau dengan yang lainnya adalah pendekatan yang sangat modern dan memperhatikan lingkungan.
Konsep Green Landfill
Pemerintah setempat merancang TPA Semakau dengan konsep green landfill atau tempat pembuangan sampah dengan konsep hijau. Artinya, TPA ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah, tetapi juga sebagai kawasan konservasi. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mewujudkan konsep ini antara lain:
- – Rehabilitasi lahan: Setelah lapisan sampah tertutup dengan tanah, petugas TPA melakukan rehabilitasi lahan dengan menanam berbagai jenis tumbuhan. Tumbuhan ini berfungsi untuk memperkuat tanah, mencegah erosi, dan menyerap gas metana yang dihasilkan oleh sampah.
- – Monitoring lingkungan: Kualitas air laut di sekitar Semakau terus dipantau secara berkala untuk memastikan tidak terjadi pencemaran.
- – Fasilitas rekreasi: Meskipun merupakan TPA, pemerintah menyediakan fasilitas rekreasi di Semakau, seperti jalur setapak dan menara pandang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin belajar tentang pengelolaan sampah sembari menikmati keindahan alam.
Keberhasilan TPA Semakau
TPA Semakau telah menjadi contoh keberhasilan pengelolaan sampah bagi dunia. Mulai dari proses pembuangan sampah ke TPA hingga pengelolaan “Pulau Pembuangan Sampah” ini berhasil mencegah pencemaran lingkungan, bahkan menciptakan energi yang dapat mendukung operasional negara. Selain itu, Semakau juga menginspirasi dengan menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang ingin belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Tantangan di 2035
Meskipun telah berhasil, pengelolaan Semakau masih memiliki tantangan, salah satunya adalah keterbatasan kapasitas. Diperkirakan TPA Semakau akan penuh di tahun 2035. Melihat prediksi ini, pemerintah Singapura tentu perlu terus melakukan penelitian dan pengembangan agar keberhasilan TPA ini dapat terus berlanjut.
Referensi
- Chia et al. 2019. National Library Board Singapore: Pulau Semakau . Diakses pada 4 September 2024 dari https://www.nlb.gov.sg/main/article-detail?cmsuuid=adb326ee-05ef-4c6e-a53c-8e1fceb7daa2
- Haq. Zia Ul. 2021. Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura. Diakses pada 4 September 2024 dari (https://greennetwork.id/kabar/pulau-semakau-tpa-hijau-permai-di-singapura/
Alumni departemen kesehatan lingkungan Universitas Indonesia. Tertarik pada dunia menulis artikel ilmiah poluler dan diskusi isu mengenai lingkungan dan kesehatan.