Sistem Manajemen Sampah di Swiss yang Komprehensif, Upaya untuk Selamatkan Lingkungan

Swiss dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem manajemen sampah yang maju dan efisien. Sejak lebih dari 40 tahun yang […]

sistem pengelolaan sampah

Swiss dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem manajemen sampah yang maju dan efisien. Sejak lebih dari 40 tahun yang lalu, Swiss telah meminimalisir penggunaan tempat pembuangan akhir (TPA) untuk limbah rumah tangga. Sebagai gantinya, negara ini mengoperasikan 25 pabrik insinerasi yang tidak hanya membakar sampah tetapi juga menghasilkan energi listrik dan panas untuk pemanasan distrik. Dengan pendekatan ini, sekitar 18% kebutuhan energi nasional dipenuhi dari insinerasi sampah.

Swiss juga memiliki undang-undang khusus yang mewajibkan produsen untuk mengambil kembali barang-barang lama seperti elektronik dan peralatan rumah tangga yang dijual. Biaya pengelolaan limbah sudah dimasukkan dalam harga jual produk, sehingga ketika konsumen membeli barang baru, mereka juga membayar biaya untuk daur ulang barang lama.

Sistem Pemilahan dan Pengumpulan Sampah

Pengelolaan sampah di Swiss melibatkan pemilahan ketat sejak dari rumah tangga. Warga diharuskan memisahkan limbah organik dan non-organik. Sampah organik dikumpulkan dalam wadah khusus yang ditempatkan di depan rumah, sementara sampah campuran harus dibuang dalam kantong plastik hitam berlabel khusus yang dibeli oleh masyarakat. Sistem ini memberikan insentif bagi warga untuk memilah sampah dengan benar guna mengurangi biaya pembuangan.

Sumber: Stalder, F. 2022. Waste management in switzerland and remarks to other countries. Personality and Environmental Issues, 1, 38-41.

Beberapa bahan yang didaur ulang di Swiss meliputi:

  • Limbah organik untuk kompos atau produksi gas melalui proses anaerob.
  • Kertas dan karton untuk produksi kemasan baru.
  • Kaca untuk pembuatan wol isolasi.
  • Baterai untuk daur ulang logam.
  • Plastik seperti PET untuk produksi komponen otomotif.
  • Ban bekas untuk bahan bakar alternatif di pabrik semen.
  • Kayu untuk pembuatan pelet pemanas.

Meskipun memiliki tingkat produksi sampah rumah tangga yang tinggi, sekitar 148 kg per kapita per tahun, negara ini terus berupaya meningkatkan sistem pengelolaan sampahnya dengan berbagai metode, termasuk pendekatan berbasis Citizen Science (CS) atau partisipasi warga. Studi yang dilakukan oleh Breitenmoser, et al. (2024) mengeksplorasi potensi penggunaan waste diary berbasis partisipasi warga sebagai alat pemantauan alternatif untuk mendukung upaya pengurangan sampah di Swiss.

Sistem Pengelolaan Sampah di Swiss

Swiss menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis hierarki, yang menekankan pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sebelum pembuangan akhir. Sampah yang tidak dapat didaur ulang sebagian besar diolah melalui insinerasi, dengan hanya sebagian kecil yang berakhir di tempat pembuangan akhir (landfill). Sistem ini didukung oleh infrastruktur daur ulang yang canggih, termasuk fasilitas pemilahan sampah yang terpisah untuk plastik, kertas, kaca, dan limbah organik.

Selain itu, pemerintah Swiss secara rutin melakukan analisis komposisi sampah setiap sepuluh tahun sekali untuk mendapatkan data yang akurat tentang jenis dan jumlah sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Namun, karena interval waktu yang cukup lama dalam pengumpulan data, studi ini mengusulkan penggunaan metode tambahan seperti partisipasi warga untuk pemantauan yang lebih sering.

Studi Kasus: Penggunaan Waste Diary Berbasis Partisipasi Warga

Dalam studi eksploratif terbaru, sebanyak 89 rumah tangga sukarelawan di Swiss diminta untuk mendokumentasikan sampah rumah tangga mereka menggunakan waste diary selama sepuluh hari berturut-turut. Sampah yang dihasilkan dikelompokkan ke dalam 18 kategori berdasarkan protokol audit sampah nasional Swiss, termasuk sampah organik, plastik, kertas, kaca, dan logam.

Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa kuantitas yang dilaporkan sukarelawan lebih rendah daripada data resmi, dengan perbedaan berkisar antara 55–65% lebih rendah untuk limbah mineral, produk gabungan, dan plastik, serta 80–90% lebih rendah untuk kertas, sampah makanan yang dapat dihindari, dan kaca. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis partisipasi warga cenderung meremehkan jumlah sampah yang sebenarnya dihasilkan, kemungkinan karena bias pelaporan atau ketidaktahuan sukarelawan.

Baca juga: https://warstek.com/tpa-kebakaran/

Tantangan dan Peluang

Salah satu tantangan utama dalam penerapan sistem ini adalah bias pelaporan yang mungkin timbul akibat kecenderungan sosial sukarelawan untuk melaporkan perilaku yang lebih ramah lingkungan daripada yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan agar metode waste diary ini dikombinasikan dengan analisis komposisi sampah tradisional untuk meningkatkan keakuratan data.

Namun, pendekatan ini memiliki potensi besar, terutama dalam mendukung Target Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 12, khususnya dalam pengurangan limbah makanan. Dengan pelibatan warga dalam pemantauan, kesadaran dan tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada sistem ekonomi sirkular yang lebih efektif.

Rekomendasi untuk Masa Depan

Untuk meningkatkan efektivitas sistem ini, beberapa langkah yang direkomendasikan antara lain:

  1. Digitalisasi Waste Diary: Penggunaan aplikasi ponsel pintar untuk memudahkan pencatatan sampah secara real-time dan mengurangi kesalahan pelaporan.
  2. Peningkatan Durasi Pemantauan: Memperpanjang periode pencatatan hingga 21–28 hari untuk mendapatkan data yang lebih representatif.
  3. Keterlibatan Beragam Kelompok Demografi: Menggandeng rumah tangga dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi untuk meningkatkan keakuratan dan keterwakilan data.

Sistem manajemen sampah di Swiss terus berkembang dengan pendekatan inovatif seperti partisipasi warga dalam pemantauan sampah rumah tangga. Studi ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis Citizen Science dapat menjadi pelengkap yang efektif untuk sistem pemantauan sampah yang sudah ada, dengan syarat adanya metode yang lebih terstruktur dan perbaikan dalam desain penelitian.

Melalui kolaborasi antara pemerintah, institusi riset, dan masyarakat, Swiss dapat terus memperkuat komitmennya terhadap pengelolaan sampah yang berkelanjutan, mendukung target SDG, dan mempromosikan kebiasaan yang lebih ramah lingkungan di kalangan warganya.

Referensi

Stalder, F. 2022. Waste management in switzerland and remarks to other countries. Personality and Environmental Issues, 1, 38-41. Diakses pada 22 Januari 2025 dari https://doi.org/10.31652/2786-6033-2022-1(1)-38-41

Breitenmoser, et al. 2024. Citizen Science-Based Waste Diaries: An Exploratory Case Study of Household Waste in Switzerland. Sustainability, 16(9), 3800. Diakses pada 22 Januari 2025 dari https://doi.org/10.3390/su16093800

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top