Kebakaran yang melanda Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing di Kota Tangerang pada 20 Oktober 2023 menyoroti urgensi peralihan dari sistem pengelolaan sampah open dumping. Menurut WALHI Jakarta, insiden ini mencerminkan kelalaian Pemerintah Kota Tangerang dalam mematuhi regulasi yang mengharuskan penutupan TPA dengan metode open dumping. Mengutip data dari WALHI Jakarta yang menunjukkan bahwa TPA Rawa Kucing telah mengalami setidaknya sepuluh kebakaran sejak 2015, termasuk pada 11 September 2015, 6 Oktober 2015, 9 November 2015, 20 Agustus 2018, 13 September 2019, 27 Mei 2020, 8 September 2020, 16 Desember 2020, 6 September 2023, dan 20 Oktober 2023.
Metode open dumping, yang menumpuk sampah tanpa penanganan khusus, berisiko tinggi terhadap kebakaran. Tumpukan sampah dapat menghasilkan gas metana yang mudah terbakar, dan jarak TPA Rawa Kucing yang hanya sekitar 100 meter dari permukiman memperbesar potensi dampak negatif bagi warga sekitar.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan pemerintah daerah untuk menutup TPA open dumping paling lambat pada 2013. Namun, hingga kini, TPA Rawa Kucing masih beroperasi dengan sistem tersebut, menunjukkan kurangnya upaya mitigasi risiko kebakaran dan dampak kesehatan bagi masyarakat.
WALHI Jakarta merekomendasikan agar Pemerintah Kota Tangerang dan Pemerintah Provinsi Banten segera menyusun rencana revitalisasi TPA Rawa Kucing, beralih dari sistem open dumping, serta menerapkan kebijakan pengurangan sampah melalui pemilahan dan pembangunan fasilitas pengolahan sampah di tingkat kawasan. Peralihan dari metode pembuangan sampah ini menjadi krusial untuk mencegah insiden serupa di masa depan dan melindungi kesehatan serta keselamatan warga sekitar.
Dampak TPA Sampah dengan Metode Open Dumping terhadap Lingkungan dan Kesehatan
Sistem pengelolaan sampah dengan metode open dumping masih menjadi salah satu metode yang sering digunakan, terutama di negara berkembang. Meski terkesan sederhana dan ekonomis, metode ini memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak utama dari metode pengelolaan sampah ini.

Sumber: canva.com
Dampak Lingkungan
Beberapa pengaruh bagi lingkungan dari operasional TPA open dumping, meliputi:
- Pencemaran Air Tanah Open dumping memungkinkan limbah meresap langsung ke dalam tanah tanpa penghalang, sehingga menghasilkan lindi (cairan limbah). Cairan ini mengandung logam berat seperti kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan timbal (Pb), yang berpotensi mencemari air tanah. Kontaminasi ini tidak hanya merusak kualitas air tanah, tetapi juga berdampak pada kehidupan makhluk air jika bocor ke perairan.
- Pencemaran Udara Sampah yang menumpuk pada kondisi terbuka menghasilkan gas rumah kaca seperti metana (CH4) akibat proses dekomposisi anaerobik. Gas ini berkontribusi terhadap pemanasan global dan dapat menyebabkan ledakan di lokasi pembuangan sampah. Selain itu, pembakaran sampah di lokasi open dumping juga melepaskan zat berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2) ke atmosfer, yang dapat memengaruhi kualitas udara.
- Gangguan Keanekaragaman Hayati Aktivitas open dumping sering kali mengubah ekosistem lokal dengan mengusir spesies asli dan menarik hewan pemakan sampah seperti burung gagak dan tikus. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem di sekitar lokasi pembuangan.
- Peningkatan Risiko Eutrofikasi Cairan limbah dari open dumping yang masuk ke badan air meningkatkan kadar nutrisi seperti fosfat dan nitrat, memicu eutrofikasi. Akibatnya, alga memenuhi badan air yang mengurangi kadar oksigen dan mengancam kehidupan akuatik.
Dampak Kesehatan
Beberapa pengaruh bagi kesehatan warga yang tinggal di sekitar TPA open dumping, meliputi:
- Penyakit Pernapasan: Gas seperti hidrogen sulfida (H2S) hasil dari dekomposisi sampah sering menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Orang yang tinggal di dekat lokasi pembuangan juga rentan terkena penyakit seperti asma.
- Infeksi dan Penyakit Kulit: Paparan langsung terhadap limbah dan cairan limbah dapat menyebabkan infeksi kulit dan penyakit lain akibat patogen dalam limbah. Anak-anak yang sering bermain di area sekitar TPA menjadi kelompok yang paling rentan.
- Gangguan Saraf dan Kelainan Genetik: Logam berat yang terakumulasi dalam tubuh manusia melalui rantai makanan dapat menyebabkan gangguan neurologis dan kelainan genetik. Sebagai contoh, merkuri dan timbal dapat memberikan efek neurotoksik, terutama pada anak-anak.
- Dampak Psikososial Bau busuk dan pemandangan yang tidak menyenangkan dari open dumping dapat menyebabkan stres, gangguan suasana hati, dan perasaan ketidakberdayaan bagi penduduk sekitar.
Solusi dan Rekomendasi dalam Menanggulangi Kasus Kebakaran di TPA Open Dumping
Mengatasi dampak dari TPA open dumping memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan perubahan sistem pengelolaan sampah. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
- Penutupan Lokasi Open Dumping: Pemerintah harus menutup lokasi pembuangan terbuka dan menggantinya dengan fasilitas pengolahan sampah modern yang sesuai standar sanitasi.
- Pengurangan Sampah di Sumber: Edukasi masyarakat untuk mengurangi produksi sampah dan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
- Pemantauan dan Pengolahan Limbah: Pengelolaan cairan limbah menggunakan sistem pengolahan limbah yang memadai untuk mencegah kontaminasi lebih lanjut.
- Pemanfaatan Gas Metana: Gas metana dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan, mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.
Kesimpulannya, meskipun open dumping menawarkan solusi pengelolaan sampah yang murah, dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan dan kesehatan jauh lebih besar. Peralihan menuju metode yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan sangat mendesak untuk melindungi ekosistem dan masyarakat.
Referensi
Aminullah, Muhammad. 2023. Kebakaran TPA Rawa Kucing: Sistem Pengelolaan Sampah Open Dumping Harus Ditinggalkan. Diakses pada 12 Desember 2024 dari https://walhijakarta.org/kebakaran-tpa-rawa-kucing-sistem-pengelolaan-sampah-open-dumping-harus-ditinggalkan/
Siddiqua, et al. 2022. An overview of the environmental pollution and health effects associated with waste landfilling and open dumping. Diakses pada 12 Desember 2024 dari https://link.springer.com/article/10.1007/s11356-022-21578-z