Krisis iklim yang semakin parah telah menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup manusia di seluruh dunia. Salah satu dampak paling signifikan akibat krisis iklim adalah terganggunya ketahanan pangan secara global. Perubahan pola cuaca ekstrem, peningkatan suhu, dan naiknya permukaan air laut telah mengganggu produksi pertanian,; mengakibatkan ancaman nyata terhadap ketahanan pangan, dan selanjutnya berpotensi memicu krisis bagi keberlangsungan hidup manusia.
Dampak Langsung terhadap Pertanian
Sumber: id.pinterest.com
Sadar atau tidak, saat ini krisis iklim mulai menunjukkan dampaknya bagi keamanan pangan kita, salah satunya pada kasus kelangkaan beras. Lebih luas lagi, berikut adalah dampak krisis iklim lainnya:
- Gangguan pola musim: Perubahan pola musim yang tidak menentu, seperti musim hujan yang lebih singkat atau lebih panjang dari biasanya, serta terjadinya kekeringan dan banjir yang ekstrem, dapat mengganggu siklus tanam dan mengurangi hasil panen.
- Peningkatan hama dan penyakit: Suhu yang lebih hangat dan perubahan pola curah hujan menciptakan kondisi yang ideal bagi berkembang biaknya hama dan penyakit tanaman, sehingga menyebabkan kerusakan pada tanaman pangan.
- Penurunan kualitas tanah: Perubahan iklim dapat mempercepat proses degradasi tanah, seperti erosi dan penurunan kesuburan tanah, sehingga mengurangi kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
- Kenaikan permukaan air laut: Kenaikan permukaan air laut menyebabkan intrusi air asin ke dalam tanah pertanian, dan dapat merusak keberlangsungan proses pertanian.
Dampak Tidak Langsung terhadap Ketahanan Pangan
Selain dampak lingkungan secara langsung, krisis iklim juga memberikan dampak-dampak tidak langsung bagi ketahanan pangan suatu negara:
- Fluktuasi harga pangan: Gangguan produksi pangan akibat perubahan iklim dapat menyebabkan fluktuasi harga pangan yang signifikan, sehingga sulit bagi masyarakat dengan penghasilan rendah untuk mengakses makanan yang cukup dan bergizi.
- Malnutrisi dan bahaya penyakit: Ketidakamanan pangan yang berkepanjangan dapat menyebabkan malnutrisi, terutama pada anak-anak dan kelompok rentan lainnya. Jika kebutuhan nutrisi masyarakat tidak terpenuhi, maka hal ini akan meningkatkan angka risiko penyakit.
Upaya Mitigasi dan Adaptasi
Dalam upaya mengatasi dampak krisis iklim terhadap ketahanan pangan, perlu upaya mitigasi dan adaptasi yang komprehensif. Beberapa langkah berikut dapat menjadi upaya mitigasi dan adaptasi:
- Pengembangan varietas tanaman toleran iklim: Mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan, banjir, dan hama penyakit dapat meningkatkan produktivitas pertanian di tengah kondisi iklim yang ekstrem. Tim peneliti IPB mulai mengembangkan varietas padi tahan iklim.
- Sistem pertanian berkelanjutan: Menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, seperti rotasi tanaman, penggunaan pupuk organik, dan konservasi tanah, dapat meningkatkan kesuburan tanah dan ketahanan ekosistem.
- Pemanfaatan teknologi: Pemanfaatan teknologi seperti sistem peringatan dini cuaca, dan pertanian presisi dapat membantu petani mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan produktivitas.
- Kerjasama internasional: Kerjasama internasional diperlukan untuk berbagi pengetahuan, teknologi, dan sumber daya dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan yang diakibatkan oleh perubahan iklim.
Referensi
Brida Kabupaten Badung. 2023. PERUBAHAN IKLIM MENGANCAM KETAHANAN PANGAN. Diakses pada 30 September 2024 dari https://brida.badungkab.go.id/artikel/52693-perubahan-iklim-mengancam-ketahanan-pangan
CNN Indonesia. 2024. Varietas Padi Tahan Iklim Asli Indonesia: Hemat Air dan Pupuk. Diakses pada 30 September 2024 dari https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240927173314-199-1149220/varietas-padi-tahan-iklim-asli-indonesia-hemat-air-dan-pupuk
Nurhaliza, dkk. nd. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DI INDONESIA DEMI TERCAPAINYA TUJUAN SDGs. Diakses pada 30 September 2024 dari https://intan.e-journal.id/agroindustri/article/download/36/26
Kementrian Pertanian. 2023. Master Plan Pengembangan Pertanian Presisi. Diakses pada 30 September 2024 dari https://psp.pertanian.go.id/storage/1441/e_Book–Pertanian-Presisi-4-April–2023.pdf