Orang jenius selalu punya karakter khusus yang menjadi ciri khas mereka. Kadang tanpa sadar kita juga punya karakter yang sama seperti mereka. Lalu apa saja karakter tersebut?
Markili!
Mari kita lihat!
1. Selalu Bertanya!
Formula dari suatu masalah sering kali lebih dibutuhkan daripada solusi dari masalah itu sendiri
–Albert Einstein
Satu hal yang membedakan manusia dengan mahluk lain di bumi ini adalah kecendrungan dan kemampuan untuk menemukan masalah lalu kemudian diselesaikan. Orang dengan IQ tinggi akan tau bagaimana bertanya untuk mengisi apa yang kurang dari pengetahuan mereka. Orang jenius akan bertanya beberapa pertanyaan terkait data untuk melengkapi asusmsi, sudut pandang alternatif, hubungan sebab-akibat, mereka selalu mengandaikan “bagaimana jika..”
Orang lain mungkin tidak akan menyadari fungsi dan tujuan dari suatu pertanyaan. Mereka mungkin hanya akan menanyakan beberapa pertanyaan yang tidak akan memberikan jawaban yang maksimal.
2. Persisting: Tidak Mudah Menyerah
Manusia umumnya mudah menyerah. Namun, orang dengan IQ tinggi tidak akan gampang menyerah. Mereka selalu punya jalan untuk menyelesaikan suatu masalah. Selalu berhasil menemukan cara lain jika cara sebelumnya tidak berhasil. Orang dengan IQ tinggi atau orang jenius menjadikan masalah yang ada sebagai ajang untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas diri.

Orang jenius akan mengembangkan suatu sistem atau struktur dalam menyelesaikan suatu tantangan. Mulai dari mengidentifikasi, memikirkan langkah yang akan mereka ambil, mempertimbangkan resiko yang ada serta selalu berpegang pada data hasil observasi mereka sendiri. Selain itu, orang jenius cenderung berfikir dengan matang hingga mereka yakin apakah cara tersebut sudah yang terbaik atau belum sebelum bertindak.
Orang jenius tidak pernah khawatir terhadap sesuatu yang tidak bisa mereka kontrol. Mereka fokus pada dua hal: perhatian dan kemampuan. Mereka selalu optimis pada apa yang mereka kerjakan.
3. Metacognition: Berfikir tentang Pemikiran Kita
Metakognisi adalah satu kemampuan untuk mengetahui apa yang kita tau dan apa yang tidak kita tahu. Orang jenius memiliki kemampuan ini. Kemampuan untuk memilah mana informasi yang kita butuhkan dan mana yang tidak sehingga kita bisa memutuskan langkah dan strategi mana yang akan kita pakai saat menyelesaikan suatu masalah. Selain itu untuk mengevaluasi seberapa produktif kita.
Seseorang dengan metakognisi akan sangat sadar terhadap suatu tindakan dan efeknya terhadap orang lain dan lingkungan, selalu bertanya untuk mendapatkan informasi yang dia perlukan. Orang jenius juga tidak pernah berkata buruk tentang diri sendiri. Mereka tahu mana fakta dan mana opini. Mereka mengenal diri mereka dengan baik.

4. Belajar dari Pengalaman
Orang jenius selalu belajar dari pengalaman. Ketika menghadapi situasi yang berbeda mereka akan cenderung melihat masa lalu. Bagaimana orang dulu menyelesaikan suatu masalah. Lalu mengabstaksikan maknanya ke dalam situasi baru. Mengambil contoh dari masa lalu untuk dikolaborasikan dengan apa yang terjadi sekarang.
Pelajar umumnya memecahkan masalah seolah itu pertama kalinya terjadi. Sekalipun seorang guru memberikan masalah yang sama seperti yang mereka terima sebelumnya. Hal ini sering terjadi saat mengerjakan soal ujian. Karena terbiasa mengerjakan sesuatu seperti yang di contohkan sebelumnya. Jika siswa terbiasa mengembangkan cara berfikirnya, mereka mungkin akan lulus tes 100%.
5. Mengerjakan yang disukai ataupun Menyukai apa yang dikerjakan

Saat kita menyukai apa yang kita kerjakan ataupun mengerjakan apa yang kita sukai segala hal terasa mudah. Hidup menjadi lebih berarti dan bahagia. Selain itu, hal ini dapat menjadikan kita seorang pemikir kreatif. Orang jenius selalu melakukan apa yang mereka sukai. Mereka para intelijen tidak menjadikan masalah sebagai beban. Mereka menyukai cara mereka saat menyelesaikan suatu masalah atau tantangan. Mereka fokus pada apa yang mereka hasilkan. Tidak pernah menjadikan opini orang sebagai standar untuk bahagia. Selalu merasa puas dengan usaha mereka. Selalu berfikir bahwa mereka berbeda dan unik, itu sebabnya mereka tak perlu sama dengan orang lain. Beberapa orang biasa suka melawan masalah dan berhenti belajar. Mereka berfikir bahwa belajar hanya terjadi di sekolah atau kampus. Orang jenius tidak berfikir seperti itu. Orang jenius selalu belajar sepanjang masa.
6. Berani Ambil Resiko
Orang jenius tidak pernah takut gagal. Mereka punya strategi, mereka punya rencana, mereka selalu punya alternatif apabila cara yang mereka terapkan tidak berhasil. Orang dengan IQ di atas rata-rata pandai memilih resiko mana yang harus mereka ambil dan mana yang harus di pertimbangkan lagi. Dengan pengalaman, pemikiran terhadap konsekwensi dan indra yang terlatih untuk memilih mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan. Menurut orang jenius, hanya ada dua jenis resiko. Resiko yang mereka lihat sebagai suatu usaha dan resiko yang mereka anggap sebagai suatu petualangan. Mereka hanya akan mengambil suatu resiko apabila berdasarkan pengalaman seseorang, hal tersebut dapat berhasil.

7. Berfikir Fleksibel
Orang jenius selalu dapat merubah keputusannya selama terdapat data pendukung yang kuat mengapa ia harus mengubah keputusannya. Orang jenius cenderung fleksibel. Manusia yang berfikir fleksibel lebih bisa mengontrol diri dan lingkungannya. Mereka tau kapan harus meluaskan pemikiran dan kapan situasi butuh presisi yang detail. Mereka dapat selalu mendengarkan dan tidak bingung dengan apa yang orang lain sampaikan sehingga mereka memiliki humor yang baik. Punya banyak cara untuk menyelesaikan suatu tantangan. Mereka mampu bekerja dengan orang berbeda dari mereka. Mampu memprediksikan bagaimana orang lain berfikir untuk menghindari kesalahpahaman.
Beberapa orang hanya terpaku pada satu jalan saja seakan tidak ada jalan lain dalam menyelesaikan suatu masalah. Mereka selalu bersikap egois dengan mengatakan bahwa jalan mereka sajalah yang benar, jalan yang lain salah. Mereka tidak mau menerima fakta yang membuat mereka manjadi pusing.
8. Pandai Mengelolah Perilaku Impulsif
Orang jenius tidak bertindak atas pemikiran sesaat yang terlintas dalam benak mereka pertama kali. Saat berhadapan dengan suatu tujuan yang harus mereka capai, orang jenius selalu berfikir dengan teliti, mengembangkan strategi, membuat rencana, mempertimbangkan resiko yang ada, mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk memperkecil resiko sebelum benar-benar memulai.
Orang jenius cenderung tau mau ke arah mana. Kebanyakan pelajar berkata tanpa berfikir. Langsung mengemukakan jawaban yang muncul pertama kali dalam benak. Memulai sesuatu padahal belum mengerti sepenuhnya tentang tujuan yang harus mereka capai. Tidak memiliki rencana ataupun strategi untuk memecahkan masalah. Mereka tidak pernah berfikir dan mempertimbagkan resiko yang nanti akan terjadi.
9. Never Stop Learning: Tidak Pernah Berhenti Belajar
Manusia selalu melakukan hal yang sama sepanjang waktu namun mengekspektasikan hasil yang berbeda
–Albert Einstein
Orang jenius tidak pernah ada niat untuk berhenti belajar. Bagi mereka belajar itu menyenangkan. Para cendekiawan tidak merasa senang jika sehari saja tidak menemukan sesuatu yang baru. Mereka selalu mengimprovisasi, otak mereka terus tumbuh, terus belajar, terus di modifikasi sehingga dapat terimprovisasi dengan sendirinya. Mereka menjadikan masalah, situasi sulit, tekanan, konflik dan keadaan adalah kesempatan berharga untuk belajar sesuatu yang baru.
Manusia pada umunya selalu merasa nyaman dengan apa yang mereka tahu sedangkan orang jenius selalu nyaman dengan apa yang mereka pelajari. Orang biasa suka memberi jawaban sedangkan orang jenius lebih suka bertanya. Orang biasa selalu menentukan mana yang benar dan mana yang salah sedangkan orang jenius selalu mengeksplorasi untuk menemukan alternatif lain.
Sumber:
Costa, A. 2000. Habits of Mind. Sacramento: California State University
Bradberry, B. T. 2016. 9 Habits of Highly Emotionally Intelligent People. Talent Smart Article