Pemberdayaan komunitas merupakan program yang diupayakan dengan tujuan membentuk sikap dan perilaku individu serta masyarakat yang mandiri. Pemberdayaan komunitas menjadi salah satu program yang terus diupayakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pemberdayaan komunitas sebagai proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Untuk lebih mendalami konsep pemberdayaan komunitas, yuk ikuti pembahasan artikel berikut.
Pengertian Pemberdayaan Komunitas
- Pemberdayaan menurut Suhendra (2006) adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi[1].
- Selanjutnya pemberdayaan menurut Ife dalam Suhendra (2006) adalah meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the power of disadvantage) [1].
- Sedangkan menurut Widjaja (2003) pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya[2].
Tujuan Pemberdayaan Komunitas
Berikut ini tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan komunitas[3]:
- Perbaikan kelembagaan (better institution)
Dengan perbaikan kegiatan atau tindakan yang dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jaring kemitraan usaha.
2. Perbaikan usaha (better business)
Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan aksesibilitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.
3. Perbaikan pendapatan (better income)
Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakatnya.
4. Perbaikan lingkungan (better environment)
Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.
5. Perbaikan kehidupan (better living)
Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.
6. Perbaikan masyarakat (better community)
Kehidupan yang lebih baik yang didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.
Prinsip Pemberdayaan Komunitas
Ada 4 (empat) prinsip pemberdayaan komunitas, yaitu[4]:
a. Prinsip Kesetaraan
Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah adanya kesetaraan atau kesejajarankedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang melakukan program-program pemberdayaan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Dinamika yang dibangun adalah hubungan kesetaraan dengan mengembangkan mekanisme berbagai pengetahuan, pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-masing saling mengakuikelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling belajar.
b. Partisipasi
Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat adalah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Namun, untuk sampai pada tingkat tersebut perlu waktudan proses pendampingan yang melibatkan pendamping yang berkomitmen tinggiterhadap pemberdayaan masyarakat.
c. Keswadayaan atau kemandirian
Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengedepankan kemampuan masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan (the have not), melainkan sebagai subjek yang memiliki kemampuan sedikit (the have little). Mereka memiliki kemampuan untuk menabung, pengetahuan yang mendalam tentang kendala-kendala usahanya, mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki tenaga kerja dan kemauan, serta memiliki norma-norma bermasyarakat yang sudah lama dipatuhi. Semua itu harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses pemberdayaan. Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil harus dipandang sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan tidak justru melemahkan tingkat keswadayaannya.
d. Berkelanjutan
Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun pada awalnya peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat sendiri. Tapi secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan makin berkurang, bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat sudah mampu mengelola kegiatannya sendiri.
Siklus Pemberdayaan Komunitas
Menurut Terry Wilson, terdapat tujuh tahapan dalam siklus pemberdayaan komunitas yaitu[5]:
- Tahap pertama, keinginan dari masyarakat sendiri untuk berubah menjadi lebih baik.
- Tahap kedua, masyarakat diharapkan mampu melepaskan halangan-halangan atau faktor-faktor yang bersifat resiatensi terhadap kemajuan dalam diri dan komunitasnya.
- Tahap ketiga, masyarakat diharapkan sudah menerima kebebasan tambahan dan merasa memiliki tanggungjawab dalam mengembangkan dirinya dan komunitasnya.
- Tahap keempat, upaya untuk mengembngkna peran dan batas tanggungjawab yang lebih luas, hal ini berkaitan dengan minat dan motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
- Tahap kelima, peningkatan rasa memiiki yang besar menghasilkan keluaran kinerja yang lebih baik. Pada tahap ini hasil-hasil nyata dari pemberdayaan mulai terlihat.
- Tahap keenam, telah terjadi perubahan perilaku dan kesan terhadap dirinya, ketika keberhasilan dalam peningkatan kerja mampu meningkatkan perasaan psikologis di atas posisi sebelumnya.
- Tahap ketujuh, masyarakat sudah berhasil memberdayakan dirinya, merasa tertantang untuk upaya yang lebih besar guna mendapatkan hasil yang lebih baik.
Berikut ini gambar yang menampilkan salah satu contoh pemberdayaan komunitas.
Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Soekanto (1987), kegiatan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dalam beberapa tahap sebagai berikut[7].
- Tahap Persiapan. Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.
- Tahapan pengkajian (assessment). Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
- Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan.
- Tahap pemformalisasi rencanaaksi. Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas membantu untuk memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana.
- Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan. Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di lapangan.
- Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
- Tahap terminasi. Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera berhenti.
Baca juga: Membangun dan Memilih Komunitas Berdasarkan Cara Sains (warstek.com)
Strategi Pemberdayaan Komunitas
Menurut Hikmat (2006), pemberdayaan masyarakat memiliki 3 (tiga) macam strategi, yaitu[8]:
- Strategi tradisional. Strategi ini menyarankan agar masyarakat mengetahui dan memilih kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan. Dengan kata lain semua pihak bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak.
- Strategi direct-action. Strategi ini membutuhkan dominasi kepentingan yang dihormati oleh semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin terjadi. Pada strategi ini, ada pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat keputusan.
- Strategi transformatif. Strategi ini menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.
Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Komunitas
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu kegiatan pemberdayaan, yaitu[5]:
- Kesediaan suatu komunitas untuk menerima pemberdayaan bergantung pada situasi yang dihadapi.
- Adanya pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang, dan adanya persepsi dari pemegang kekuasaan dalam komunitas tersebut bahwa pemberdayaan dapan mengorbankan diri mereka sendiri.
- Ketergantungan adalah budaya, dengan adanya masyarakat sudah terbiasa dalam hirarki, birokrasi dan kontrol menejemen yang tegas sehingga membuat mereka terpola dalam berpikir dan berbuat rutinitas.
- Dorongan dari para pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau melepaskan kekuasaannya, sehingga inti dari pemberdayaan terutama terkait dengan siklus pemberdayaan kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda.
- Adanya batas pemberdayaan, terutama terkait dengan siklus pemberdayaan kemampuan dan motivasi setiap orang berbeda-beda.
- Adanya kepercayaan dari para pemimpin komunitas untuk mengembangkan pemberdayaan dan mengubah persepsi mereka tentang anggota komunitasnya.
- Pemberdayaan tidak kondusif bagi perubahan yang cepat.
- Pemberdayaan membutuhkan dukungan sumber daya (resource) yang besar, baik dari segi pembiayaan maupun waktu.
Video berikut ini menampilkan sebuah desa yang dapat menjadi target pemberdayaan komunitas.
Kesimpulan
Dengan keberadaan pemberdayaan komunitas ini diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan potensial, dengan peningkatan di berbagai bidang kehidupan, seperti kualitas pendidikan, tingkat kesehatan, perluasan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, dan juga meminimalkan kesenjangan sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan.
Contoh Soal
1. Hakikat pemberdayaan komunitas lokal mempunyai tujuan biar masyarakat menjadi…
A. Peduli lingkungan sekitar kehidupannya
B. Mandiri dalam mengatasi masalahnya
C. Komunitas yang siap berpartisipasi dalam pembangunan
D. Kekuatan dalam memberdayakan aset-aset yang dimilikinya
E. Mampu mencari sarana dan prasarana untuk menyebarkan kreasinya
Jawaban : B
Sebagaimana dikutip oleh Oos dalam bukunya, Slamet menekankan bahwa hakikat pemberdayaan adalah bagaimana membuat masyarakat mampu membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri. Istilah mampu di sini mengandung makna: berdaya, paham, termotivasi, memiliki kesempatan, melihat dan memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu sebagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil risiko, mampu mencari dan menangkap informasi serta mampu bertindak sesuai inisiatif.
2. Dalam melaksanakan pemberdayaan komunitas, partisipasi seluruh anggota masyarakat sangatlah penting. Hal ini disebabkan partisipasi merupakan…
A. Strategi yang potensial dalam meningkatkan kualitas kehidupan seluruh aspek kehidupan masyarakat
B. Modal awal dari pembangunan yang merupakan perintah dari pihak yang mempunyai wewenang
C. Kegiatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proteksi modal awal pembangunan
D. Keikutsertaan masyarakat dalam rangka mengevaluasi hasil kegiatannya di lingkungan komunitas
E. Gerakan untuk menumbuhkembangkan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungannya
Jawaban : D
Salah satu prinsip pemberdayaan komunitas yakni prinsip partisipasi. Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat adalah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat.
3. Pemberdayaan komunitas lokal dalam pembangunan mencakup beberapa tahapan. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan meliputi…
A. Pengelolaan hasil pembangunan bagi masyarakat
B. Pemanfaatan hasil pembangunan bagi masyarakat
C. Memperlancar pelaksanaan aktivitas pembangunan
D. Mempersiapkan anggaran untuk melaksanakan pembangunan
E. Mengevaluasi hasil pembangunan untuk dijadikan tolok ukur perbaikan program
Jawaban : E
Pada tahapan perencanaan, masyarakat diharapkan untuk dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi di lingkungannya terkait pembangunan daerah setempat. Setelah itu merumuskan solusi untuk mengaatasi masalah tersebut.
4. Peran pemerintah dalam pemberdayaan komunitas lokal yang paling penting ialah sebagai…
A. Pengambil keputusan
B. Fasilitator teknologi
C. Mengevaluasi program
D. Penyedia tenaga ahli
E. Pendamping kegiatan di lapangan
Jawaban : A
Dalam proses pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dituntut untuk memformulasi konsep yang jelas dan terarah sesuai arah pembangunan daerah dengan beragam potensi yang dimilikinya untuk kemudian digunakan atau dimanfaatkan menuju kemakmuran masyarakat di daerah secara nyata.
5. Aktor pemberdayaan komunitas masyarakat yang mempunyai bentuk output tugas sebagai pihak yang memperlihatkan konsultasi dan rekomendasi kebijakan adalah…
A. Pemerintah
B. Swasta
C. Masyarakat
D. LSM
E. Lembaga internasional
Jawaban : B
Swasta atau yang dimana berada di dalam bidang perekonomian pada sebuah negara adalah segala macam bentuk dari bidang yang dimana tidak dimiliki oleh pemerintah. Biasanya yang tergolong swasta adalah sekelompok organisasi nirlaba, selain itu juga perusahaan, sebuah korporasi, sebuah bank, dan berbagai amcam organisasi bukan pemerintahan lainnya, hal tersebut juga dapat termasuk kepada para karyawan yang dimana mereka tidak bekerja pada pemerintahan. Di dalam sektor tersbeut maka berbagai macam faktor produksi baik itu barang maupun jasa yang dimiliki oleh setiap individu ataupun pribadi.
Referensi
- Suhendra, 2006. Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alfabeta.
- Widjaja, H.A.W. 2003. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Asli Bulat dan Utuh. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
- Mardikanto, T. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggungjawab Sosial Korporasi). Bandung: Alfabeta.
- Najiati, Sri, dkk. 2005. Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut. Bogor: Wetlands International.
- Maryati, K dan J.Suryawati. 2014. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial kelas XII. Jakarta: Esis Erlangga.
- Soekanto, S. 1987. Sosial Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali press.
- Hikmat, H. 2006. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.
Komunitas lokal membutuhkan kepercayaan dan sumber daya
Saya Deby