Kehidupan masyarakat yang heterogen sudah pasti memicu adanya interaksi sosial di tengah masyarakat. Dengan adanya interaksi tersebut, tentunya dapat memicu terjadinya konflik sosial yang dipicu dari adanya perbedaan atau pertentangan antar satu pihak dengan pihak yang lain.
Konflik sosial adalah satu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut dipicu dengan adanya pertentangan dan pertikaian dalam kehidupan masyarakat. lalu apa sajakah yang melatarbelakangi adanya konflik sosial, faktornya, dampaknya, dan cara penyelesaiannya?
Pengertian Konflik Sosial
Konflik sosial merupakan suatu peristiwa atau fenomena sosial yang terjadi dikarenakan adanya pertikaian ataupun pertentangan baik itu antar individu, antar kelompok, bahkan antar kelompok dengan pemerintah [1]. Konflik sosial juga bisa didefinisikan sebagai interaksi yang bersifat disosiatif, yang bisa diartikan dengan interaksi yang memicu perpecahan [2].
Salah satu tokoh terkenal yang berpijak pada teori konflik adalah Karl Max. Ia mengkaji kondisi masyarakat berdasarkan konflik yang dipandang dalam paradigma Sosiologi. Karl Max berpendapat bahwasannya masyarakat yang terdiri dari beragam kelas merupakan ranah kompetisi untuk saling memperebutkan sumber daya.
Adapun pengertian konflik menurut pendapat para ahli, yakni :
- Soerjono Soekanto, konflik adalah proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan tanpa memperhatikan nilai dan norma yang berlaku.
- Paul Conn, konflik sosial merupakan aktivitas yang bertujuan untuk mempengaruhi proses dari pembentukan dan pelaksanaan kebijakan sebagai upaya untuk mempertahankan nilai-nilai [3].
- Robert Lawang, konflik merupakan benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain dalam proses perebutan sumber-sumber kemasyarakatan yang terbatas. Seperti pada aspek ekonomi, politik, serta sosial dan budaya) [4].

Sumber : Alarabiya.net
Bentuk-bentuk Konflik Sosial
Konflik sosial sendiri dapat dibagi dalam beberapa bentuk, antara lain [2]…
- Konflik antar individu, yakni konflik yang terjadi antara dua individu terkait yang saling berbenturan kepentingan. Hal ini merupakan implementasi akan perbedaan setiap individu dalam segi karakter, pemikiran, bahkan keyakinan.
- Konflik antar kelompok dan antar kelas sosial, contohnya konflik yang terjadi antar warga atau pun strata sosial seperti konflik antara pihak manajemen/pemilik pabrik dengan para buruh.
- Konflik rasial, merupakan salah satu contoh yang tergolong dalam konflik horizontal. Biasanya konflik ini bukan dipicu adanya perbedaan dalam ciri fisik melainkan adanya kesenjangan ekonomi, politik, dan sosial.
- Konflik politik, konflik ini biasanya terjadi akibat adanya ketimpangan kekuasaan dan perebutan kekuasaan. Konflik ini juga bisa diartikan sebagai pertentangan antar individu maupun kelompok demi memeperebutkan kekuasaan.
- Konflik internasional, untuk konflik ini sudah memasuki ranah internasional atau global yang melibatkan dua atau lebih negara.
Sementara itu, Dahrendorf juga membagi konflik sosial ke dalam beberapa jenis, antara lain :
- Konflik antara atau dalam peran sosial.
- Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
- Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir.
- Konflik antar satuan nasional.
- Konflik antar atau tidak antar agama
- Konflik antar politik
- Konflik individu dengan kelompok.
Faktor penyebab Konflik Sosial
Pada dasarnya, konflik sosial terjadi diakibatkan adanya perbedaan di kalangan masyarakat. Setidaknya ada beberapa faktor penyebab timbulnya konflik sosial, yakni :
a. Perbedaan antar perorangan
Setiap manusia memiliki prinsipnya sendiri yang diantara satu individu dan individu lainnya pasti memiliki perbedaan. Perbedaan kebiasaan dan serta perasaan dapat memicu kebencian serta amarah.
b. Perbedaan kebudayaan
Dengan adanya perbedaan kebudayaan yang ada di setiap daerahnya, menimbulkan adanya konflik yang disebabkan tata sikap dan perilaku sosial yang berbeda pula.
c. Perbedaan kepentingan
Kepentingan yang berbeda antar individu maupun antar kelompok dapat menimbulkan terjadinya konflik sosial.
d. Perubahan sosial yang begitu cepat
Perubahan sosial yang cepat atau pun revolusi yang terjadi juga dapat memicu konflik di tengah masyarakat.
Soerjono Soekanto juga menjabarkan beberapa faktor yang menjadi penyebab terbesar terjadinya konflik sosial, antara lain [2] :
- Perbedaan perasaan, pendirian, dan pendapat antar individu maupun kelompok.
- Sifat prasangka terhadap kebudayaan.
- Perbedaan kepentingan baik itu dalam aspek ekonomi, politik, dan sosial-budaya.
- Perubahan pada nilai-nilai sosial yang ada di tengah masyarakat.
Dampak dari adanya Konflik Sosial
Tentunya konflik merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Sehingga munculnya konflik dapat menimbulkan dampak, baik itu positif maupun negatif
1. Dampak positif
Di balik persepsi akan konflik yang cenderung negatif, ternyata ada sisi positif yang bisa didapatkan. Setidaknya ada beberapa dampak positif yang didapatkan dengan adanya konflik sosial, antara lain :
- Semakin memperkuat integrasi dan kekompakan/solidaritas pada internal kelompok.
- Salah satu pendorong perubahan sosial sehingga kondisi kesenjangan dalam masyarakat dapat dihilangkan.
- Mendorong perbaikan terhadap lembaga atau instansi yang berwenang dalam suatu negara.
- Terciptanya masyarakat yang lebih dinamis.
2. Dampak negatif
Di samping itu, konflik sosial juga tetap memunculkan dampak negatifnya bagi kehidupan bermasyarakat. Berikut ini diantaranya :
- Ketidakberaturan dalam kehidupan bermasyarakat.
- Mengancam nilai dan norma yang sebelumnya terbentuk dan telah diterapkan.
- Memunculkan prasangka buruk terhadap suatu kelompok.
- Hilangnya kontrol sosial.
Penyelesaian Konflik Sosial
Mengingat dampak dari adanya konflik sosial yang begitu signifikan, penyelesaian menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Penyelesaian dilakukan demi terciptanya keteraturan serta mencegah terjadinya perpecahan di tengah masyarakat.
Adapun beberapa penyelesaian konflik sosial yang bisa dilakukan antara lain :
- Mediasi : penyelesaian konflik dapat melibatkan bantuan dari pihak ketiga yang berperan sebagai mediator. Peran mediator hanya sebagai penengah dan harus bersikap netral. Solusi akan datang dari kedua belah pihak yang bertikai.
- Arbitrasi : Penyelesaian konflik yang dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga sebagai pemberi solusi terbaik.
- Konsiliasi : Penyelesaian konflik dengan bantuan mediator dari lembaga tertentu melalui proses dialog atau diskusi. Sehingga pihak yang berkonflik dapat menemukan solusi terbaik.
- Koersi : Salah satu bentuk akomodasi yang dilakukan dengan cara paksaan psikologis serta psikologis kepada pihak-pihak yang berkonflik.
- Kompromi : Bentuk penyelesaian yang dilakukan dengan cara mengurangi segala bentuk tuntutan.
- Eliminasi : Bentuk penyelesaian dengan cara salah satu pihak yang berkonflik mengalah atau mengundurkan diri dari konflik.
- Konversi : Penyelesaian dilakukan dengan cara salah satu pihak bersedia mengalah dan menerima segala bentuk pendirian pihak lain [5].
Kesimpulan
Konflik sosial, merupakan suatu fenomena yang sering terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya konflik tersebut seperti perbedaan dalam segi prinsip, budaya, juga adanya perubahan sosial. Konflik pun memiliki dampak baik itu positif maupun negatif. Di sisi lain, menyikapi dampak yang ditimbulkan oleh adanya konflik maka sudah pasti harus ada penyelesaiannya seperti konsiliasi, mediasi, dan arbitasi.
Contoh Soal
1. Apa istilah dari penyelesaian konflik yang dilakukan oleh pihak ketiga sebagai pemberi solusi terbaik….
A. Konsiliasi
B. Mediasi.
C. Arbitasi.
D. Kompromi.
E. Koersi.
Jawaban : C (Arbitasi).
2. Apa pengertian konflik sosial menurut Soerjono Soekanto? …………………….
Jawaban :
(konflik adalah proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan tanpa memperhatikan nilai dan norma yang berlaku).
Referensi :
[1]. Setiadi, Elly M. (2011). Pengantar sosiologi : pemahaman fakta dan gejala permasalahaan sosial : teori, applikasi dan pemecahannya.
[2]. https://www.studiobelajar.com/konflik-sosial/. Diakses pada tanggal 22 Desember 2020.
[3]. Susan, Novri (2009). Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
[4]. Sosiologi, Jurnal Pemikiran (2017-01-01). “Pengantar Redaksi”. Jurnal Pemikiran Sosiologi.
[5]. https://dosensosiologi.com/upaya-penyelesaian-konflik-dalam-masyarakat-dan-contohnya-lengkap/
.