Gambar : Youth Manual
Kuliah pulang-kuliah pulang (Kupu-kupu) sudah menjadi trend tersendiri dikalangan mahasiswa yang menggambarkan, bahwa aktivitas mahasiswa hanya untuk kuliah ke kampus dan kembali ke rumah/ kosnya. Disisi lain ada juga yang mengistilahkan mahasiswa dengan Kuliah rapat-kuliah rapat (Kura-kura) yaitu mahasiswa yang selain kuliah juga berorganisasi. Kedua istilah ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing dalam mencapai tingkat produktivitas yang baik.
Mahasiswa yang hanya untuk “Kupu-kupu” ,mungkin bisa meningkatkan kemampuan akademiknya atau sebaliknya malah terlalaikan oleh banyak waktu luangnya. Selanjutnya, mahasiswa yang “Kura-kura”, bisa jadi akan mendapatkan manfaat ganda dengan kuliah dan berorganisasi atau sebaliknya disibukan oleh organisasi sehingga kuliahnya berantakan . Nah, sekarang sahabat Riset Kita mau pilih yang mana? atau mungkin nggak punya pilihan,hehehe.
So, sebenarnya apapun pilihan sahabat, pastinya sahabat ingin memberikan yang terbaik untuk diri sahabat sendiri kan?. Amanah dari orang tua, masa depan dan kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk terus memperbaiki diri “Asyik, sudah termotivasi belum, hihi. Selain dari pilihan tersebut, sahabat bisa memanfaatkan masa kuliah ini dengan berprestasi “Wah gimana caranya kakak?, mau donk!”. Salah satunya menulis “lah sulit kak, menuangkan apa yang ada difikiran ini dan menulis sepertinya bukan bakat saya”. Nah, ini dia kalimat negatif yang membuat kita gagal.
Menulis itu bukan sebuah bakat dari lahir yang seketika langsung menghasilkan karya yang luar biasa. Tetapi menulis adalah sebuah skill yang bisa dilatih. Apa lagi teman-teman pasti akan menghadapi moment-moment pembuatan skripsi atau thesis di semester akhir. Semakin canggihnya teknologi dan informasi tentunya telah banyak membuka sarana-sarana untuk mendapatkan akses pembelajaran yang lebih baik. Namun dalam perjalanannya, habit yang sangat penting dan harus dilakukan malah ditinggalkan oleh mahasiswa yang zaman now!, katanya.
Menurut data UNESCO tahun 2012, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. “waw…! Ngeri banget kakak”. Gimana caranya mau nulis kalau inputnya tidak ada, “sedih kakak, dek..”. Sementara itu, Riset berbeda bertajuk “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Nah, ternyata hal ini juga berimbas kepada jumlah riset yang dilakukan Indonesia yang saat ini masih dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand.
Oleh karena itu sahabat, Sebagai generasi penerus agama dan bangsa hendaknya juga ikut mengambil peran dalam hal ini. Ilmu yang didapatkan hendaknya dapat dilatih peng-aplikasiannya dalam bentuk tulisan, sehingga dapat menjadi sebuah tradisi ilmiah yang nantinya dapat bermanfaat dalam memajukan bangsa. Tidak kalah pentingnya juga, sahabat harusnya bisa menyeimbangkan semua aktivitas tersebut sehingga menjadi mahasiswa produktif.
Mau tau tips dan trik nya? Insya Allah pada sesi selanjutnya akan dibahas, Bagaimana cara menjadi mahasiswa produktif melalui dunia tulisan ilmiah. Bagi sahabat Riset Kita yang ingin berkonsultasi, request topik atau bertanya seputar riset dan pengembangan. Bisa bergabung bersama kita dan peneliti muda seluruh Indonesia di https://t.me/risetkita
Sampai berjumpa sahabat Riset Kita
Penulis : Al Afif Muzakir
Warung Sains Teknologi (Warstek) adalah media SAINS POPULER yang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan akademisi, masyarakat sipil, atau industri.