Berdasarkan prediksi, jagung—sebagai salah satu produk utama pertanian di dunia—akan terus mengalami kenaikan jumlah produksi. Amerika, Brazil dan China berkontribusi sebagai negara dengan produksi jagung tertinggi di dunia. Menariknya, jagung juga menghasilkan limbah berupa batang, daun, sekam, dan tongkol yang jarang sekali dimanfaatkan.
Sebuah paper terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal America Chemical Society pada 7 April 2021 menjelaskan metode alternatif untuk menambah nilai ekonomi dari tongkol jagung, yaitu dengan cara mengubahnya menjadi karbon aktif yang dapat digunakan untuk proses pengolahan air limbah.
Apa itu Karbon Aktif?
Karbon aktif—yang secara umum juga dikenal sebagai arang aktif—merupakan material biologi yang diolah lebih lanjut untuk menghasilkan jutaan pori mikroskopis untuk dapat meningkatkan daya serap material. Dengan kemampuan daya serap ini, karbon aktif memiliki banyak manfaat di dunia industri. Penyaringan polutan dalam air minum atau air limbah merupakan aplikasi yang sangat sering ditemui.
Riset Terbaru oleh Tim Peneliti Teknik Kimia dan Lingkungan University of California Riverside
Kandis Leslie Abdul-Aziz, seorang asisten professor teknik kimia dan lingkungan UC Riverside, menjalankan penelitian yang berfokus pada pengolahan limbah plastik atau pertanian dengan cara mendaur ulangnya menjadi produk bernilai tinggi.
Abdul-Aziz menegaskan, “saya percaya bahwa sebagai perekayasa kita harus mengambil peran penting dalam pendekatan untuk mengkonversi limbah menjadi material bernilai tinggi, bahan bakar dan bahan kimia lain yang berkontribusi untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.
Abdul-Aziz bersama dengan tiga mahasiswa doktoral Mark Gale, Tu Nguyen dan Marissa Moreno meneliti metode hot-compressed water atau dikenal dengan hydrothermal carbonization untuk memproduksi karbon aktif dari tongkol jagung. Hasil menunjukkan bahwa karbon aktif yg diperoleh dapat mengabsorbsi 98% dari air yang mengandung polutan vanillin.
Umumnya, pengolahan air limbah yang menggunakan karbon aktif bertujuan untuk menghilangkan polutan seperti pewarna, obat-obatan, logam berat, dan kontaminan organik lainnya. Akan tetapi, dalam penelitian ini karbon aktif dimanfaatkan untuk menghilangkan kandungan vanillin dari limbah industri fenol yang memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.
.

.
Pengolahan Karbon Aktif dengan Metode Hydrothermal
Hydrothermal carbonization treatment (HTC) merupakan proses ramah lingkungan dengan hanya menggunakan air sebagai pelarut, suhu sedang dan lingkungan yang lembam. Proses ini terjadi pada titik di mana air bersifat subkritis dan dapat memutus rantai polimer dari limbah biomassa (tongkol jagung). Proses ini menggunakan temperatur antara 180 dan 250°C. HTC memiliki kelebihan dibandingkan dengan proses pirolisis yang umum digunakan terutama dari segi efisiensi energi.
Berdasarkan penelitian, HTC menghasilkan karbon aktif dengan permukaan yang lebih luas dan pori-pori yang lebih besar, jika dibandingkan dengan slow pyrolysis. Ketika peneliti menyaring air yang telah ditambahkan vanillin menggunakan karbon aktif, luas permukaan dan pori-pori yang lebih besar terbukti meningkatkan kinerja dari karbon aktif untuk menyerap polutan vanillin.
Kesimpulan:
Menemukan aplikasi dari sumber daya yang dianggap tidak dapat dimanfaatkan lagi seperti tongkol jagung sangat penting untuk memanfaatkan limbah, mengolah limbah, dan juga mendapatkan air bersih. Penelitian ini dapat memberikan nilai tambah dari bahan biomassa yang selanjutnya mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil. Bagaimana pembaca Warstek, tidakkah kalian tertarik untuk mengembangkannya lebih lanjut?
Baca juga Teknologi Pengolahan Air Limbah dengan Eceng Gondok & Tongkol Jagung
Referensi:
- Mark Gale et al, Physiochemical Properties of Biochar and Activated Carbon from Biomass Residue: Influence of Process Conditions to Adsorbent Properties, ACS Omega (2021). DOI: 10.1021/acsomega.1c00530
- https://phys.org/news/2021-04-cleaner-corn.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter diakses 17 Mei 2021.