Bengkel Sampah: Inovasi Dalam Menciptakan Bank Sampah

Nazamuddin, seorang pemuda berusia 30 tahun, telah menciptakan perubahan signifikan dalam penanganan masalah lingkungan di Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Padangsidimpuan, […]

Bank sampah "Bengkel Sampah"

Nazamuddin, seorang pemuda berusia 30 tahun, telah menciptakan perubahan signifikan dalam penanganan masalah lingkungan di Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Pada Maret 2021, ia mendirikan “Bengkel Sampah,” sebuah startup sosial yang fokus pada pengelolaan sampah daur ulang terpadu berbasis teknologi. Melalui program ini, Nazamuddin mengajak masyarakat untuk menukar sampah rumah tangga dengan berbagai kebutuhan pokok, seperti sembako, emas, hingga hewan kurban, sesuai dengan nilai saldo yang terkumpul.

Program ini telah memberikan dampak positif bagi sekitar 500 ibu rumah tangga yang menjadi nasabah di Tapsel dan Padangsidimpuan. Setiap dua pekan sekali, mereka menyetorkan sampah rumah tangga yang telah dipilah untuk menukarkannya menjadi saldo tabungan. Salah satu nasabah, Zubaidah yang berusia 31 tahun, mengungkapkan bahwa dari hasil penjualan 110 kg sampah, ia mendapatkan tambahan saldo sebesar Rp 105.000. Bahkan Zubaidah telah berencana untuk menabung hingga mencapai nilai setara dengan 2 gram emas sebelum melakukan penarikan. Sejak bergabung dengan Bengkel Sampah tiga tahun lalu, Zubaidah tidak lagi membuang atau membakar limbah dari toko kelontongnya, melainkan memilahnya sesuai dengan jenisnya.

Bank Sampah yang Menjangkau Banyak Pelanggan

Bengkel Sampah tidak hanya melayani pembelian sampah secara konvensional, tetapi juga menyediakan layanan pembelian secara daring melalui situs web mereka. Nazamuddin menjelaskan bahwa mereka memiliki dua produk utama: bank sampah dan jual beli sampah secara daring.

Program ini juga membina bank sampah di desa dan sekolah, serta menyediakan layanan penjemputan sampah sesuai permintaan melalui aplikasi. Hingga kini, Bengkel Sampah telah memiliki 14 tempat penitipan sampah di Tapsel dan Padangsidimpuan. Setiap dua pekan sekali, mobil khusus menjemput sampah yang telah melalui proses pemilahan oleh nasabah, sebelum masuk ke proses pengiriman menuju gudang pengolahan atau pabrik di Kota Medan. Sampah tersebut kemudian masuk proses daur ulang sehingga menjadi bahan bakar atau kerajinan tangan.

Nazamuddin menerima berbagai jenis sampah, dengan syarat nasabah harus memilahnya terlebih dahulu sebelum menyetorkan. Mereka menerima hingga 72 jenis sampah yang dapat didaur ulang. Bengkel Sampah menerapkan sistem yang mirip dengan bank sampah konvensional, dimana sampah yang disetorkan dicatat sebagai saldo dalam buku rekening nasabah. Untuk meningkatkan semangat menabung, Nazamuddin menawarkan berbagai opsi penukaran saldo; seperti sembako, emas, hingga hewan kurban, menyesuaikan dengan nilai saldo yang terkumpul.

Program Tabungan dari Bengkel Sampah

Program tabungan emas yang telah berjalan selama setahun terakhir bekerja sama dengan Lembaga Pegadaian. Lebih dari seratus nasabah telah memanfaatkan program ini, dengan beberapa di antaranya memiliki tabungan emas senilai Rp 500.000. Nazamuddin menyarankan nasabah untuk menarik emas setelah saldo mencapai nilai setara dengan 1 atau 2 gram emas.

Inisiatif Bengkel Sampah yang digagas oleh Nazamuddin tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah yang mungkin langsung masuk ke proses pembuangan atau pembakaran, sehingga membantu menjaga kelestarian lingkungan. Melalui edukasi dan pemberdayaan, program ini mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah dan memanfaatkannya sebagai sumber pendapatan tambahan.

Kisah sukses Nazamuddin dan Bengkel Sampah menjadi inspirasi bagi banyak pihak dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan melalui pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan semangat dan dedikasi, ia berhasil mengubah sampah menjadi sumber daya yang bernilai, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Bank Sampah di Indonesia

Bank sampah muncul dari inisiatif manajemen sampah berbasis komunitas yang memungkinkan masyarakat berpartisipasi aktif dalam pemilahan dan daur ulan. Berdasarkan penelitian oleh Budiyarto et al. (2024), bank sampah di Indonesia memiliki perkembangan yag cukup pesat, terutama di wilayah perkotaan besar. Bank sampah hadir sebagai solusi terhadap masalah pengelolaan sampah yang masih menjadi tantangan di Indonesia. Dengan menggunakan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle), bank sampah berfungsi tidak hanya untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, tetapi juga mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah​.

Peran Bagi Lingkungan dan Ekonomi

Bank sampah memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat. Mereka yang menjadi nasabah bank sampah bisa mengumpulkan sampah terpilah yang kemudian mendapat harga dan ditabung. Hasil tabungan dari sampah ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti membayar tagihan atau bahkan ditukar dengan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, bank sampah menciptakan peluang pekerjaan, terutama bagi pengelola dan karyawan program itu sendiri​.

Tantangan Perkembangan Program

Meskipun demikian, penelitian ini juga menunjukkan bahwa keberhasilan program bank sampah lebih terfokus pada kota-kota besar. Sementara itu, masih sedikit dokumentasi tentang peran program ini di kabupaten-kabupaten yang sering kali mengalami keterbatasan dana untuk infrastruktur pengelolaan sampah. Di kabupaten dengan minim fasilitas ini, bank sampah berpotensi memperluas jangkauan layanan pengumpulan sampah, khususnya di daerah yang tidak terjangkau oleh sistem pengelolaan sampah pemerintah​.

Meskipun menjanjikan manfaat besar, ternyata masih terdapat berbagai tantangan dalam implementasinya. Salah satunya adalah kurangnya dukungan regulasi di tingkat kabupaten yang mengatur aspek operasional bank sampah. Sebagai contoh, hanya sedikit kabupaten yang telah mengeluarkan peraturan spesifik untuk mendukung keberadaan dan perkembangan bank sampah, meskipun sudah terdapat contoh yang suksesdi beberapa daerah, seperti Kabupaten Gianyar di Bali. Selain itu, masalah keterbatasan infrastruktur dan keterampilan manajemen menjadi kendala bagi beberapa bank sampah untuk mencapai kinerja yang optimal​.

Secara keseluruhan, bank sampah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengelola sampah rumah tangga di Indonesia, terutama pada kategori sampah daur ulang. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dan memberikan akses kepada mereka untuk berpartisipasi langsung dalam pengelolaan sampah, bank sampah berperan sebagai alat edukasi sekaligus ekonomi bagi masyarakat lokal. Ke depan, dukungan yang lebih besar, baik dari sisi regulasi maupun infrastruktur, akan membantu bank sampah mencapai potensi maksimalnya dalam mengurangi jumlah sampah yang tidak dikelola dan mendukung sistem ekonomi sirkular di Indonesia

Referensi

Budiyarto, et al. 2024. Overview of waste bank application in Indonesian regencies. Diakses pada 15 November 2024 dari https://journals.sagepub.com/doi/epub/10.1177/0734242X241242697

Utomo, R. dan Purba, D.O. 2024. Kisah Nazamuddin dan Bengkel Sampah yang Mengubah Hidup Ratusan Ibu-ibu. Diakses pada 15 November 2024 dari https://medan.kompas.com/read/2024/11/11/001749078/kisah-nazamuddin-dan-bengkel-sampah-yang-mengubah-hidup-ratusan-ibu-ibu?page=all.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top