Denisovan adalah salah satu spesies manusia purba yang telah punah, tetapi warisan genetiknya tetap hidup di antara manusia modern, terutama pada orang Papua. Ilmuwan percaya bahwa keberadaan gen Denisovan memberikan efek positif, seperti kekuatan fisik atau kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap lingkungan.
Awalnya, para peneliti mengira bahwa hanya orang Papua yang memiliki jejak DNA Denisovan, dengan hingga 5% genom mereka diwarisi dari spesies manusia purba ini. Namun, penelitian lebih lanjut mengungkap bahwa materi genetik Denisovan juga ditemukan dalam jumlah kecil di populasi lain, seperti Asia Timur, Asia Selatan, dan bahkan penduduk asli Amerika.
Menurut Dr. Linda Ongaro, penulis studi terkait, pandangan tradisional tentang evolusi manusia sebagai proses yang sederhana dan linear semakin terbantahkan. “Banyak orang salah memahami bahwa manusia berevolusi secara tiba-tiba dan rapi dari satu nenek moyang. Namun, semakin kita belajar, semakin jelas bahwa perkawinan silang antara spesies manusia purba seperti Denisovan dan Neanderthal dengan nenek moyang kita turut membentuk genetik manusia modern,” jelasnya.
Interaksi genetik antara spesies manusia purba ini dikenal sebagai aliran gen (gene flow). Fenomena ini membantu nenek moyang kita mendapatkan gen-gen yang memberi manfaat adaptasi terhadap lingkungan tertentu, seperti ketinggian, suhu ekstrem, atau penyakit tertentu. Hal ini menjelaskan mengapa orang Papua dan populasi lain yang membawa gen Denisovan memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa di lingkungan mereka.
Menurut laporan dari IFLScience pada Kamis (14/11/2024), fosil Denisovan, salah satu spesies manusia purba, sangat langka dibandingkan dengan Neanderthal. Hingga kini, fosil Denisovan hanya mencakup beberapa bagian seperti tulang jari, tulang rahang, gigi, dan fragmen tengkorak. Jumlah yang sangat terbatas ini membuat rekonstruksi fisik mereka menjadi tantangan besar bagi para ilmuwan.
Namun, dengan memanfaatkan segmen DNA Denisovan yang masih tersimpan dalam genom manusia modern, para peneliti berhasil menemukan bukti menarik tentang interaksi genetik masa lalu. Mereka mengidentifikasi setidaknya tiga peristiwa perkawinan silang antara populasi Denisovan dengan nenek moyang manusia modern. Peristiwa ini meninggalkan jejak genetik yang beragam dalam populasi manusia saat ini.Berdasarkan analisis genetik, populasi Denisovan pertama, yang dikenal sebagai Denisova Altai, mulai bercabang menjadi beberapa garis keturunan sekitar 409.000 hingga 222.000 tahun yang lalu.
Salah satu garis keturunan ini tampaknya kawin silang dengan nenek moyang kuno orang Asia Timur, sementara dua garis keturunan lainnya menyumbangkan DNA mereka ke genom orang Papua. Temuan ini menunjukkan bahwa orang Papua membawa warisan genetik yang lebih kompleks dan mendalam dari Denisovan.Yang menarik, Denisovan tiba di wilayah Eurasia jauh sebelum manusia modern, sekitar ratusan ribu tahun lalu.
Selama periode tersebut, mereka mengembangkan adaptasi genetik yang luar biasa untuk bertahan di lingkungan yang keras. Misalnya, mereka mampu hidup di dataran tinggi dengan kadar oksigen rendah atau di padang rumput yang dingin. Adaptasi ini, yang diwariskan melalui gen mereka, memberikan keuntungan besar bagi populasi modern yang mewarisi DNA Denisovan, seperti kemampuan bertahan di ketinggian atau menghadapi kondisi lingkungan ekstrem. Temuan ini tidak hanya mengungkap sejarah genetik yang rumit tetapi juga menunjukkan bagaimana evolusi berperan dalam kemampuan manusia untuk bertahan hidup di berbagai belahan dunia.
REFERENSI:
Ongaro, Linda & Sanchez, Emilia Huerta. 2024. A history of multiple Denisovan introgression events in modern humans. Nature genetic, https://www.nature.com/articles/s41588-024-01960-y