Dalam menghadapi ancaman perubahan iklim, berbagai sektor di Indonesia mulai melakukan upaya untuk mengurangi jejak karbon mereka. Selama ini, dekarbonisasi seringkali dikaitkan dengan kendaraan bermotor. Namun faktanya, bangunan tak kalah besar kontribusinya terhadap emisi karbon. Secara global, bangunan bertanggung jawab atas 39% emisi karbon. Salah satu inisiatif yang menarik perhatian adalah penerapan konsep Zero Carbon Healthcare. Tujuannya untuk mengurangi emisi karbon dalam operasional rumah sakit. Di Indonesia, RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid di Bekasi menjadi pelopor dalam menerapkan konsep ini. Konsep ini digagas oleh Rima Ginanjar dari Zero Carbon Solutions, yang berkolaborasi dengan ESQ Corp. Rima mengembangkan inisiatif ini untuk menciptakan fasilitas kesehatan pertama di Indonesia yang bebas emisi karbon. Langkah ini diperkenalkan dalam acara “Operational Strategies with Energy Efficiency”, pada 30 Oktober 2024. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Direktur RSUD, Dr. Kusnanto Saidi, serta tokoh lain dari sektor kesehatan dan lingkungan.
Apa Itu Zero Carbon Healthcare?
Zero Carbon Healthcare adalah konsep pelayanan kesehatan yang mengutamakan pengurangan dan akhirnya penghapusan emisi karbon yang dihasilkan oleh operasional rumah sakit. Rumah sakit, yang berfungsi 24 jam sehari dan membutuhkan energi besar untuk pencahayaan, peralatan medis, serta ventilasi, berperan penting dalam kontribusi emisi karbon. Menurut Health Care Without Harm (HCWH), sektor kesehatan global menyumbang sekitar 4,4% dari total emisi karbon. Dengan demikian, penerapan Zero Carbon Healthcare bukan hanya mendukung kesehatan masyarakat, tetapi juga lingkungan.
Melalui konsep ini, rumah sakit tidak hanya bertanggung jawab atas pelayanan medis tetapi juga terhadap keberlanjutan lingkungan. Berbagai langkah yang dilakukan mencakup pengurangan konsumsi energi, pemanfaatan energi terbarukan, serta pengelolaan limbah yang lebih efisien.
Mengapa Zero Carbon Healthcare Itu Penting?
Penerapan Zero Carbon Healthcare sangat penting untuk menghadapi tantangan perubahan iklim yang kian meresahkan. Peningkatan suhu global, perubahan pola penyakit, serta kualitas udara yang memburuk dapat memperburuk kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan. Dengan mengurangi emisi karbon, rumah sakit dapat mengurangi biaya operasional, mendukung kesehatan lingkungan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Menurut Dr. Kusnanto Saidi, Direktur RSUD Bekasi, penerapan konsep ini memiliki dampak jangka panjang dalam menciptakan sistem kesehatan yang lebih berkelanjutan. Wisnu Aji Nugroho dari Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia juga menekankan pentingnya langkah-langkah ramah lingkungan di sektor kesehatan sebagai kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon nasional.
Langkah-Langkah Konkret di RSUD Bekasi
Sebagai pelopor dalam Indonesia, RSUD Bekasi telah mengambil sejumlah langkah konkret untuk mencapai target Zero Carbon Healthcare. Beberapa inisiatif yang telah dilakukan antara lain:
1. Efisiensi Energi: RSUD Bekasi mengganti pencahayaan konvensional dengan lampu LED hemat energi, serta mendesain ulang tata letak ruang untuk memaksimalkan pencahayaan alami. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi energi secara signifikan.
2. Penghematan Air: Rumah sakit ini juga menerapkan teknologi penghematan air di fasilitas sanitasi, mengingat kebutuhan air yang sangat besar di rumah sakit.
3. Sumber Energi Terbarukan: Penggunaan panel surya untuk memenuhi sebagian kebutuhan energi rumah sakit menjadi langkah berikutnya yang diambil untuk mendukung keberlanjutan energi yang lebih hijau.
4. Pendidikan dan Kolaborasi: RSUD Bekasi juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti ESQ Corp dan Zero Carbon Solutions, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan di sektor kesehatan.
Langkah-langkah tersebut meskipun masih dalam tahap pengembangan, menunjukkan komitmen serius RSUD Bekasi untuk mengurangi jejak karbon dan menjadi model bagi fasilitas kesehatan lainnya di Indonesia.
Bangunan Lain di Indonesia yang Menerapkan Konsep Zero Carbon
Selain RSUD Bekasi, ada beberapa bangunan lain di Indonesia yang juga mengadopsi konsep Zero Carbon dan ramah lingkungan. Ini mencerminkan bahwa kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan sudah mulai menyentuh berbagai sektor, termasuk gedung perkantoran dan fasilitas komersial. Beberapa contoh yang mencolok adalah:
Gedung Sampoerna Strategic Square [3]
1. Green Building di Jakarta: Banyak gedung perkantoran di Jakarta, seperti Sampoerna Strategic Square, yang mulai mengadopsi teknologi efisiensi energi. Gedung-gedung ini menggunakan panel surya untuk menghasilkan listrik dan sistem pengelolaan air yang lebih efisien.
2. Gedung Wisma 46
Gedung yang terkenal ini juga menerapkan prinsip green building. Contohnya, penggunaan teknologi hemat energi untuk sistem pendingin udara dan pencahayaan, ruang terbuka hijau yang cukup luas, serapan tangkapan hujan yang maksimal, penyediaan parkir sepeda, serta fasilitas shower yang mendukung bike to work.
3. Kantor Perusahaan Besar
Perusahaan-perusahaan seperti Unilever dan Holcim mulai mengimplementasikan prinsip keberlanjutan di fasilitas kantor mereka. Misalnya menggunakan energi terbarukan dan mengurangi konsumsi energi di seluruh operasional mereka.
4. Bangunan-bangunan sekolah rendah emisi di Jakarta, yaitu SDN Duren Sawit 14, SDN Grogol Selatan, SDN Ragunan 08 Pagi, 09 Pagi, dan 11 Petang, serta SMAN 96 Jakarta.
Dengan semakin banyaknya bangunan yang menerapkan prinsip Zero Carbon, Indonesia menunjukkan bahwa transisi menuju keberlanjutan adalah hal yang dapat dicapai, baik di sektor komersial maupun layanan kesehatan.
Tantangan dan Harapan
Meskipun langkah-langkah tersebut menjanjikan, penerapan Zero Carbon Healthcare tidak lepas dari tantangan. Biaya awal untuk mengubah infrastruktur dan mengadopsi teknologi hijau mungkin menjadi hambatan. Akan tetapi, studi menunjukkan bahwa rumah sakit yang menerapkan inisiatif ramah lingkungan cenderung mengalami pengurangan biaya operasional dalam jangka panjang, seperti yang terjadi pada rumah sakit di Amerika Serikat dan Eropa. Selain itu, keterlibatan pemerintah dalam mendukung kebijakan yang mempermudah transisi ke rumah sakit ramah lingkungan melalui insentif dan regulasi yang tepat akan sangat menentukan. Di negara-negara lain seperti Inggris dan Kanada, kebijakan pemerintah telah mendorong pengurangan emisi karbon di sektor kesehatan, yang bisa menjadi model untuk Indonesia.
Kesimpulan
RSUD Bekasi telah memimpin jalan bagi sektor kesehatan di Indonesia menuju konsep Zero Carbon Healthcare. Dengan langkah-langkah konkret dalam efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, RSUD Bekasi tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga memberi contoh bahwa sektor kesehatan bisa menjadi bagian dari solusi terhadap perubahan iklim. Selain itu, langkah-langkah tersebut diharapkan dapat memberi inspirasi bagi rumah sakit dan bangunan lainnya di Indonesia untuk bertransisi ke keberlanjutan.
Referensi
[1] J Karliner, S Slotterback, R Boyd, B Ashby, K Steele, J Wang, Health care’s climate footprint: the health sector contribution and opportunities for action, European Journal of Public Health, Volume 30, Issue Supplement_5, September 2020, ckaa165.843, https://doi.org/10.1093/eurpub/ckaa165.843
[2] https://cobisnis.com/rima-ginanjar-bawa-rsud-kota-bekasi-jadi-pelopor-rumah-sakit-dengan-sistem-zero-carbon-di-indonesia/ diakses pada 17 November 2024
[3] https://www.gbcindonesia.org/certbuilding/54507d723689499192494fc528ef410eWJUrIiVgVcU diakses pada 17 November 2024
[4] https://www.tempo.co/arsip/anies-baswedan-resmikan-empat-sekolah-negeri-berkonsep-net-zero-carbon-pertama-di-indonesia-282656 diakses pada 17 November 2024
[5] https://ekbis.sindonews.com/berita/1102861/179/menara-bni-46-dibangun-dengan-konsep-green-building diakses pada 17 November 2024
[6] https://worldgbc-org.translate.goog/advancing-net-zero/embodied-carbon/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sge#:~:text=Buildings%20are%20currently%20responsible%20for,11%25%20from%20materials%20and%20construction diakses pada 17 November 2024]
[7] https://www.who.int/news/item/09-11-2023-who-unveils-framework-for-climate-resilient-and-low-carbon-health-systems#:~:text=This%20Framework%20presents%20an%20opportunity,decision%2Dmakers%20in%20climate%20resilience. diakses pada 17 November 2024