Penemuan Sel Punca Xeno-Free oleh Mahasiswa Indonesia di Inggris

Kemajuan di bidang ilmu biomedis telah melahirkan terobosan penting dalam pengembangan sel punca (stem cell), terutama dengan munculnya teknologi xeno-free. […]

penemuan sel punca xeno-free

Kemajuan di bidang ilmu biomedis telah melahirkan terobosan penting dalam pengembangan sel punca (stem cell), terutama dengan munculnya teknologi xeno-free. Sel punca memiliki potensi besar dalam terapi regeneratif karena mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel dalam tubuh manusia. Namun, salah satu tantangan utama dalam penggunaannya adalah risiko kontaminasi dari produk hewan sebagai media kultur sel, yang dapat memicu respons imun atau infeksi. Oleh karena itu, media kultur xeno-free—yang sepenuhnya bebas dari komponen hewan—menjadi langkah penting dalam meningkatkan keamanan dan efektivitas terapi berbasis sel punca.

Baru-baru ini, inovasi luar biasa datang dari mahasiswa doktoral asal Indonesia, Rizal Aziz, yang berhasil mendapatkan paten internasional di Inggris atas penelitiannya tentang sel punca dengan teknologi xeno-free. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode kultur sel punca yang lebih aman dan efisien tanpa ketergantungan pada komponen hewani. Prestasi ini tentu tidak hanya membawa kebanggaan bagi Indonesia, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan ilmu biomedis di tingkat global.

Apa Itu Sel Punca dan Teknologi Xeno-Free?

Sel punca adalah sel yang belum terdiferensiasi dan memiliki kemampuan berkembang menjadi berbagai jenis sel dalam tubuh, seperti sel saraf, otot, atau darah. Sel-sel ini memainkan peran penting dalam terapi regeneratif untuk memperbaiki atau mengganti jaringan yang rusak akibat penyakit atau cedera. Misalnya, sel punca digunakan dalam penelitian penyakit diabetes dan gangguan jantung.

Dalam praktiknya, menumbuhkan sel punca memerlukan lingkungan kultur yang optimal. Selama ini, para praktisi membiakkan sel punca menggunakan komponen dari hewan, seperti serum sapi. Komponen hewani ini meningkatkan risiko kontaminasi dan masalah etika, khususnya dalam penerapan terapi pada manusia. Teknologi xeno-free bertujuan untuk menghilangkan risiko tersebut dengan menggunakan media kultur yang bebas dari bahan hewani.

Sebelumnya, Hua at al. (2022) juga pernah mengembangkan sel punca menggunakan teknologi media kultur xeno-free. Penelitian ini memanfaatkan ON2, media kultur xeno-free untuk human-induced pluripotent stem cells (hiPSCs). ON2 dirancang untuk mengatasi masalah biaya tinggi dan keterbatasan media komersial, seperti E8 dan AK02N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hiPSCs yang dikultur dengan ON2 mempertahankan kemampuan proliferasi (pembiakan), pluripotensi (kemampuan sel untuk menghasilkan sel anakan), dan stabilitas genetik, bahkan setelah lebih dari 20 kali subkultur. ON2 juga kompatibel dengan berbagai matriks, termasuk iMatrix-511 dan gelatin nanofiber (GNF), menjadikannya cocok untuk produksi hiPSCs dalam skala besar untuk penelitian klinis dan regeneratif.

Dampak dan Potensi Penemuan Paten Sel Punca Xeno-Free

Paten ini menunjukkan bahwa kini teknologi dapat menjadi solusi penting bagi pengembangan terapi regeneratif yang lebih aman dan memungkinkan aksesnya secara luas. Dengan media xeno-free, penelitian dan terapi sel punca dapat dilakukan dengan lebih efisien, mengurangi risiko penolakan imun, serta mematuhi standar etika medis. Formula ini memungkinkan produksi berbagai jenis sel, seperti sel imun (makrofag dan sel dendritik), sel endotelial, fibroblast, sel jantung, paru-paru, dan hati; hanya dengan menggunakan satu jenis media. Sifat xeno-free dari media ini secara signifikan mengurangi risiko kontaminasi, sehingga memberikan standar keamanan yang lebih tinggi dalam penerapan klinis. Selain itu, penemuan ini berpotensi mendukung perkembangan terapi di masa depan dengan biaya yang lebih terjangkau. Sel punca terinduksi ini diberi nama RI (Republic of Indonesia) cells.

blank

Sumber: news.seatoday.com

Teknologi xeno-free juga mempercepat persiapan untuk uji klinis dan implementasi medis. Dengan menghilangkan ketergantungan pada komponen hewani, pengembang terapi dapat lebih fokus pada keamanan dan efektivitas terapi, sekaligus memenuhi standar ketat dalam regulasi kesehatan internasional.

Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Meskipun teknologi xeno-free memiliki banyak keuntungan, untuk saat ini tetap ada tantangannya. Pengembangan media kultur yang sepenuhnya bebas dari komponen hewani membutuhkan penelitian mendalam dan biaya yang tinggi. Selain itu, perlu uji coba lebih lanjut untuk memastikan bahwa pengembangan sel punca dengan metode ini tetap mempertahankan fungsi dan stabilitas jangka panjangnya.

DI sisi lain, keberhasilan ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk lebih terlibat dalam riset biomedis internasional. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah dan lembaga penelitian, penemuan seperti ini dapat menjadi langkah awal dalam pengembangan pusat riset sel punca dan bioteknologi di tanah air. Hal ini juga dapat mendorong kolaborasi antara ilmuwan, akademisi, dan industri untuk menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

Pentingnya Investasi Pada Riset dan Pendidikan

Penemuan teknologi xeno-free oleh Rizal Aziz, yang juga merupakan Dosen Program Studi Teknik Biomedik, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, dan keberhasilannya meraih paten internasional merupakan pencapaian luar biasa dalam dunia biomedis. Teknologi ini tidak hanya memberikan solusi atas tantangan dalam terapi regeneratif, tetapi juga menunjukkan bahwa ilmuwan muda Indonesia mampu berkontribusi di panggung global. Harapannya, inovasi ini dapat membuka jalan bagi perkembangan terapi medis yang lebih aman, efektif, dan terjangkau bagi masyarakat luas.

Selain itu, prestasi ini memberi pesan tentang pentingnya investasi pada riset dan pendidikan di berbagai bidang, sehingga semakin banyak talenta muda Indonesia yang dapat mengembangkan inovasi di masa depan. Dengan demikian, pencapaian ini bukan hanya menjadi inspirasi, tetapi juga sebuah tonggak bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan dunia.

Referensi

Fikih, Abdul. 2024. Dosen UI Raih Paten Sel Punca Xeno Free di Inggris. Diakses pada 23 Oktober 2024 dari https://www.ui.ac.id/dosen-ui-raih-paten-sel-punca-xeno-free-di-inggris/

Hua, et al. 2022. Development and evaluation of a novel xeno-free culture medium for human-induced pluripotent stem cells. Diakses pada 23 Oktober 2024 dari https://stemcellres.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13287-022-02879-z#Sec15

Putri, D.A. 2024. Mahasiswa Indonesia Raih Hak Paten Penelitian Sel Punca di Inggris. Diakses pada 23 Oktober 2024 dari https://news.seatoday.com/dhita-ariiqoh-putri/9215/mahasiswa-indonesia-raih-hak-paten-penelitian-sel-punca-di-inggris

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.