Sobat Warstek sudah baca artikel sebelumnya nggak? yang ini Vape: Antara Tren dan Ancaman Kesehatan, Sobat Warstek Wajib Tahu!, nah kali ini kita akan lebih banyak bahas terkait rokok lonvensional yah. jangan bosan-bosan sobat warsek. kuy yuk disimak penjelasan berikut;
Siapa yang tidak kenal dengan rokok? Sejak dulu, rokok sudah menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang, baik di kota maupun di desa. Ada yang merokok untuk menghilangkan stres, ada yang menganggapnya sebagai kebiasaan sosial, dan ada pula yang sudah terjebak dalam candunya sejak remaja. Tapi, pernahkah Sobat Warstek berpikir, apa sebenarnya yang kita hisap dalam sebatang rokok? Dan mengapa rokok tetap eksis meski sudah jelas berbahaya? Yuk, kita bahas lebih dalam.
- Statistik Rokok di Indonesia: Negeri dengan Perokok Terbanyak di Dunia
- Kandungan Rokok: Lebih dari Sekadar Tembakau
- Nikotin – Zat Adiktif yang Bikin Kecanduan
- Tar – Zat Lengket yang Mengotori Paru-Paru
- Karbon Monoksida – Gas Beracun yang Menggantikan Oksigen
- Benzena – Senyawa Beracun dalam Asap Rokok
- Formaldehida & Asetaldehida – Zat Kimia Pengawet yang Beracun
- Logam Berat – Partikel Mematikan dalam Asap Rokok
- Dampak Rokok terhadap Kesehatan: Apa yang Terjadi Jika Terus Merokok?
Statistik Rokok di Indonesia: Negeri dengan Perokok Terbanyak di Dunia

Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, 28,62% penduduk berusia di atas 15 tahun masih merokok. Bahkan, menurut riset Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021, lebih dari 70 juta orang di Indonesia adalah perokok aktif.
Rokok menjadi penyebab lebih dari 290.000 kematian per tahun di Indonesia, terutama akibat penyakit jantung, stroke, dan kanker paru-paru. Lebih dari 60% pria dewasa di Indonesia merokok, dan tren perokok perempuan juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Anak-anak dan remaja semakin banyak yang merokok—bahkan 1 dari 3 remaja laki-laki di Indonesia sudah mencoba rokok sebelum usia 15 tahun. Dari data ini, jelas bahwa rokok bukan sekadar masalah individu, tapi sudah menjadi krisis kesehatan masyarakat.
Kandungan Rokok: Lebih dari Sekadar Tembakau
Banyak orang berpikir bahwa rokok hanya mengandung tembakau yang dibakar. Faktanya, setiap batang rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia, dan sekitar 70 di antaranya bersifat karsinogenik (pemicu kanker)
Nikotin – Zat Adiktif yang Bikin Kecanduan

Nikotin adalah zat utama dalam rokok yang menyebabkan kecanduan. Saat dihisap, nikotin dengan cepat mencapai otak dalam 10 detik dan menciptakan efek senang sesaat. Tapi di balik itu, nikotin juga meningkatkan tekanan darah, mempercepat detak jantung, dan merusak sistem saraf pusat.
Efek jangka panjang nikotin:
1. Memicu kecanduan yang sulit dihentikan.
2. Menyebabkan stres dan kecemasan ketika tubuh kekurangan nikotin.
3. Meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Tar – Zat Lengket yang Mengotori Paru-Paru
Tar adalah residu hitam lengket yang dihasilkan saat tembakau dibakar. Zat ini menumpuk di paru-paru dan menyebabkan:
1. Kerusakan jaringan paru-paru dan gangguan pernapasan. 2. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
3. Risiko kanker paru-paru yang meningkat drastis.
Karbon Monoksida – Gas Beracun yang Menggantikan Oksigen
Rokok juga menghasilkan karbon monoksida (CO), gas beracun yang mengikat hemoglobin dalam darah lebih kuat daripada oksigen. Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen, menyebabkan kelelahan, pusing, dan peningkatan risiko serangan jantung.
Benzena – Senyawa Beracun dalam Asap Rokok
Benzena adalah zat yang juga ditemukan dalam asap knalpot dan bahan bakar industri. Paparan jangka panjang terhadap benzena dapat menyebabkan leukemia dan gangguan sumsum tulang.
Formaldehida & Asetaldehida – Zat Kimia Pengawet yang Beracun
Kedua zat ini digunakan untuk mengawetkan mayat dan bahan kimia industri. Saat dihirup dari asap rokok, formaldehida dan asetaldehida dapat menyebabkan:
Logam Berat – Partikel Mematikan dalam Asap Rokok

Sebatang rokok mengandung berbagai logam berat seperti:
a. Kadmium (Cd) – Beracun bagi ginjal dan hati.
b.Timbal (Pb) – Menyebabkan gangguan saraf dan penurunan fungsi kognitif.
c.Arsenik (As) – Zat beracun yang dapat menyebabkan kanker kulit dan paru-paru.
Dampak Rokok terhadap Kesehatan: Apa yang Terjadi Jika Terus Merokok?
- Paru-Paru Rusak Seiring Waktu
Perokok aktif memiliki risiko 15–30 kali lebih besar terkena kanker paru-paru dibandingkan bukan perokok. Asap rokok menyebabkan paru-paru kehilangan elastisitas, sehingga napas menjadi berat dan rentan terkena bronkitis kronis, emfisema, serta PPOK. - Penyakit Jantung dan Stroke
Nikotin dan karbon monoksida dalam rokok menyebabkan:
a. Penyempitan pembuluh darah.
b. Peningkatan tekanan darah.
c. Penumpukan plak yang bisa memicu serangan jantung dan stroke mendadak. - Gangguan Kesuburan
Pada pria, merokok dapat menurunkan jumlah dan kualitas sperma, meningkatkan risiko impotensi.
Pada wanita, merokok dapat menyebabkan gangguan menstruasi, komplikasi kehamilan, hingga keguguran. - Penuaan Dini
Merokok mempercepat penuaan kulit karena:
a. Mengurangi aliran darah ke kulit, membuatnya kusam dan berkerut.
b. Merusak kolagen yang membuat kulit elastis.
Mengapa Industri Rokok Tetap Bertahan?
Meski bahaya rokok sudah jelas, industri rokok tetap bertahan karena: - Pendapatan besar bagi negara yaitu merupakan Industri rokok menyumbang ratusan triliun rupiah dalam bentuk cukai setiap tahunnya.
- Iklan dan promosi masif – Rokok sering dikaitkan dengan maskulinitas, kebebasan, dan gaya hidup keren.
- Kurangnya regulasi ketat – Harga rokok di Indonesia masih murah dibandingkan negara lain, sehingga tetap mudah diakses oleh masyarakat.

Jika ingin hidup lebih sehat dan panjang umur, mengurangi atau berhenti merokok adalah keputusan terbaik yang bisa kita ambil.
Rokok, Kenikmatan Sesaat dengan Harga yang Terlalu Mahal
Sobat Warstek, rokok konvensional bukan sekadar kebiasaan, tapi ancaman serius bagi kesehatan kita. Kandungan zat beracun di dalamnya tidak hanya merusak paru-paru, tetapi juga jantung, otak, dan hampir seluruh organ tubuh.
Apakah layak mengorbankan kesehatan hanya demi kenikmatan sesaat?
Referensi:
1. Badan Pusat Statistik (BPS) – Data Perokok di Indonesia (https://www.bps.go.id)
2. WHO – Dampak Kesehatan dari Rokok (https://www.who.int)
3. Kementerian Kesehatan RI – Rokok dan Penyakit yang Ditimbulkan (https://www.kemkes.go.id)

