Hampir semua orang pernah mengalaminya: sensasi aneh ketika bulu-bulu halus di kulit berdiri, kulit terasa seperti berbintik-bintik kecil, dan tubuh seolah bergelombang atau bergidik. Reaksi ini bisa muncul dalam berbagai situasi, misalnya saat udara dingin menusuk, ketika kita mendengar kisah yang menegangkan, atau bahkan saat mendengarkan lagu yang begitu menyentuh dan emosional.
Fenomena ini dikenal dengan istilah merinding, dan dalam dunia sains disebut piloereksi. Secara sederhana, piloereksi adalah respons otomatis tubuh yang dikendalikan oleh sistem saraf otonom, bagian dari sistem saraf yang bekerja tanpa kita sadari. Ketika kita mengalami rangsangan tertentu, otot-otot kecil di bawah kulit yang disebut arrector pili berkontraksi, menyebabkan rambut-rambut halus di kulit berdiri tegak. Pada hewan berbulu, ini berguna untuk membuat tubuh terlihat lebih besar saat merasa terancam, atau untuk mempertahankan panas tubuh. Pada manusia, meski efek perlindungannya sudah tidak terlalu signifikan, respons ini tetap bertahan sebagai bagian dari warisan evolusi.
Menariknya, merinding tidak hanya dipicu oleh rasa takut atau dingin, tapi juga bisa muncul akibat respons emosional yang kuat, seperti rasa haru, kagum, atau keterhubungan mendalam dengan sesuatu. Jadi, setiap kali kamu merinding saat mendengar lagu favorit atau menyaksikan adegan yang menyentuh, itu adalah bukti bahwa tubuh dan emosi kita saling terhubung secara kompleks dan menakjubkan.
Merinding terlihat seperti reaksi sepele. Tapi di baliknya, tersimpan kisah evolusi, kerja saraf yang kompleks, dan bahkan mekanisme pertahanan tubuh.
Merinding terjadi ketika otot kecil yang melekat pada setiap folikel rambut (otot arrector pili) berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan rambut berdiri tegak, menciptakan permukaan kulit yang tampak bergelombang atau seperti kulit angsa (goosebumps).
Proses ini dikendalikan oleh sistem saraf simpatis, yaitu bagian dari sistem saraf otonom yang aktif saat tubuh dalam keadaan “siaga tinggi” atau dalam mode fight-or-flight yaitu respons tubuh terhadap stres atau ancaman.
Yang menarik, merinding adalah refleks yang terjadi di luar kesadaran kita. Artinya, tubuh melakukannya secara otomatis, sebagai bentuk perlindungan atau respons emosional, bahkan sebelum kita menyadarinya.
Pada banyak hewan berbulu tebal seperti kucing atau anjing, merinding memiliki fungsi penting. Ketika bulu mereka berdiri, itu menciptakan lapisan udara hangat di dekat kulit, yang membantu menahan panas tubuh dan melindungi dari cuaca dingin.
Manusia juga mewarisi mekanisme ini, tapi karena kita hanya memiliki sedikit rambut di tubuh, efek isolasinya sangat terbatas. Jadi meskipun otot kita tetap bereaksi terhadap dingin dengan membuat rambut berdiri, manfaat praktisnya sudah tidak sebesar dulu.
Ini yang oleh ilmuwan disebut sebagai vestigial response yaitu respons biologis yang dulunya berguna bagi nenek moyang kita, tetapi kini hanya menjadi “jejak evolusi” yang masih tersisa.
Selain saat dingin, merinding juga sering muncul ketika kita merasa takut, cemas, atau terancam. Misalnya saat mendengar suara menyeramkan, menonton film horor, atau berada dalam situasi berbahaya.
Dalam situasi ini, tubuh kita mengaktifkan respon fight-or-flight. Salah satu hormon utama yang dilepaskan adalah adrenalin, hormon yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat, pernapasan meningkat, dan otot folikel rambut berkontraksi.
Pada hewan, reaksi ini bisa membuat tubuh mereka tampak lebih besar dan menyeramkan, misalnya saat kucing membusungkan bulunya. Meskipun pada manusia efek visualnya kecil, reaksi ini tetap terjadi karena otak tidak membedakan antara ancaman nyata atau hanya persepsi ancaman reaksinya tetap sama.
Menariknya, manusia juga bisa merinding bukan karena dingin atau takut, tapi karena emosi positif. Misalnya:
- Saat mendengar musik yang indah atau menyentuh.
- Saat menyaksikan momen dramatis dalam film.
- Saat mengingat pengalaman emosional yang kuat.
Fenomena ini disebut frisson, reaksi fisiologis terhadap lonjakan emosi yang intens. Penelitian menunjukkan bahwa frisson melibatkan aktivasi sistem dopamin (neurotransmitter yang berkaitan dengan kenikmatan), serta area otak yang memproses emosi dan sensorik.
Artinya, merinding juga bisa menjadi “tanda” bahwa otak kita sedang menikmati momen emosional yang mendalam, meskipun tidak ada ancaman nyata atau suhu dingin yang memicu reaksi tersebut.
Penelitian terbaru bahkan mengungkap bahwa saraf yang terlibat dalam proses piloereksi juga memiliki peran dalam pertumbuhan rambut. Studi pada tikus menunjukkan bahwa stimulasi saraf yang menyebabkan merinding bisa memicu aktivitas sel punca folikel rambut, yang berperan dalam regenerasi rambut saat suhu dingin.
Dengan kata lain, piloereksi bukan hanya respons jangka pendek terhadap suhu atau emosi, tapi juga berpotensi memicu proses perbaikan jaringan kulit dan pertumbuhan rambut. Ini memperkuat bukti bahwa merinding punya fungsi biologis yang lebih luas dari yang selama ini kita kira.
Kapan Merinding Menjadi Tanda Masalah?
Meski umumnya normal, merinding yang muncul secara berlebihan, berulang tanpa sebab jelas, atau disertai gejala lain seperti kesemutan, pusing, atau gangguan kesadaran bisa menjadi tanda gangguan medis seperti:
- Epilepsi lobus temporal
- Disfungsi saraf simpatis
- Efek samping obat tertentu
- Gangguan sistem saraf pusat
Jika kamu mengalami gejala semacam ini secara rutin, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli saraf.
Merinding hanyalah sekejap reaksi, namun di baliknya tersimpan cerita panjang tentang bagaimana tubuh manusia berevolusi untuk bertahan hidup. Dari perlindungan terhadap dingin, respons terhadap ancaman, hingga ekspresi emosi yang mendalam, semua terangkum dalam gerakan kecil otot-otot mikroskopis di kulit kita.
Jadi lain kali kamu merinding saat mendengarkan lagu kesukaan atau tersentuh oleh momen penuh makna, ingatlah: tubuhmu sedang berbicara. Dalam bahasa yang diwariskan oleh jutaan tahun evolusi.
REFERENSI:
Castro, Isabel Anna De. 2025. The Neurophysiology of Tingles: A Systematic Review of Autonomous Sensory Meridian Response. Researchget.net: https://www.researchgate.net/profile/Isabel-De-Castro-5/publication/387857059_The_Neurophysiology_of_Tingles_A_Systematic_Review_of_Autonomous_Sensory_Meridian_Response/links/677fb424fb021f2a47e46517/The-Neurophysiology-of-Tingles-A-Systematic-Review-of-Autonomous-Sensory-Meridian-Response.pdf

