Fakta Ilmiah di Balik Klaim Seblak Bisa Picu Kista Rahim

Belakangan ini, isu tentang penyakit kista ovarium atau kista rahim pada perempuan menjadi topik hangat di media sosial, khususnya di […]

Belakangan ini, isu tentang penyakit kista ovarium atau kista rahim pada perempuan menjadi topik hangat di media sosial, khususnya di platform X (sebelumnya Twitter). Banyak pengguna yang mengaitkan kondisi ini dengan pola makan yang tidak sehat, termasuk kebiasaan mengonsumsi makanan seperti seblak, mie instan, atau bakso secara berlebihan.

Salah satu pengguna, dengan akun @D***tyas***9, membagikan pengalamannya yang menarik perhatian banyak orang. Ia mengaku menderita beberapa kondisi medis, seperti miom, kista, dan usus buntu, yang menurutnya dipicu oleh pola makan tidak sehat. “Mie instan, seblak, bakso. Karena tiga makanan ini, tubuh saya terkena miom, kista, dan usus buntu. Saya harus menjalani operasi untuk ketiga penyakit itu sekaligus. Untuk anak-anak muda atau siapa pun, boleh makan, tapi jangan berlebihan ya,” tulisnya dalam unggahannya.

Pernyataan seperti ini memicu diskusi luas di kalangan netizen dan menimbulkan kekhawatiran tentang hubungan antara konsumsi makanan tertentu dan risiko kesehatan. Namun, untuk memahami apakah klaim ini sepenuhnya benar atau hanya kebetulan, perlu ada penjelasan ilmiah yang lebih mendalam tentang kaitan antara pola makan, kista, dan kondisi kesehatan lainnya. Penelitian ilmiah diperlukan untuk memvalidasi atau membantah klaim ini, agar masyarakat tidak salah paham dan dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang akurat.

Salah satu pengguna media sosial berbagi pengalaman pribadinya terkait pola makan yang tidak sehat dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi. “Tahun 2020, saya sering makan sembarangan seperti bakso, mie ayam, junk food, seblak, dan lain-lain. Akhirnya, haid saya tidak berhenti selama satu bulan disertai rasa sakit luar biasa. Setelah periksa ke dokter dan melakukan USG, ternyata ada kista 6 cm di ovarium saya. Alhamdulillah, dokter tidak menyarankan operasi, tetapi saya harus minum obat dan menghindari junk food,” tulisnya.

Dikutip dari detik.com Menanggapi hal ini, dr. Muhammad Fadli, SpOG, seorang spesialis obstetri dan ginekologi, menjelaskan bahwa pola makan yang tidak sehat memang dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kista ovarium. Menurutnya, terlalu sering mengonsumsi makanan seperti seblak, terutama jika tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan, berpotensi memengaruhi kesehatan reproduksi. Seblak dan makanan serupa sering kali tinggi akan natrium, pengawet, dan lemak trans, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat berdampak negatif pada keseimbangan hormon dan metabolisme tubuh.

Namun, dr. Fadli juga menekankan bahwa kista ovarium tidak hanya disebabkan oleh makanan. Faktor-faktor lain seperti genetik, gangguan hormonal, dan gaya hidup secara keseluruhan juga berperan. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres guna menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Jika muncul gejala seperti menstruasi yang tidak normal atau nyeri hebat, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Terlalu sering mengonsumsi seblak, yang biasanya kaya akan karbohidrat dan minyak, dapat berdampak negatif pada kesehatan, terutama dengan meningkatkan Body Mass Index (BMI) atau indeks massa tubuh, serta mengganggu keseimbangan hormon tubuh. “Seblak ini kan penuh dengan karbohidrat dan minyak, yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan memengaruhi pola hormon,” jelas dr. Muhammad Fadli, SpOG,.

Kegemukan atau obesitas yang disebabkan oleh pola makan seperti ini dapat memengaruhi produksi hormon, termasuk estrogen. Dr. Fadli menjelaskan bahwa hormon estrogen, selain diproduksi di ovarium, juga diproduksi oleh sel-sel lemak adiposa—yaitu jaringan lemak di tubuh. Ketika seseorang memiliki kelebihan lemak, produksi estrogen dari jaringan lemak ini dapat meningkat secara berlebihan. Kelebihan estrogen inilah yang dapat memicu munculnya kista ovarium, yaitu kantung berisi cairan yang tumbuh di atau di dalam ovarium.

Keseimbangan hormon sangat penting untuk kesehatan reproduksi. Jika hormon seperti estrogen berada pada level yang terlalu tinggi atau tidak stabil, berbagai masalah kesehatan dapat terjadi, termasuk gangguan siklus menstruasi, munculnya kista, atau bahkan risiko penyakit lain yang lebih serius. Oleh karena itu, menjaga pola makan yang seimbang dan mengontrol berat badan menjadi kunci untuk meminimalkan risiko gangguan hormonal ini. Dr. Fadli juga mengingatkan pentingnya gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur, konsumsi makanan bergizi, dan pemeriksaan kesehatan rutin, untuk mencegah masalah kesehatan terkait hormon dan berat badan.

Menjaga pola makan dengan asupan gizi yang seimbang adalah langkah penting bagi setiap orang, bukan hanya untuk mencegah kista, tetapi juga untuk meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pola makan sehat yang kaya akan nutrisi membantu tubuh bekerja optimal, menjaga keseimbangan hormon, dan mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan reproduksi.

Namun, penting juga untuk mengenali gejala kista ovarium yang sering kali tidak disadari. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:

  1. Siklus menstruasi yang tidak teratur, seperti durasi haid yang terlalu lama atau terlalu pendek.
  2. Nyeri haid berlebih yang lebih intens daripada biasanya.
  3. Kembung atau rasa penuh di perut bagian bawah.
  4. Mual, terutama jika disertai gejala lainnya.
  5. Benjolan di bawah perut, yang mungkin terasa saat disentuh.
  6. Perut membesar tanpa alasan yang jelas.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, terutama jika berlangsung dalam waktu lama atau berulang, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Pemeriksaan medis, seperti ultrasonografi (USG), dapat membantu dokter memastikan apakah gejala tersebut berkaitan dengan kista atau kondisi medis lainnya. Semakin cepat masalah teridentifikasi, semakin besar peluang untuk mendapatkan pengobatan yang efektif. Dokter dapat memberikan perawatan yang sesuai, mulai dari pemberian obat hingga tindakan medis lain, tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Ingat, langkah pencegahan dan penanganan dini adalah kunci untuk menjaga kesehatan reproduksi dan kualitas hidup.

REFERENSI:

Pratiwi, L dkk. 2024. Mengenal Mioma Uteri dan Kista Ovarium (Sudut Pandang Teori & Penelitian). Sukabumi:  CV Jejak.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *