Nenek Moyang Sapi
Sapi adalah istilah umum yang merujuk pada mamalia berkaki empat dari genus Bos yang merupakan hasil domestikasi dari auroch liar (Bos primigenius) yang sudah lama punah. Secara umum, Ada dua jenis sapi domestik yang biasa diternakkan oleh manusia: Sapi berpunuk (Bos indicus) atau biasa disebut sebagai sapi zebu yang berasal dari asia dan sapi tak berpunuk (Bos taurus) atau biasa disebut pula sebagai sapi taurin yang berasal dari daratan eropa. Sapi petarung spanyol (banyak yang salah menyebutnya sebagai banteng) dan banteng jawa adalah kerabat dekat sapi domestik karena keduanya juga merupakan anggota genus Bos. Auroch liar yang merupakan nenek moyang sapi hidup pada kala pleistosen hingga beberapa abad lalu. Binatang ini mirip dengan sapi, namun dengan ukuran yang lebih besar dan sifat lebih agresif daripada sapi hasil domestikasi. Auroch liar terakhir mati pada tahun 1627 di hutan Jaktorow, Polandia.
Domestikasi Auroch
Ajmone-Marsan et al (2010:149) mengungkapkan bahwa bukti tertua adanya domestikasi auroch ini menunjukkan masa antara 8.800 hingga 8.300 tahun sebelum masehi, atau lebih dari 10.000 tahun lalu pada zaman batu muda. Bukti genetik dan arkeologis yang ada juga menunjukkan bahwa domestikasi auroch ini tidak terjadi hanya sekali pada satu tempat saja, namun terjadi dua atau tiga kali di tempat yang berbeda. Hirst (2019) menjelaskan bahwa domestikasi auroch terjadi sebanyak tiga kali, masing-masing di wilayah barat daya asia, Lembah Indus, dan afrika.
Sapi tak berpunuk (Bos taurus) merupakan hasil domestikasi dari Bos p. primigenius sejak sekitar 10.500 tahun lalu di daerah fertile crescent (bulan sabit subur). Fertile crescent ini terdiri dari sejumlah daerah yang sekarang merupakan sebagian wilayah dari negara Israel, Yordania, Mesir, dan Iraq yang membentuk bulan sabit di peta. Di Lorenzo et al (2016:71 ) dalam artikelnya menyebut bahwa domestikasi Bos taurus paling mungkin terjadi di wilayah barat perbatasan Turki-Suriah, yang masih termasuk wilayah fertile crescent. Spesies Bos taurus yang berasal dari wilayah ini kemudian menyebar hingga ke daerah Turki, Balkan, bahkan mencapai bagian utara Italia. Berdasar temuan arkeologis, Bos taurus ini menyebar ke Eropa melalui garis pantai Mediterania dan juga rute sepanjang Sungai Danube (Ajmone-Marsan et al, 2010:150). Sekitar 5.000 tahun kemudian, Bos Taurus juga muncul di timur laut Asia (Mongolia, China, Korea).
Domestikasi auroch kedua terjadi sekitar 7.000 tahun lalu, atau 3.000 tahun setelah domestikasi pertama. Domestikasi kedua ini terjadi di Lembah Indus yang sekarang merupakan wilayah Pakistan dan sebagian India. Di sinilah tempat bermulanya domestikasi spesies Bos primigenius namadicus dan menghasilkan spesies Bos Indicus (sapi berpunuk) yang nama lainnya adalah sapi zebu. Sapi zebu ini kemudian menyebar dari wilayah asalnya di Lembah Indus menuju wilayah China dan Asia Tenggara. Antara 2.500 hingga 3.500 tahun lalu, sapi zebu juga bermigrasi menuju Afrika Timur.
Kemungkinan Domestikasi di Afrika
Terakhir, ada pula kemungkinan terjadinya domestikasi di Afrika sekitar 8.000-9.000 tahun lalu, dengan spesies yang mungkin terlibat adalah Bos taurus atau Bos taurus africanus. Dibandingkan dua peristiwa domestikasi yang lain, domestikasi auroch di afrika masih samar dan kemungkinan terjadinya juga masih diperdebatkan oleh para ahli. Diperkirakan, domestikasi auroch ketiga ini terjadi di tenggara Afrika. Sisa-sisa spesies Bos taurus ditemukan di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Mesir. Peninggalan yang menunjukkan adanya domestikasi ditemukan di sejumlah situs seperti Nabta Playa, Bir Kiseiba, Wadi El-Arab, dan El-Barga. Ada perbedaan signifikan antara spesies Bos taurus yang ditemukan di afrika dengan spesies Bos taurus dari daerah lain, di mana spesies yang tinggal di afrika memiliki ketahanan terhadap penyakit trypanosomosis yang disebabkan oleh lalat tsetse (Hirst, 2019).
Domestikasi auroch dalam waktu yang lama telah menghasilkan sapi peliharaan manusia yang memiliki beragam manfaat. Manusia mengkonsumsi daging dan susu sapi sebagai bahan makanan, dan mengolah bagian lainnya dari tubuh sapi seperti tanduk, tulang, dan kulit menjadi berbagai kerajinan. Sapi juga memiliki peran penting dalam tradisi sejumlah agama dan kebudayaan.
Referensi
Ajmone-Marsan, P., Garcia, J. F., & Lenstra, J. A. (2010). On the origin of cattle: how aurochs became cattle and colonized the world. Evolutionary Anthropology: Issues, News, and Reviews, 19(4), 148–157.
Britannica, T. E. of E. (2020). Fertile Crescent. https://www.britannica.com/place/Fertile-Crescent
Di Lorenzo, P., Lancioni, H., Ceccobelli, S., Curcio, L., Panella, F., & Lasagna, E. (2016). Uniparental genetic systems: A male and a female perspective in the domestic cattle origin and evolution. Electronic Journal of Biotechnology, 23, 69–78.
Hirst, K. K. (2019). History of Domestication of Cows and Yaks. https://www.thoughtco.com/history-of-the-domestication-of-cows-170652
Pitt, D., Sevane, N., Nicolazzi, E. L., MacHugh, D. E., Park, S. D. E., Colli, L., Martinez, R., Bruford, M. W., & Orozco-terWengel, P. (2019). Domestication of cattle: Two or three events? Evolutionary Applications, 12(1), 123–136.
Claudio Ihwanto adalah seorang mahasiswa