Pemanfaatan Lumpur (Sludge) Industri sebagai Bahan Baku Kertas Kemasan

Oleh:  Ipunk Saepullah sludge Kertas merupakan produk yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, penggunaan kertas mulai menurun dari tahun ke tahun […]

Oleh:  Ipunk Saepullah sludge

Kertas merupakan produk yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, penggunaan kertas mulai menurun dari tahun ke tahun hingga terkenal trend sekarang yaitu “paperless world” atau dunia tanpa kertas. Trend ini seakan menyudutkan industri kertas di Indonesia bahkan dunia bahwa produk kertas saat ini tidak berguna. Namun faktanya hal itu dipandang hanya dari sebagian sisi. Mungkin dipandang melalui sisi produk kertas yang mulai terganti oleh teknologi sekarang seperti buku cetak yang terganti dengan e-book dan sebagainya. Bagaimanapun, produk kertas yang berfungsi sebagai kemasan tetap dibutuhkan masyarakat seperti untuk kertas makanan, elektronik, mesin, logam, dan lainnya.

Kertas kemasan salah satunya yaitu kertas karton gelombang (KKG) atau masyarakat sering menyebutnya dengan nama kardus ini merupakan produk yang hingga saat ini masih sangat dibutuhkan. Banyak industri kertas yang memproduksi kertas kemasan ini di Indonesia. Kertas karton gelombang (KKG) atau kertas kardus terdiri dari dua jenis kertas yaitu kertas lainer dan medium. Kertas lainer merupakan kertas yang digunakan pada tepi kardus yang berfungsi sebagai penyekat, sedangkan kertas medium merupakan kertas yang digunakan sebagai kertas bergelombang (flute) pada kardus.  Kertas medium ini memiliki kualitas dan spesifikasi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kertas lainer karena pada penggunaan akhirnya kertas medium berada di bagian dalam kertas kardus atau di apit kertas lainer.

Kertas lainer dan medium di produksi dari bahan baku berserat baik itu serat virgin maupun serat sekunder. Serat virgin berasal dari pulp yang dibuat dari bahan baku kayu. Sedangkan serat sekunder yaitu serat dari kertas bekas yang di daur ulang. Trend sebelumnya banyak yang melakukan penelitian untuk menghemat bahan baku kayu atau serat virgin dengan kertas bekas. Namun faktanya setelah saya amati langsung di salah satu industri kertas di Indonesia. Ternyata kertas bisa dibuat dengan 100% kertas bekas bahkan disini saya mengamati bahwa kertas medium bisa di produksi dengan lumpur (sludge) dari unit pengolahan limbah meskipun komposisi nya tidak besar.

Lumpur (sludge) merupakan residu dari pengolahan limbah yang masih mengandung banyak komponen berharga yaitu serat selulosa khususnya di industri kertas. Kandungan serat inilah yang memicu peneliti untuk melakukan penelitian apakah serat ini masih bisa dimanfaatkan pada proses pembuatan kertas terutama kertas kemasan.

Menurut pengamatan langsung saya di industri melalui praktik kerja selama 3 bulan ternyata dengan komposisi lumpur dari pengolahan limbah yang diolah dengan menggunakan unitnya tersendiri yang meliputi unit utama yaitu pulper sebagai pengurai lumpur yang diletakan di dasar tanah (underground) untuk memudahkan memasukan lumpur pada pulper, lalu terdapat unit pembersihan seperti screen untuk memisahkan kontaminan berdasarkan ukuran dan cleaner untuk memisahkan kontaminan berdasarkan massa jenis hingga serat yang terkandung pada lumpur ini terpisahkan dan dimasukan pada bak penampung (chest) . setelah di tampung serat dari lumpur dilakukan pencampuran dengan bahan baku lain lebih tepatnya dengan kertas bekas yang memiliki komponen serat panjang dan pendek. Setelah pencampuran bubur kertas (stock) akan melewati unit lainnya dan nantinya akan melewati unit pembentukan, pengepresan, dan pengeringan kertas. Unit tersebut terkenal dengan sebutan mesin kertas (paper machine).

Ternyata dengan stock (bubur kertas) yang memiliki komposisi kertas bekas 78%, broke (kertas abnormal) 10% dan lumpur (sludge) 12% mampu memberikan kertas medium gramatur 125 gsm memenuhi syarat standar industri untuk kertas medium. Yaitu didapat nilai tekan datar (concora) sebesar 18 kgf, tekan lingkar (ring crush) silang mesin sebesar 12.5 kgf, internal bonding sebesar 180 J/m2, cobb size (120 menit) sebesar 120 g/m2,dan  tensile strength sebesar 2.8 kgf/15mm. sedangakan menurut SNI tahun 2006 persyaratan kertas medium sebagai berikut :

Gambar I. Tabel persyaratan mutu kertas medium SNI 2006

Dapat disimpulkan dengan teknologi yang semakin maju, manusia selalu ingin proses semakin efektif dan efisien. Dalam artikel ini didapat hasil bahwa bahan baku berserat (selulosa) untuk kertas dari kayu bisa dilakukan penghematan atau substitusi dengan kertas bekas bahkan bisa dilakukan dengan lumpur (sludge) dari unit pengolahan limbah industri. Sehingga dengan ini mampu meningkatkan laju produksi dengan bahan baku yang semakin berkurang serta kualitas lingkungan semakin baik sebab pemanfaatan lumpur ini akan berdampak juga pada beban lumpur pada pengolahan limbah industri khususnya industri kertas.

DAFTAR PUSTAKA

  • Holik, H. (2006) : Handbook of Paper and Board, WILEY-VCH Verlag GmbH & Co, Weinheim, Germany
  • Gary M.Scott (1995) : Sludge Characteristics and Disposal Alternatives for Recycled Fiber Plants. Tappi Proceeding, Atlanta
  • Smook, G.A. (1992) : Handbook  for Pulp and Paper Technologist second edition, Vancouver B.C, Canada
  • Biermann, C. J. (1996) : Handbook of Pulping and Papermaking 2nd, Academic press, California
  • Casey, J. P. (1981) : Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology 3rd Edition,, John Wiley & Sons, New York

2 thoughts on “Pemanfaatan Lumpur (Sludge) Industri sebagai Bahan Baku Kertas Kemasan”

  1. Waah limbah sludge industry ternyata bisa dimanfaafkan ulang menjadi kertas ya, tapi apakah semua sludge industry apa saja bisa ?, Dan untuk range lama penyimpanan, apakah sludge yang sudah disimpan lebih dari sebulan di open dumping Masih bisa dipakai ?

    1. Menurut pengamatan di salah satu industri kertas lumpur yang di gunakan merupakan lumpur dari indutri kertas yang masih memiliki padatan solid berupa serat selulosa yang terbawa pada white water. Nah white water ini memiliki sifat jenuh semakin lama semakin keruh. Ketika white water sudah tidak layak pakai untuk produksi kertas maka white water di olah di IPAL. Jadi saat pengolahan lumpur di IPAL, Lumpur ini masih banyak mengandung selulosa yang terbawa lewat white water.
      Untuk lumpur industri lain nya, kita bisa pahami karakter lumpur itu sendiri apakah lumpur itu mengandung serat selulosa yg masih bisa dimanfaatkan atau tidak. Masalah open dumping sebenarnya tidak masalah sebab lumpur masih mengandung selulosa asal kondisi masih sama seperti sebelumnya (basah) namun jika lumpur itu sudah kering akan susah diolah. Maka lebih baik lumpur yang masih basah langsung diolah untuk proses pemisahan serat selulosa. Terima kasih

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.

Scroll to Top