Sebuah studi di dunia telah menemukan hampir tidak ada tempat di Bumi yang memiliki tingkat polusi udara yang selalu aman. Studi yang dipimpin oleh Universitas Monash di Australia menemukan bahwa hanya 0,001 persen dari populasi dunia yang terpapar tingkat polusi udara yang rendah pada tahun 2019; secara global, 70 persen dari total hari melebihi batas aman.
Polusi udara menyebabkan sekitar 8 juta kematian setiap tahunnya. Partikel kecil dengan lebar kurang dari 2,5 mikrometer (dikenal sebagai PM2,5) dapat masuk ke saluran udara dan pembuluh darah, menyebabkan stroke, kanker paru-paru, dan penyakit jantung.
Tingkat Rata-Rata Polusi Udara Di Seluruh Dunia Lebih Dari Dua Kali Lipat Dari Batas Yang Ditetapkan WHO
Grafik menunjukkan rata-rata PM2.5 tahunan selama dua dekade (2000-2019). Setiap titik mewakili stasiun pemantauan. (Yu dkk., Lancet Planetary Health, 2023)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan ambang batas keamanan paparan PM2,5 harian menjadi 15 μg/m3, tetapi antara tahun 2000 dan 2019, tingkat rata-rata polusi udara di seluruh dunia lebih dari dua kali lipat dari batas tersebut (32,8 µg/m3).
Studi ini merupakan yang pertama kali menunjukkan perubahan paparan polusi udara harian secara global selama beberapa dekade. Data diambil dari 5.446 stasiun pemantauan di 65 negara dan diproses menggunakan pembelajaran mesin dan simulasi.
Asia Timur memiliki polusi udara terburuk selama dua dekade terakhir ini, dengan rata-rata paparan PM2,5 tahunan sebesar 50 μg/m3, diikuti oleh Asia Selatan (37,2 μg/m3) dan Afrika Utara bagian utara (30 μg/m3). Sedangkan daerah yang memiliki tingkat polusi udara PM2.5 terendah selama dua dekade adalah Australia dan Selandia Baru (8,5 μg/m³), wilayah lain di Oseania (12,6 μg/m³), dan Amerika bagian selatan (15,6 μg/m³).
(Yu dkk., Lancet Planetary Health, 2023)
Konsentrasi polusi udara menurun di Eropa dan Amerika Utara antara tahun 2000 dan 2019, namun meningkat di Asia Selatan, Australia dan Selandia Baru, Amerika Selatan, dan Karibia.
Polusi Udara Memiliki Pola Musiman
Ilustrasi Pergantian Musim
Di bagian timur laut China dan utara India, penggunaan bahan bakar fosil untuk memanaskan rumah menciptakan puncak polusi udara selama musim dingin. Namun, pola yang berlawanan terlihat di pantai timur Amerika Utara, di mana PM2,5 mencapai puncaknya pada bulan-bulan musim panas.
Kebakaran hutan dan badai debu yang terkait dengan perubahan iklim juga mungkin telah berkontribusi pada polusi udara di wilayah tenggara Australia pada tahun 2019, demikian disampaikan para peneliti. “Studi ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang kondisi polusi udara luar ruangan saat ini dan dampaknya terhadap kesehatan manusia,” kata peneliti kualitas udara dari Universitas Monash, Yuming Guo.
“Dengan informasi ini, para pembuat kebijakan, pejabat kesehatan masyarakat, dan peneliti dapat lebih baik menilai dampak kesehatan jangka pendek dan jangka panjang dari polusi udara dan mengembangkan strategi mitigasi polusi udara.”
Polusi PM2.5 terbentuk saat adanya pembakaran bahan bakar fosil, emisi kendaraan bermotor, kebakaran kayu, kompor gas, kebakaran hutan, atau badai debu menghasilkan campuran toksik nitrat, karbon, sulfat, timbal, dan arsenik yang tergantung di udara.
Ketika kita menghirup partikel-partikel kecil tersebut, partikel-partikel tersebut akan melewati lapisan paru-paru. Hal ini dapat memicu peradangan yang memperparah asma dan penyakit paru obstruktif kronis. Partikel-partikel beracun dapat masuk ke dalam pembuluh darah, menyebabkan peradangan dan penyempitan, yang memicu stroke pada beberapa orang. Partikel-partikel tersebut dapat menghambat penumpukan plak lemak di pembuluh darah, menciptakan gumpalan yang merusak jantung atau otak.
Referensi
ScienceDaily, https://www.sciencedaily.com/releases/2023/03/230307073211.htm Diakses pada 11 Maret, 2023.
Wenhua Yu, Tingting Ye, Yiwen Zhang, Rongbin Xu, Yadong Lei, Zhuying Chen, Zhengyu Yang, Yuxi Zhang, Jiangning Song, Xu Yue, Shanshan Li, Yuming Guo. Global estimates of daily ambient fine particulate matter concentrations and unequal spatiotemporal distribution of population exposure: a machine learning modelling study. The Lancet Planetary Health, 2023; 7 (3): e209 DOI: 10.1016/S2542-5196(23)00008-6
ScienceAlert, https://www.sciencealert.com/almost-nowhere-on-earth-is-safe-from-air-pollution-now-scientists-warn Diakses pada 11 Maret, 2023.
Monash, https://www.monash.edu/medicine/news/latest/2023-articles/world-first-study-into-global-daily-air-pollution-shows-almost-nowhere-on-earth-is-safe Diakses pada 11 Maret, 2023.