Uranus adalah planet gas terbesar keempat di Tata Surya, yang di ketahui masih menyimpan segudang misteri di dalamnya. Salah satunya adalah 4 satelit alami terbesarnya yang di prediksi memiliki lautan di dalamnya. Bagaimana ceritanya tuh?
Melihat Data Voyager 2
Awalnya sih para ilmuwan melihat kembali data dari Voyager 2 yang dikirimkan 40 tahun lalu. Mereka mengatakan bahwa satelit Titania dan Oberon, dengan orbit terjauh dari kelompok satelit terbesar Uranus mungkin telah mengubur lautan sedalam 30 mil. Untuk Ariel dan Umbriel mungkin berada sedalam 19 mil.

Di awal sejarahnya menurut peneliti, lima bulan terbesar Uranus yaitu Titania, Oberon, Ariel, Umbriel, dan Miranda kemungkinan menampung lautan besar mulai dari kedalaman 62 mil hingga 90 mil (100 km hingga 150 km). “Jika bulan mendapat manfaat dari pemanasan jangka panjang dari planetnya, maka mereka bisa mempertahankan lautan yang tebal,” kata Castillo-Rogez, sebagaimana dikutip dari Space.
Misalnya, bulan Jupiter Europa dan Enceladus Saturnus, keduanya memiliki lautan besar di bawah permukaan. Dia juga melenturkan jeroan dan kerak esnya sebagai respons terhadap tarikan gravitasi yang kuat dari planet induknya. Para ilmuwan berpendapat panas pasang surut ini membantu Bulan mempertahankan air di bawah permukaannya sebagai cairan yang ramah kehidupan. Tapi tarikan Uranus jauh lebih lemah daripada tarikan Saturnus atau Jupiter, sehingga Samudera bahkan di empat Bulan terbesar planet itu sebagian besar membeku sekarang sebagaimana kata Castillo-Rogez.
Dugaan Sebelumnya Tentang Bulan Uranus
Sebelum ini, para ilmuwan tersebut mengira hanya Titania yang mungkin menghasilkan panas internal melalui peluruhan radioaktif dan percaya bahwa bulan lain terlalu kecil. Namun seiring waktu, pemodelan porositas bulan-bulan lain menunjukkan bahwa semua kecuali Miranda cukup terisolasi untuk mempertahankan panas internal yang diciptakan oleh peluruhan radioaktif.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa lautan potensial di bawah kerak es bulan-bulan ini kaya akan klorida, amonia, dan garam. Dimana keduanya akan menurunkan titik beku air. Kombinasi dari titik beku yang rendah dan panas internal yang cukup dapat berarti bahwa Ariel, Umbrial, Titania, dan Oberon memiliki samudra sedalam puluhan kilometer di dalam permukaannya.
Nah, pada tahun 2020 silam, para ilmuwan pun mulai mendeteksi beberapa bukti aktivitas geologis baru-baru ini di Ariel, yang menunjukkan kemungkinan pergerakan laut dalam yang potensial. Miranda juga memiliki fitur permukaan yang terlihat relatif segar. Namun pemodelan mereka menunjukkan bahwa jika bulan memang memiliki lautan cair di beberapa titik. Ada kemungkinan saat ini lautan cair sudah membeku.
Tim peneliti pun kemudian melihat data dari geologi bulan Saturnus Enceladus, bulan Pluto Charon dan Ceres, beserta benda-benda es luar angkasa yang memiliki ukuran yang mirip dengan bulan-bulan terbesar Uranus. Nah, berdasarkan perbandingan data antar bulan tersebut, para peneliti dapat menyimpulkan bahwa bulan Uranus bisa saja benar-benar cukup terisolasi untuk mempertahankan tingkat panas internal yang dibutuhkan untuk menjaga lautan di bawah permukaan mereka dari pembekuan.
Beberapa Hal Yang Terungkap
Menurut studi, tim mengungkapkan bahwa bulan-bulan Uranian tersebut kemungkinan memiliki lautan tipis dengan konsentrasi garam tinggi. Kenapa begitu? Hal ini berkat panas internal yang terbatas yang tersisa dari kelahiran mereka. Ini juga diperkuat dengan amonia yang cukup banyak, yang sifat antibekunya itu membantu menjaga air dalam bentuk cairnya bahkan dalam suhu yang sangat rendah.
Peneliti memperkirakan, di bulan-bulan Uranus ini memiliki sekitar 150 gram garam untuk setiap liter air. Sebagai perbandingan, Great Salt Lake Utah di Amerika Serikat memiliki dua kali lebih asin darinya, namun kehidupan masih bisa berkembang, baik di dalam perairan maupun daerah di sekitarnya.
Dalam studi yang sama juga menunjukkan bukti bahwa bulan Ariel juga baru-baru ini melepaskan beberapa jenis cairan ke permukaannya. Ini berarti bulan Uranus itu benar-benar bisa menjaga lautan mereka.
Sekilas Tentang 4 Bulan Uranus
Uranus memang di ketahui memiliki 27 satelit alami salah satunya adalah Titania, Oberon, Ariel, dan Umbriel. Ke empat satelit alami ini memiliki ukuran terbesar daripada satelit Uranus lainnya. Pertama ada Titania sebagai bulan terbesar Uranus, dengan diameter 1.578 km. Titania mengorbit Uranus pada jarak sekitar 436.000 km dengan sekali orbit hanya 8,7 hari. Kedua ada Oberon yang merupakan satelit terbesar kedua yang juga menjadi bulan paling masif kesembilan di Tata Surya. Ia mengorbit di Uranus pada jarak sekitar 584.000 km dengan menyelesaikan orbit mencapai 13,5 hari.
Yang ketiga ada Umbriel yang mengorbit Uranus pada jarak 266.000 km dengan diameter diperkirakan 1.169 km. Sekali orbitnya sama dengan rotasinya, yaitu 4,1 hari Bumi. Berikutnya ada Ariel dengan diameter 1.157 km. Satelit ini memiliki jarak sekitar 190.000 km dengan Uranus dengan orbit dalam 2,5 hari saja. (Pelajari Satelit Alami Uranus lainnya disini).
Penutup
Banyak hal unik dan misteri luar angkasa yang perlu kita pelajari, salah satunya adalah misteri lautan di satelit alami Uranus ini. Mungkin segitu saja yang dapat kami sampaikan, mohon maaf bila ada kesalahan kata dan penulisan. Terima kasih dan semoga bermanfaat.
Sumber:
- https://www.inews.id/techno/sains/4-bulan-terbesar-uranus-diprediksi-mengubur-lautan-air-asin-begini-penjelasannya. Terakhir Akses: 30 Mei 2023
- https://inet.detik.com/science/d-6713508/menarik-4-bulan-uranus-punya-lautan-bawah-tanah. Terakhir Akses: 30 Mei 2023
- https://www.merdeka.com/teknologi/studi-ini-ungkap-bulan-milik-uranus-mampu-sembunyikan-lautan.html Terakhir Akses: 30 Mei 2023
- https://warstek.com/mengenal-satelit-alami-di-tata-surya-dan-berbagai-pengelompokannya/ Terakhir Akses: 30 Mei 2023
grteat thanks for article bro, visito our website sports unisda
Awalnya sih para ilmuwan melihat kembali data dari Voyager 2 yang dikirimkan 40 tahun lalu.
Semoga ada ilmuwan atau peneliti Indonesia yang juga meneliti ini, agar kita tidak terus menerus menjadi penonton, tapi juga menjadi pemain.
Wah semoga ilmuwan Indonesia ada yang tertarik meneliti ini, amin. Thanks Warstek