.
Para pembawa pesan dari Alam Semesta
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu astronomi dan ilmu-ilmu terkait, saat ini diketahui bahwa informasi mengenai segala peristiwa dan objek yang ada di alam semesta tidak hanya didapatkan dari pengamatan dalam ranah gelombang elektromagnetik, tetapi juga mencakup pengamatan di ranah gelombang gravitasi, neutrino, sinar kosmik, dan dark matter. Elemen-elemen pengamatan inilah yang disebut sebagai ‘kurir’ atau ‘pembawa pesan’.
Observatorium-observatorium astrofisika yang saat ini ada, memiliki kemampuan untuk mendeteksi beberapa pembawa pesan dari alam semesta – tidak terbatas hanya ranah elektromagnetik – antara lain:
Â
Mengunjungi pusat galaksi
Pusat galaksi Bima Sakti adalah sebagian kecil tempat dari alam semesta yang maha luas ini yang menjadi tempat terjadinya berbagai peristiwa dan objek-objek astrofisika yang menarik untuk dipelajari. Dalam ranah pengamatan gelombang elektromagnetik, observasi yang dilakukan dalam panjang gelombang berbeda dapat mengungkap berbagai proses fisika yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengamatan multi-panjang gelombang pada pusat galaksi dapat memperkaya pengetahuan mengenai pusat galaksi itu sendiri. Dalam panjang gelombang mid-infrared (MIR), pusat galaksi menghasilkan emisi yang sebagian besar dihasilkan oleh debu antar bintang yang mengandung atom karbon. Sedangkan dalam panjang gelombang mendekati far-infrared (FIR), terlihat emisi dari debu yang dipanaskan oleh bintang yang baru lahir.

 Pengamatan pusat galaksi dalam radio, menunjukkan bahwa sebagian besar emisi radio berasal dari gas panas yang dihasilkan oleh supernova atau gugus bintang. Sumber emisi radio lainnya berasal dari radiasi sinkrotron yang dihasilkan oleh elektron yang bergerak mendekati kecepatan cahaya melalui daerah dengan medan magnet sangat kuat. Pada tahun 1974, Astronom menemukan sebuah sumber emisi radio yang sangat kuat yang berasal dari sebuah titik yang disebut Sagitarius A* atau disingkat Sgr A*. Sumber radio Sagitarius A* merupakan kandidat terbaik untuk menjadi pusat galaksi Milky Way.
Pusat galaksi masih terlalu misterius apabila hanya diamati dalam ranah elektromagnetik, oleh karena itu upaya pengamatan melalui jendela lainnya juga dilakukan. Telah diketahui bahwa pusat galaksi menghasilkan sinar kosmik berenergi tinggi yang mana berdasarkan hasil kesepakatan, ditetapkan bahwa sinar kosmik galaksi yang memiliki energi hingga 100 TeV dari pusat galaksi, dihasilkan oleh objek Supernova remnants (sisa-sisa supernova) dan nebula angin pulsar. Objek-objek ini mampu dideteksi karena adanya interaksi antara sinar kosmik dengan cahaya dan gas di daerah sekitar sumber, sehingga menghasilkan sinar gamma.

Gambar 2. Teleskop H.E.S.S. (https://www.mpi-hd.mpg.de/hfm/HESS/).
Selama kurun waktu kurang lebih 10 tahun, High Energi Stereoscopic System (H.E.S.S) yang merupakan bagian dari Imaging Atmospheric Cherenkov Telescopes (IACT) yaitu teleskop untuk menginvestigasi sinar gamma kosmik, mengungkap adanya morfologi sinar gamma yang terang dan kompleks di pusat Bima Sakti. Selain sumber point-like (menyerupai titik) pemancar sinar gamma berenergi sangat tinggi yang berimpit dengan lubang hitam supermasif Sagittarius A*, analisis lebih lanjut mengungkap adanya diffuse ridge (ridge terdifusi) dari emisi sinar gamma yang mengindikasikan keberadaan akselerator sinar kosmik yang sangat kuat di daerah ini (Parsons et al., 2015). Hasil penemuan ini untuk pertama kalinya berhasil mengungkap adanya akselerator partikel peta-elektronvolt (PeV) di pusat Bima Sakti, yang bisa jadi merupakan sumber sinar kosmik berenergi tinggi.
Spektrum energi sinar kosmik pusat galaksi yang mencapai orde 1 PeV = 1015 eV mengimplikasikan bahwa Bima Sakti memiliki PeVatrons, yaitu akselerator partikel yang mencapai energi hingga orde PeV. Lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti, Sgr A*, menjadi sumber yang paling memungkinkan dari sinar kosmik PeV tersebut. Keberadaan daerah akselerasi di dekat lubang hitam bisa jadi memiliki peran dalam menghasilkan sinar kosmik PeV (Abramowzki et al., 2016), di mana fraksi material yang diakresi menuju lubang hitam dilontarkan kembali ke ruang angkasa hingga akhirnya menghasilkan partikel yang bergerak dipercepat.
Referensi
Firdausya, Amatul. N.C. 2020. Menengok Pusat Galaksi Bimasakti (Milky Way). https://warstek.com/milky-way/., diakses pada 26 April 2021.
Burns, Eric., et al. 2020. Opportunities for Multimessenger Astronomy in the 2020s. Astro2020 Science White Paper.
Parsons, R. D. 2015. Sgr A* Observations with H.E.S.S II. Proceedings of Science.
H.E.S.S. 2016. 11 Years Later: Discovery of a Cosmic PeVatrons in the Galactic Center. https://www.mpi-hd.mpg.de/hfm/HESS/pages/home/som/2016/04/, diakses pada 27 April 2021.
The Galactic Center at Different Wavelengths. http://www.astro.ucla.edu/~ghezgroup/gc/journey/wave.shtml, diakses pada 17 November 2021.
Hofmann, W. 2012. The H.E.S.S. Telescopes. https://www.mpi-hd.mpg.de/hfm/HESS/pages/about/telescopes/, diakses pada 17 November 2021.