Mahasiswa kimia tidak asing lagi dengan senyawa arsenik, Unsur yang berada pada periode ke 4 dan golongan 7A pada sistem tabel periodik unsur. Bagi orang awam mungkin hanya mengetahui senyawa arsenik sebagai racun yang digunakan di film atau di kehidupan nyata yang bertujuan untuk membuat si korban mati dengan cepat atau perlahan-lahan dengan gejala penyakit yang ditimbulkannya.
Namun pada artikel kali ini saya tidak hanya membahas perjalanan panjang penggunaannya dari awal ditemukan sampai sekarang, tetapi juga sifat kimia dan fisik dari arsenik dan senyawa turunannya yang banyak diaplikasikan untuk berbagai hal.
Sejarah Penggunaan Arsenik
Bagi yang mengikuti perpolitikan indonesia tidak akan asing lagi dengan arsenik ini, ia dikenal banyak oleh masyarakat ketika zat tersebut digunakan untuk membunuh salah satu aktivis indonesia, almarhum Munir Thalib, ketika beliau sedang menuju Amsterdam, Belanda dalam pesawat. Jauh sebelum kasus Munir, arsenik dipakai sebagai racun pada abad pertengahan karena zat tersebut tidak berasa, tidak berbau dan terlihat seperti gula dan hanya butuh puluhan gram dapat menyebabkan kematian (2). Orang-orang Romawi pada abad pertengahan menganggap arsenik adalah rajanya racun (king of poison).
Kasus keracunan
Pada tahun 1832 sebuah kasus terjadi di London, John Budle dituduh meracuni kakeknya sendiri dengan menaruh racun arsenik pada kopi kakeknya. Selama persidangan seorang ahli kimia Skotlandia James Marsh mencoba untuk mendeteksi racun yang terdapat dalam lambung korban dengan melewatkan hidrogen sulfida (H2S) melewati cairan lambung, kemudian James mendapati endapan kuning yang mengindikasikan keberadaan arsenik. namun, endapan tersebut tidak dapat bertahan lama. ketika James membawanya ke pengadilan endapan sudah larut dan menghilang, karena tidak dapat meyakinkan juri, lalu john bodle dibebaskan. untuk memastikan keadilan ditegakkan kemudian john membuat rangkaian gelas laboratorium yang mampu mendeteksi arsenik secara kualitatif maupun kuantitatif (Marsh test) (3).
Ada banyak lagi kasus keracunan arsenik seperti duta besar amerika untuk italia Claire Booth keracunan arsenik karena sering mengupas cat di kantor nya yang berbahan arsenik dan pada tahun 1998 (4).
Sejarah keracunan arsenik yang terbesar terjadi di Bangladesh diperkirakan 28-35 juta dari 77 juta penduduk yang terekspos oleh arsenik karena meminum air sumur yang terkontaminasi arsenik. Awalnya para ahli Bangladesh menganjurkan masyarakatnya untuk meminum air sumur karena aman dan bebas bakteri penyebab diare dan penyakit usus lainnya yang sudah menjadi wabah dinegara tersebut namun, ironis nya air sumur tesebut mengandung arsenik (3).
Kegunaan Lain Arsenik
Orang orang mulai menyadari kalau arsenik berbahaya dan bersifat toksik, oleh karena itu pemerintah amerika mencoba untuk menggunakanya sebagai bahan pestisida (zat yg digunakan untuk mengusir serangga pengganggu) namun, akhirnya dilarang pada tahun 1980-an saat orang orang mulai menyadari sifat arsenik sebagai karsinogen(zat yang dapat menyebabkan kanker) (5). dalam bidang medis senyawaan arsenik KaAsO2 digunakan sebagai tonik (fowler’s solution) untuk mengobati psoriasis namun, akhirnya diketahui menyebabkan kanker pada area yang di obati dengan tonik.
Pada tahun 1910 farmakologist dari jerman, paul ehrlich mengembangkan obat berbahan dasar arsenik yang disebut (arsphenamine) untuk mengobati penyakit raja singa (sifilis) yang pada waktu itu merupakan penyakit yang tak dapat disembuhkan, tetapi pada akhirnya digantikan oleh penicilin sebagai antibiotik karena penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri (6).
Dalam industri arsenik digunakan sebagai aloy (paduan antara dua logam atau lebih) dengan timbal sehingga dihasilkan logam yang tahan dan lebih keras. Sampai sekarang arsenik masih digunakan pada pembuatan gelas namun, karena protes keras dari EPA(environmental protection agency) penggunaannya dibatasi dan dihentikan (5). Pada tahun 1940 inteligen sekutu mengetahui kalau Jerman mengembangkan gas organik yang mengandung arsenik dengan nama Lewisite, Jika terkena kulit gas tersebut akan berikatan dengan unsur sulfur pada senyawa keratin yang ada pada kulit dan mengakibatkan tangan lecet dan kulit bergelembung.
Sifat Kimia dan Fisik Arsenik
Arsenik merupakan logam yang serbaguna, membentuk banyak senyawaan dengan unsur lain. Memiliki simbol atom As dengan nomor atom 33, padat pada temperatur ruang, dengan densisitas 5,776 gr/cm3 , titik didih 603 derajat dan meleleh pada suhu 817 derajat (5).
Arsenik anorganik banyak terapat dialam biasanya dalam bentuk trivalen As3+ dan pentavalen As5+. Sebagian besar bebatuan mengandung 1-5 ppm arsenik. Bentuk trivalennya ada pada senyawa arsenik trioksida , natrium arsenit, dan arsenik triklorida. Arsenik organik kurang toksik jika dibandingkan anorganiknya ia diproduksi melalui proses biometilasi oleh organisme termasuk kerang dan manusia. Meskipun arsenik terbentuk di alam, kebanyakan arsenik dihasilkan dari proses smelting industri logam (2)
Bahaya Arsenik dan Dampaknya terhadap Kesehatan
Arsenik dapat mempengaruhi hampir semua sistem organ namun, yang paling sensitif adalah lapisan kulit (dermal effects). Selain itu berbagai macam organ lain juga menjadi targetnya. Berikut saya rangkum dari jurnal physiologic effect of arsenic exposure (8). Pada lambung ia menyebabkan gastrointestinal effects dan merusak organ hati dimana menyebabkan inflamasi dan nekrosis dari lapisan mukosa dan submukosa lambung dan dapat menaikkan level enzim pada organ hati.
Pada jantung ia menyebabkan beragam penyakit kardiovaskular seperti pembuluh darah bocor dan kardiomiopati. Pada saraf sistem saraf ia menyebabkan kebas, keram otot, dan kelelahan otot pada kulit ia menyebabkan perubahan pigmen (warna) kulit seperti hiperpigmentasi dan arsenik keratose.
konsumsi arsenik berkepanjangan dapat menyebabkan kanker kulit seperti ditunjukan gambar diatas, dimana penderita meminum air yang terkontaminasi dengan arsenik. Oleh karena itu pentingnya pendeteksian air minum yang aman untuk manusia, tidak hanya menghilangkan mikrorganisme penyebab penyakit tetapi juga logam-logam berat dan senyawaan arsenik yang tidak dapat ekskresikan oleh tubuh secara sempurna.
Referensi
- griffin, k. Sex, lies and arsenic: how the ‘king of poisons’ lost its crown. https://www.theguardian.com/science/blog/2015/dec/22/sex-lies-and-arsenic-how-the-king-of-poisons-lost-its-crown.
- gilbert, s. A Small Dose of Arsenic [Online] 2011.
- World Health Organization. Arsenic – Mass poisoning on an unprecedented scale. https://www.who.int/features/archives/feature206/en/.
- Arsenic: A Murderous History. https://sites.dartmouth.edu/toxmetal/arsenic/arsenic-a-murderous-history/.
- https://www.livescience.com/29522-arsenic.html , diakses pada 3 Mei 2020, pukul 16:00
- http://pubsapp.acs.org/cen/coverstory/83/8325/8325salvarsan.html? , diakses pada 3 Mei 2020, pukul 17:15
- compound interest. The Chemistry of Poisons – White Arsenic. https://www.compoundchem.com/2015/01/15/arsenic/.
- Arsenic Toxicity: What are the Physiologic Effects of Arsenic Exposure? https://www.atsdr.cdc.gov/csem/csem.asp?csem=1&po=11.
nama saya Reza Kurniawan, tinggal di kota Binjai,sumatera utara.
Sarjana sains (KIMIA)
Meneliti tentang Sintesis Membran proton exchange Fuel cell . Saat ini saya bekerja sebagai staff laboratorium Fatty alcohol dan Biodiesel Musim Mas group.
Artikel yg sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan saya khususnya.terimakasih