Setiap hari, 45 juta [1] pelajar melakukan aktivitas mulai dari bangun pagi, kesekolah, les bimbel, ngerjain PR, besoknya ulangan terus kayak gitu berkesinambungan selama 18 tahun. Semua agenda yang kita lakukan selama itu demi belajar, belajar dan belajar.
Nah, belajar itu memang penting. Belajar katanya merupakan kewajiban kaum pelajar. Tapi pernah ga sih kita berfikir Sebenernya buat apa sih kita melakukan semua itu ? Untuk apa pergi ke sekolah ? Untuk apa kita belajar ?
Kalau kita bertanya ke orangtua kita tentang pertanyaan diatas, maka respond mereka kurang lebih kayak gini:
“Kamu belajar ya supaya jadi pinter. Pinter cari duit.” – orangtua
Variasi jawaban orangtua banyak banget, ada yang mau anaknya jadi pengusaha sukses, keterima jadi PNS, nerusin usaha orangtuanya, macem-macem deh jawaban mereka, karena emang kebanyakan orangtua seperti itu (walau ga semuanya seperti itu tapi kadang ada aja).
Kalau kita sekarang balik bertanya ke guru, pihak sekolah dan pemerintah, “Pak, Buk, kita belajar sebenernya untuk apa ?”. Kira-kira jawaban mereka apa ya ? kalau jawaban yang gua bayangin sih begini kurang lebih,
“Kalian belajar ya supaya jadi orang yang berguna bagi masyarakat, supaya bisa jadi SDM yang berkualitas, minimal bisa membanggakan orangtua, sukur-sukur bisa mengharumkan nama Bangsa dan Negara.” – guru, sekolah, pemerintah.
Nah, jawaban diatas tuh udah sering banget kita denger kan ya? terlepas dari jawaban diatas yang banyak banget, dan jawaban orang tua yang bawel banget. Pernah ga sih lo mikir dan merenungkan jawaban itu ? memikirkan jawabanya sendiri gitu.
Nah, pada kesempatan kali ini, gua mau mengajak lo untuk merenung sejenak . Coba lepaskan dulu pikiran lo dari pengaruh/pendapat/tuntutan dari orangtua, guru, ataupun siapapun. Bebaskan pikiran lo dari pendapat orang lain, lalu coba lo secara sadar dan serius bertanya pada diri lo sendiri:
“Sebetulnya untuk apa saya belajar? Kenapa saya melakukan semua ini?”
Udah coba lo renungkan? Oke, sementara simpen aja dulu dalam hati. Sekarang yuk mari kita lihat jawaban atas pertanyaan yang sama dari ratusan pelajar di berbagai wilayah Indonesia. Dari 338 responden, kurang lebih jawaban mereka bisa direpresentasikan oleh gambar di bawah ini (semakin besar teks, semakin sering jawaban itu disebutkan)

Bagi yang penasaran versi lengkap jawabannya, lo bisa lihat jawaban responden survey ini satu per satu dengan download PDF berikut di bawah ini:
PDF Jawaban responden untuk pertanyaan “Untuk apa Belajar?”
Nah, setelah gua baca skimming sampai ±300 responden, ada beberapa jawaban yang menurut gua menarik untuk jadi bahan renungan kita bersama. Berikut beberapa di antaranya:
Berdasarkan beberapa contoh di atas, kita bisa lihat ada beberapa responden yang masih bingung, ada juga yang galau, bahkan mungkin ada juga yang nggak tau sama sekali tujuan dia belajar itu untuk apa. Nah, bagaimana dengan jawaban lo sendiri? Apakah lo udah punya jawaban yang mantap, atau masih belum yakin dengan motivasi belajar lo selama ini?
Sebetulnya seberapa penting sih hal ini untuk ditanyakan?
Sebelum gua jelaskan, lo bisa tonton dulu video yang satu ini :
Mihir Garimella (15 tahun) | Pittsburgh, Amerika Serikat
Udah nonton cuplikan vidoenya? Wah keren banget ya si Mihir, Kok bisa ya dia punya motivasi dan semangat belajar seperti itu? Untuk apa sih si Mihir belajar robotic & computer science? Apa ga kurang kerjaan kali ya, kenapa ga main game aja tiap hari?
Nobody knows but themselves. Tapi terlepas dari motivasi apapun, satu hal yang menarik perlu lo ketahui ialah dia ini adalah contoh pelajar yang udah gak kebingungan/galau lagi. Dia ini mengetahui bagaimana dia harus belajar, dan kalau dia gagal dia punya pendorong untuk belajar lagi, lagi dan lagi. Seakan-akan belajar merupakan tujuan hidup dia. Membuktikan bahwa knowladge is very important banyak hal yang kita dapatkan dari belajar, belajar. Walaupun setiap orang cara belajar mereka berbeda beda [2]
Sekarang gua harap lo ngerti maksud gua kenapa menjawab pertanyaan “untuk apa belajar” adalah hal yang sepenting itu. Karena dengan menjawab pertanyaan ini, hasilnya akan berimplikasi pada banyak hal, dari mulai tujuan hidup, motivasi belajar, milih jurusan kuliah, dan banyak hal yang lain. Selama kita belum bisa mengetahui apa yang ingin kita perjuangkan, ya hal apapun yang akan kita lakukan ga akan optimal, usahanya juga setengah-setengah, ujung-ujungnya memunculkan bibit-bibit masalah belajar yang bercabang-cabang, dari masalah motivasi belajar sampai bingung milih jurusan kuliah.
Okay, terus gimana dong caranya supaya kita bisa menemukan tujuan belajar kita masing-masing?
Menurut gua sih, menemukan sebuah tujuan belajar itu kayak nyari istri, kita harus tau banyak tentang dia, dan ada banyak kecocokan yang pasti. Ketika kita dihadapkan badai kemalesan dalam belajar kita bisa menghadapinya karena sosok pecinta akan selalu berjuang untuk selalu bersama yang dia cintai. Ya gak sih ? hehe.
Sama halnya dengan menemukan istri yang cocok, ada sebagian orang yang “beruntung” karena menemukan tujuan untuk belajar dengan cepet banget, seperti contohnya si Mihir, Namun, ada juga sebagian yang memang perlu secara pro-aktif memperbesar peluang mereka untuk menemukan ‘istri’ (baca: tujuan belajar) yang cocok. Nah, berikut di bawah ini adalah beberapa tips penting untuk bisa mencari tujuan belajar lo masing-masing:
1. Tujuan belajar ENGGAK akan lo temukan dalam diri lo
Kalau kita mikir banyak orang bilang kalau manusia terlahir dengan memiliki bakat masing-masing. Dari perspektif itu banyak orang justru mencari bakat terpendam dalam dirinya. Ada yang mencoba untuk mengikuti seperti tes minat & bakat, melakukan sesi konseling, atau bahkan sampai ikut-ikutan finger-print test (tes sidik jari) yang katanya mampu mengenali bakat terpendam.
No, That’s not right solution. Lo nggak akan menemukan tujuan belajar dari dalam diri lo. Sebagaimana lo juga gak akan bisa menemukan istri yang cocok dengan cara merenung, atau menerawang ke dalam diri lo. Perlu lo ketahui bahwa yang namanya tujuan belajar, atau bahasa kerennya passion adalah sesuatu yang dinamis dan terus berubah seiring dengan perubahan lingkungan lo. Jadi gua bisa pastikan bahwa yang namanya tes minat & bakat, apalagi finger-print test itu bukanlah sarana yang akurat untuk mengenal diri lo sendiri.
2. Harus berani KELUAR dari ZONA AMAN
Berapa banyak orang yang hanya berani belajar dengan menuruti mood nya atau justru dia punya pola dalam belajar, tapi setiap pola yang ia dapatkan dari pola belajarnya hasilnya segitu-segitu aja, orang yang berani keluar dari comfort zone itu orang terbaik, kenapa ? karena dia yakin kalau dirinya lebih dari yang dia kira, dia gak menganggap kemampuannya stuck pada kondisi itu-itu aja, tapi dia berani explore dirinya dan lingkungan sekitarnya. Karena dunia ini luas bro gak sempit kayak pemikiran sebagian orang okey. Semakin luas lo explorasi diri dan lingkungan sekitar lo maka akan semakin banyak yang bakal lo dapatkan.
For Example, ada sebagian orang yang kebiasaanya hanya dirumah, kalau gak kuliah ya dia dirumah dan kesehariannya nge-game kalau gak nonton drakor, siklusnya begitu aja setiap hari. Akhirnya yang dia dapatin hanya itu-itu doang, padahal di luar sana banyak orang-orang yang nge-habisin waktunya buat belajar sesuatu, nyari pengalaman, nge-explore daerah sekitarnya sampai dia nge-explore seluruh daerah indonesia. Nah, kalau dibandingkan dengan orang pertama, ya pasti yang lebih banyak dapat knowladge orang kedua dong. Karena dia berani keluar dari Comfort Zone.
3. Explorasi dunia sekitar lo!
Buat lo yang sampai sekarang masing bingung milih-milih passion, masih nyari-nyari ‘sebenernya passion gua apa si?’ coba deh lo mulai explore, (anyway ini ada kaitanya sama point ke dua) Kalau lo cuma stuck dirumah, lo gak akan dapat hal yang baru, hal yang gak pernah didapetin, coba deh mulai ikut serta kegiatan, mulai di sekitaran rumah lo terus juga aktif kegiatan-kegiatan yang lain juga, kayak di kampus. Kalau gua dulu pernah terlibat dalam beberapa kegiatan, diantaranya :
- Gua pernah buat komunitas namanya Ikatan Pelajar IT Depok, gua buat wadah untuk anak-anak yang emang suka banget sama dunia IT.
- Gua pernah juga ikut Kesatuan Pelajar Muslim Depok, dan saat itu emang fokusnya di bidang media.
- Gua pernah ke luar kota cuma 2 hari doang, gua explore tuh kota yang gua kunjungi, dan gua dapat sesuatu, mulai dari budayanya, ramah tamahnya.
- Gua pernah buat program pembelajaran online Science Club
Itu adalah beberapa hal eksploratif yang dulu pernah gua lakukan semasa gua di SMA, dan pengalaman-pengalaman itu tetap menjadi inspirasi terhadap apa yang gua lakukan sampai sekarang. Believe me, try it and you will suprise yourself!
PS. Banyak orang keliru dengan jargon “finding your passion” atau “follow your passion”, karena dalam prakteknya, menurut gua hal yang lebih penting ditekankan adalah EKSPLORASI. Don’t try to find or follow things you don’t even know, start to EXPLORE your passion!
****
Okay, demikianlah sedikit sharing dari gua, moga-moga sedikit banyak bisa jadi bahan renungan buat lo semua, khususnya buat lo yang mungkin sekarang lagi masih dalam fase gamang dalam proses belajar. Sekarang kalo kita balik lagi ke cuplikan video Mihir dan lain-lain diluar sana. Sebetulnya mereka tuh masih jauh banget dari apa yang ingin mereka capai. Video di atas sebetulnya hanya menunjukkan bahwa dia baru saja memulai 2-3 langkah pertama mereka.
Namun demikian, 1 hal pelajaran penting yang bisa kita lihat dari semangat belajar dia : senggaknya dia tau apa yang ingin mereka perjuangkan… dan hal itu bukan didapat dengan merenung, mencari tau minat & bakat, apalagi berdasarkan pendapat dan opini dari orang lain, tapi dengan mengeksplorasi dunia sekitar mereka. Inget ya guys, ketika tujuan belajar lo ditentukan oleh opini orang lain, belajar akan terasa seperti beban, tidak menarik, dan membosankan. Tapi ketika lo udah menemukan alasan yang konkrit untuk terus memotivasi lo dalam belajar, lo ga akan lagi memandang belajar “hanya” untuk nilai akademis, atau untuk bisa masuk kuliah, atau untuk bisa dapet kerja dengan gaji besar, but for something BIGGER than yourself!
Foot note :
[1] Dikutip dari laman resmi kemendikbud (http://jendela.data.kemdikbud.go.id/jendela/)
[2] Dikutip dari laman http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.530.1233&rep=rep1&type=pdf