Ditulis oleh: Meidita Kemala Sari, Afra Najiyah Amatullah
Plastik dan Masalah yang Ditimbulkan
Produk dengan material plastik sangat bermanfaat dan telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Namun di sisi lain, penggunaan produk plastik telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Sebagian besar masyarakat yang menggunakan plastik dalam setiap aktivitasnya, cenderung tidak memikirkan dimana sampah plastik akan berakhir. Total produksi plastik seluruh dunia mencapai 438 juta ton. Ironinya, hanya sekitar 12% dari total plastik yang diproduksi kemudian dibakar dan hanya 9% di daur ulang. Sisanya diyakini berakhir menumpuk di tempat pembuangan sampah, perairan sungai, dan lautan.
Bio-plastik adalah Solusinya
Sampah plastik dapat merusak lingkungan dan mempengaruhi kesehatan organisme hidup termasuk manusia, tumbuhan, dan hewan. Hal ini dikarenakan sebagian besar plastik berasal dari polimer berbasis petrokimia yang tidak dapat terurai secara alami di lingkungan. Adanya permasalahan tersebut para ilmuwan telah menemukan bioplastik sebagai alternatif. Bioplastik merupakan jenis plastik yang terbuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan biomassa. Bahan baku umum yang digunakan dalam produksi bioplastik seperti pati dari jagung, kentang, gandum, singkong dan sagu. Selain itu, bioplastik juga terbuat dari biomassa polilaktat.
Keuntungan utama bioplastik adalah sifatnya yang dapat terurai secara alami atau dapat di daur ulang dengan lebih efisien. Karbon yang dilepaskan oleh bioplastik saat terurai akan sama dengan karbon yang diserap oleh bahan organik di lingkungan, sehingga dianggap tidak memberikan dampak terhadap lingkungan. Beberapa bioplastik terurai melalui proses kompos, sedangkan yang lain dapat terurai melalui proses industri yang melibatkan suhu, kelembaban, dan mikroorganisme tertentu. Namun, beberapa bioplastik masih membutuhkan waktu yang lama untuk terurai dengan baik. Meskipun demikian, bioplastik dianggap sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan daripada plastik konvensional.
Terobosan bio-plastik tahan panas sebagai penunjang modern lifestyle
Salah satu biomassa yang paling banyak digunakan dalam pembuatan bioplastik adalah ampas sagu. Dimana kandungan pati pada ampas sagu masih cukup tinggi yaitu 53%. Namun, ampas sagu memiliki beberapa kelemahan, yaitu sifat fisik yang rendah, rapuh, dan kurang tahan terhadap air sehingga beberapa penelitian dilakukan untuk mengurangi kelemahan tersebut dengan menambahkan zat aditif.
Hasil penelitian Amatullah, et.al (2022), mengenai pembuatan bioplastik berbasis ampas sagu yang tahan panas. Bahan aditif yang ditambahkan adalah Al2O3. Diketahui bahwa Al2O3 memiliki titik leleh yang tinggi, yaitu 2050 oC. Oleh karena itu, Al2O3 dapat digunakan sebagai zat aditif yang berfungsi meningkatkan daya tahan panas pada bioplastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioplastik pati ampas sagu menghasilkan titik leleh 266 oC dan bioplastik pati ampas sagu dengan penambahan Al2O3 menghasilkan titik leleh tertinggi yaitu 280 oC.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa bioplastik pati ampas sagu dengan penambahan alumina dapat meningkatkan ketahanan panas. Oleh karena itu, bioplastik ini dapat digunakan sebagai media pembungkus yang tahan terhadap suhu yang tinggi. Produk bioplastik ini dirancang sebagai wadah makanan, dan peralatan makan.
Bio-plastik penunjang modern lifestyle
Beberapa kegunaan bioplastik yang mirip dengan plastik konvensional, dalam berbagai industri dan aplikasi, seperti;
- Kemasan makanan
Kebanyakan bioplastik digunakan dalam pembuatan kemasan makanan seperti wadah, film, dan selubung pelindung. Bioplastik dapat digunakan untuk menyimpan makanan segar dan menggantikan kaleng makanan.
- Kemasan non-makan
Beberapa produk non-makanan seperti kosmetik, produk pembersih rumah tangga, dan lain-lain juga sudah menggunakan bioplastik sebagai wadahnya. Salah satu contohnya, bioplastik kantong belanja di retail store.
- Industri tekstil dan mode
Dalam wawancara bersama Rene Bethmann, manajer inovasi di Vaude. Barusan Vaude meluncurkan produk celana yang terbuat poliamida yang berasal dari minyak jarak. Selain itu juga mengenalkan bahan tekstil dari miselium jamur. Dalam dunia mode, desainer Philip Lim mendesain sebuah gaun dengan tema ekosistem laut. Dimana gaun tersebut bertaburan payet yang terbuat dari bioplastik. Penggunaan bioplastik sebagai bahan tekstil dan mode makin banyak disukai karena memiliki sifat termal dan mekanik yang baik, ketahanan terhadap air dan mengurangi limbah hidrokarbon.
- Pertanian
Pembuatan pupuk lepas lambat NPK juga telah dimodifikasi menjadi bentuk bioplastik. Dimana bioplastik ini dibuat untuk mengatasi rendahnya penyerapan nutrisi mayor nitrogen, fosfor, dan kalium tanaman melalui pemupukan konvensional, serta kerugian produksi akibat patogen tanaman yang menjadi masalah utama menghambat produksi tanaman.
- Produk medis
Bioplastik juga telah dimanfaatkan dalam pembuatan produk medis, seperti pembungkus steril, alat bedah, dan implan medis. Bioplastik ini akan terurai secara alami sehingga mengurangi limbah medis pada lingkungan.
- Alat rumah tangga
Tentunya bioplastik juga telah digunakan dalam produk alat rumah tangga seperti peralatan makan, wadah penyimpanan, dan botol minum. Salah satu produk alat rumah tangga dari bioplastik yang diciptakan adalah cangkir tahan panas. Diharapkan selanjutnya terdapat produk bioplastik yang tahan terhadap perubahan suhu, mengingat banyak dari kita yang banyak menggunakan wadah plastik, terutama dalam modern lifestyle.
Penggunaan bioplastik ini terus berkembang seiring dengan peningkatan kesadaran akan isu-isu lingkungan dan permintaan akan bahan yang lebih berkelanjutan. Peran bioplastik dalam modern lifestyle tentunya sangat penting dalam mengurangi dampak negatif penggunaan plastik konvensional dalam lingkungan.
Referensi
Amatullah, A.N., Kemala, T., and Irawadi., 2022, The Heat Resistant Capabilities of Bioplastic Composites on Sago Hampas Starch-Al2O3., Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 17(2): 97-103.
Clinch, E.W., 2021, How bioplastic could be the future of fashion., Diakses pada: [06/08/2023] melalui: https://thred.com/style/how-bioplastic-could-be-the-future-of-fashion/
Henkel, R., 2021, What are bio-based fibers and what do they do?., Diakses pada: [06/08/20230] melalui: https://fashionunited.com/news/fashion/what-are-bio-based-fibers-and-what-can-they-do/2021061440438
Rahman, F., 2022, Menyongsong Perjanjian Internasional: Mengatasi Pencemaran Plastik., Diakses pada: [03/08/2023] melalui: https://pslh.ugm.ac.id/menyongsong-perjanjian-internasional-mengatasi-pencemaran-plastik/
Dosen muda di jurusan Kimia, Universitas Muhammadiyah Riau.
Membumikan sains dan teknologi melalui artikel menarik bagi mahasiswa dan masyarakat umum