SpaceX Sukses Meluncurkan Set Terakhir Satelit Generasi Terbaru Iridium

Jumat, 11 Januari 2019, SpaceX sukses meluncurkan 10 satelit terakhir dari konstelasi satelit (sekumpulan satelit yang saling bekerja sama) Iridium NEXT. […]

Roket Falcon 9 dengan muatan 10 satelit Iridium NEXT sesaat setelah meluncur pada hari Jumat, 11 Januari 2018 (Sumber: SpaceX)

Jumat, 11 Januari 2019, SpaceX sukses meluncurkan 10 satelit terakhir dari konstelasi satelit (sekumpulan satelit yang saling bekerja sama) Iridium NEXT. Peluncuran dilakukan menggunakan roket peluncur Falcon 9 dari lokasi peluncuran SpaceX di Pangkalan Udara Vandenberg, California.

Tentang Iridium

Iridium merupakan perusahaan yang bekerja dalam bidang penyedia jasa komunikasi via satelit. Iridium memiliki konstelasi satelit berjumlah 66 satelit operasional dan beberapa satelit cadangan. Konstelasi satelit tersebut berada di ketinggian orbit setinggi 781 km dengan kemiringan orbit (inklinasi) sebesar 86,4°.

Mengapa butuh satelit sebanyak itu?

Konstelasi satelit Iridium berbasis di orbit Bumi rendah. Bila dibandingkan dengan satelit di orbit geostasioner (orbit setinggi 36.000 km), orbit Bumi rendah jelas berbeda. Sementara sebuah satelit geostasioner mampu menjangkau 42% permukaan Bumi, satelit orbit rendah hanya mampu menjangkau <10% permukaan Bumi karena ketinggiannya yang relatif rendah. Selain itu, pergerakan satelit di orbit Bumi rendah lebih cepat dibanding satelit geostasioner, pergerakan relatif terhadap permukaan Bumi. Akibat dari hal ini, permukaan Bumi yang dapat dijangkau satelit terus berubah seiring satelit tersebut mengorbit.

Perbandingan orbit geostasioner (GEO) dan orbit Bumi rendah (LEO). Orbit satelit Iridium adalah orbit LEO. (Sumber: rfwireless-world.com)

Oleh karena itu, agar dapat menjangkau 100% permukaan Bumi secara kontinu, konstelasi Iridium memerlukan puluhan satelit. Cara kerjanya adalah apabila sebuah satelit menjauh dari suatu lokasi (titik A misalnya), maka satelit lain akan menggantikan satelit tersebut sebelum tenggelam di horizon titik A. Teknik ini memungkinkan Iridium untuk menjangkau seluruh permukaan Bumi, termasuk kutub utara dan kutub selatan.

Ilustrasi kontelasi satelit Iridium (Sumber : Researchgate.net)

Peluncuran konstelasi awal satelit Iridium yang terdiri dari satelit Iridium Block 1 pertama kali dilakukan pada Mei 1997. Sejak saat itu, Iridium telah menyediakan jasa telekomunikasi via satelit seperti telepon satelit dan tracking kapal laut. Di Indonesia, Iridium digunakan sebagai komunikasi saat terjadi bencana, komunikasi kapal laut, pelacakan pesawat terbang, dan fungsi-fungsi lainnya.

Karena usia satelit Iridium Block 1 yang cukup tua dan kebutuhan yang semakin meningkat seiring dengan berkembangnya zaman, Iridium mulai mengganti konstelasi satelit mereka. Program pergantian satelit ini dilakukan dengan cara meluncurkan satelit Iridium NEXT yang lebih canggih, menempatkannya di orbit operasional, dan melakukan deorbit (menjatuhkan satelit dari orbit) terhadap satelit Iridium Block 1 lama.

Satelit baru Iridium NEXT mampu bekerja lebih baik daripada satelit Iridium Block 1 lama. Keunggulan tersebut diantaranya adalah mampu menunjang bandwidth yang lebih besar, melayani konsumen dengan lebih cepat, dan keunggulan-keunggulan lainnya. Perbandingan tersebut ditunjukkan oleh tabel berikut:

Iridium  Block 1 Iridium NEXT
Menunjang telekomunikasi suara via satelit dengan kecepatan 2,4 Kbps Menunjang telekomunikasi suara via satelit dengan kecepatan 2,4 Kbps hingga 4,8 Kbps
Mampu menunjang Transmitter Data L-Band hingga kecepatan 2,4 Kbps Mampu menunjang Transmitter Data L-Band dengan kecepatan 88 Kbps
Hanya melayani produk lama Dapat melayani produk lama dan produk baru (produk yang dibangun menggunakan sistem Iridium NEXT)

 

Proses persiapan peluncuran 10 satelit Iridium NEXT. Foto diatas adalah sepuluh satelit Iridium NEXT yang telah dijadikan satu disamping adapter satelit. (Sumber : Iridium)

Sejumlah 81 satelit Iridium NEXT dibangun melalui kontrak dengan perusahaan Thales Alenia Space. Pada tahun 2010, Iridium menandatangani kontrak dengan SpaceX untuk meluncurkan 70 satelit menggunakan roket Falcon 9. Sementara itu, 2 satelit lain direncanakan meluncur menggunakan roket Dnepr milik Rusia.

Namun karena berbagai masalah yang dialami pihak Iridium, mereka memindahkan seluruh peluncuran Dnepr ke SpaceX Falcon 9. Karena hal ini, Iridium mengubah rencana konfigurasi konstelasi mereka menjadi 75 satelit di orbit (66 operasional dan 9 cadangan) dari yang awalnya hanya berjumlah 72 satelit (66 operasional dan 6 cadangan). Sisa satelit yang ada disimpan di darat sebagai cadangan.

Proses peluncuran konstelasi Iridium NEXT

Peluncuran perdana Iridium NEXT dilaksanakan pada bulan Januari 2017, dilanjutkan dengan peluncuran kedua, ketiga, dan keempat. Pada tahun 2018, SpaceX meluncurkan misi Iridium kelima, keenam, dan ketujuh, dengan peluncuran keenam hanya membawa lima satelit Iridium NEXT dan satelit sekunder GRACE-FO milik NASA. Tahun 2019 (tepatnya Jumat kemarin, 11 Januari 2019), SpaceX berhasil menyelesaikan kontrak dengan Iridium ditandai dengan peluncuran misi kedelapan Iridium NEXT.

Peluncuran kedelapan Iridium NEXT (misi Iridium-8) telah berjalan mulus. Roket Falcon 9 lepas landas pukul 07:31 waktu setempat (22:31 WIB), dengan hitung mundur akhir dipimpin langsung oleh CEO Iridium Communication, Matt Desch. Tahapan pertama roket berhasil mendarat di kapal tanpa awak, atau biasa disebut dengan droneship. Sepuluh satelit Iridium NEXT berhasil dilepaskan dari badan tahapan kedua Falcon 9 sekitar 1 jam setelah peluncuran.

Roket Falcon 9 berhasil meluncurkan 10 satelit Iridium NEXT

Pada misi Iridium-8 tersebut, SpaceX menggunakan tahapan pertama yang sebelumnya telah digunakan pada misi peluncuran satelit Telstar 18 VANTAGE, tahun lalu. Tahapan pertama ini juga berhasil mendarat di droneship “Just Read the Instructions” yang telah bersiaga di lautan Pasifik sehari sebelumnya. Kapal Just Read the Instructions akan tiba di pelabuhan Los Angeles dua hari selepas peluncuran dengan tahapan pertama Falcon 9 yang siap untuk diluncurkan kembali. Penggunaan kembali tahapan pertama dari roket dan mendaratkannya di droneship adalah salah satu langkah SpaceX untuk mencapai tujuannya, yaitu mempermudah akses ke luar angkasa dengan mengirit biaya.

Kapal tanpa awak Just Read the Instructions di Pelabuhan Los Angeles bersama tahapan roket Falcon 9 yang berhasil mendarat selepas peluncuran 10 satelit Iridium NEXT (Sumber: SpaceX)

Tayangan ulang peluncuran (dari beberapa menit sebelum peluncuran hingga pelepasan satelit terakhir) dapat anda lihat disini:

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=VshdafZvwrg[/embedyt]

Referensi:

  • https://www.iridium.com/network/globalnetwork/ diakses pada 11 Januari 2019
  • https://www.iridium.com/network/iridium-next/ diakses pada 11 Januari 2019
  • https://www.spacex.com/webcast diakses pada 11 Januari 2019
  • https://en.m.wikipedia.org/wiki/Iridium_satellite_constellation diakses pada 12 Januari 2019
  • https://www.rap.ucar.edu/~djohnson/satellite/coverage.html diakses pada 14 Januari 2019
  • https://www.iridium.com/products/iridium-9522b/ diakses pada 14 Januari 2019
  • https://www.nasaspaceflight.com/2019/01/iridium-boss-reflects-satellite-constellation-launch/ diakses pada 14 Januari 2019

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top