Akhir tahun 2023 lalu, seorang wanita berusia 20 tahun di Taiwan. wanita tersebut mengalami nyeri parah di punggung bawahnya. Setelah diidentifikasi, ditemukan ginjal kanannya bengkak karena berisi cairan karena terdapat 300 batu ginjal di dalamnya. Kasus ini terjadi saat musim panas di Taiwan, dimana kondisi cuaca yang panas menyebabkan seseorang lebih cepat mengalami dehidrasi. Umumnya dalam mencegah dehidrasi seseorang akan lebih banyak mengkonsumsi air mineral. Namun, wanita tersebut justru menyukai minuman manis seperti bubble tea atau boba daripada air mineral untuk mencegah dehidrasi. Hal ini menjadi faktor penyebab munculnya 300 batu ginjal dalam tubuhnya.
Apa itu batu ginjal? Apa hubungannya dengan garam kalsium oksalat, dan benarkah bubble tea (minuman manis) penyebab utama batu ginjal?
Pengertian Batu Ginjal dan Penyebabnya
Batu ginjal (nefrolitiasis atau urolitiasis) merupakan garam kristal yang mengendap di saluran ginjal. Batu ginjal terbentuk karena kadar suatu mineral tertentu sangat tinggi dalam urin sehingga mengendap disaluran ginjal. Selain itu, disebabkan oleh adanya senyawa pengendap mineral seperti asam oksalat dan asam urat. Garam kristal pada batu ginjal tersusun dari batu kalsium, batu asam urat, batu struvit dan batu sistein.Kalsium oksalat dan kalsium fosfat merupakan penyusun dari batu kalsium (70-80%). Batu asam urat terbentuk dari endapan asam urat pada tubuh. Batu struvit merupakan gabungan dari garam magnesium, fosfat dan kalsium karbonat. Sedangkan batu sistein adalah asam amino sistein yang ikut mengeras dalam saluran ginjal.
Mengutip dari The Straits Times, 2023; dr Lim Chye – ahli urologi dan dokter yang menangani operasi pengangkatan 300 batu ginjal tersebut mengatakan bahwa faktor penyebab seseorang dapat menderita batu ginjal antara lain usia, genetik, implikasi dari suatu penyakit kronis, pola makan yang tinggi kalsium, protein dan gula, serta kondisi tubuh yang kurang minum air mineral. Jika dilihat dari kasus wanita tersebut akibat pola konsumsi gula yang tidak bijak.
Batu ginjal dapat muncul di sepanjang saluran urin. Batu ginjal yang terdapat pada kandung kemih dapat menyebabkan proses pembuangan urin terganggu. Semakin besar ukuran dan semakin banyak batu ginjal, maka saluran urin tersumbat. Penyumbatan saluran urin bisa menimbulkan berbagai gangguan, seperti rasa nyeri pada tubuh bagian bawah, sulit buang air kecil dan pembengkakan ginjal hingga pendarahan.
Garam Kalsium Oksalat
Garam kalsium oksalat terbentuk dari ion kalsium (Ca2+) dan ion oksalat (C2O42-). Ion oksalat yang berasal dari asam oksalat, merupakan senyawa asam organik dikarboksilat. Dimana saat dilarutkan dalam air dapat melepaskan dua ion H+, melalui persamaan reaksi berikut ini;
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut dihasilkan ion oksalat. Ion oksalat yang terdiri dari dua ion karboksil (COO–) menyebabkan adanya khelat, atau seolah-olah ion karboksil dapat mencekram ion logam. Akibatnya Ikatan yang dihasilkan tentu sangat kuat. Hal ini yang menyebabkan asam oksalat dapat membentuk senyawa garam yang sangat stabil. Jika ion oksalat (di dalam sistem peredaran darah) berikatan dengan ion logam Na+, K+ dan NH4+ maka akan terbentuk garam oksalat yang larut, sedangkan jika ion oksalat (di dalam ginjal) berikatan dengan ion Ca2+, Fe2+ dan Mg2+ maka akan terbentuk menjadi garam kristal dan mengendap.
Ikatan kimia yang terbentuk dari garam kalsium oksalat adalah ikatan ionik. Ikatan ionik terjadi ketika adanya interaksi elektrostatik atau tarik-menarik antara ion kalsium (bermuatan positif) dengan ion oksalat (bermuatan negatif). Adanya efek khelat dari ion oksalat menyebabkan ikatan ini semakin kuat dan stabil. Ditambah nilai kelarutan garam kalsium oksalat yang rendah menyebabkan mudah mengendap. Namun, ikatan ini mudah terlepas apabila garam kalsium oksalat dilarutkan dalam air. Kedua ion pada garam kalsium oksalat terikat oleh molekul air.
Pembentukan Kalsium Oksalat
Telah diketahui bahwa batu ginjal merupakan kumpulan garam mineral yang mengendap di saluran ginjal. Mineral yang dimaksud adalah kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+) dan besi (Fe2+). Mineral kalsium, magnesium dan besi yang berlebihan di tubuh serta telah tidak digunakan oleh tulang, otot, dan hemoglobin dibuang melalui ginjal dan dikeluarkan bersama urin.
Oksalat dikenal memiliki efek antinutrien dan potensi nefrotoksisitas. Dalam sistem peredaran darah oksalat membatasi bioavailabilitas beberapa nutrisi karena dapat mengikat mineral, sehingga mengurangi penyerapan dan penggunaannya. Namun ada satu kondisi yang menguntungkan, yaitu saat tubuh terlalu banyak mengkonsumsi mineral. Ion oksalat mengikat mineral tersebut dalam bentuk oksalat terlarut dan keluar melalui ginjal bersama dengan urin.
Diketahui oksalat terlarut diserap melalui usus, kemudian masuk ke aliran darah. Oksalat terlarut dikirim ke ginjal dan diekskresikan, sehingga meningkatkan kadar oksalat dalam urin. Jika ion oksalat bertemu dengan mineral kalsium yang telah dibuang maka terjadi pembentukan garam (kristalisasi) kalsium oksalat di saluran ginjal. Kristalisasi kalsium oksalat ini menyebabkan pembengkakan pada ginjal, nyeri pada punggung bawah, berkurangnya jumlah urin, dan pendarahan.
Oksalat dapat masuk dalam tubuh melalui makanan produk nabati seperti bayam, brokoli, daun teh, dan kangkung (disebut sebagai oksalat eksternal). Selain itu tubuh kita juga dapat menghasilkan oksalat melalui proses metabolisme asam glikolat/asam glioksalat di organ hati (oksalat internal). Makanan tinggi oksalat diketahui memberikan efek negatif pada penyerapan mineral kalsium dan besi. Pembentukan garam kalsium oksalat dapat terjadi jika rasio oksalat : kalsium melebihi 9 : 4. Jadi semakin tinggi konsentrasi oksalat dalam tubuh maka semakin besar kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Oksalat biasanya tidak dikonsumsi setiap hari dalam konsentrasi tinggi dan terdapat senyawa lain dalam makanan yang memiliki peran protektif terhadap pembentukan batu ginjal, seperti asam fitat, kalium, kalsium, dan antioksidan polifenol. Selain itu, proses memasak dengan merebus, mengukus, dan merendam dapat mengurangi kandungan oksalat terlarut.
Benarkah Bubble Tea Penyebab Utama Batu Ginjal?
Belum ada penelitian yang jelas mengenai minuman manis terutama bubble tea dapat menyebabkan batu ginjal. Minuman bubble tea umumnya mengandung teh, gula, susu dan bola-bola tapioka (dikenal sebagai topping pearl, bubble dan boba). Belum tentu kandungan oksalat pada daun teh yang menjadi pemicu pembentukan batu ginjal. Namun, kandungan gula pada minuman tersebut yang dipastikan cukup tinggi dapat menjadi faktor utamanya.
Gula tebu dan sirup gula merupakan gula alami yang mengandung sukrosa. Sukrosa merupakan bentuk disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Fruktosa merupakan gula sederhana yang didalam tubuh mengalami metabolisme sebagai lemak dan tersimpan di organ hati. Lemak yang menumpuk di organ hati menyebabkan penghambatan insulin, sehingga meningkatkan produksi asam urat. Adanya gula tambahan seperti fruktosa dalam minuman manis, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Tingginya asam urat dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal, terutama batu ginjal dari kristal asam urat.
Ayo Konsumsi Air Mineral
Berkaca dari kasus 300 batu ginjal ini, kurangnya mengkonsumsi air mineral dapat meningkatkan resiko pembentukan batu ginjal. Jika suatu minuman mengandung tambahan gula yang tinggi dan bila dikonsumsi berlebihan, hal ini dapat berkontribusi pada risiko asam urat yang lebih tinggi. Apalagi ditambah kurangnya mengkonsumsi air mineral.
Air dikenal sebagai pelarut universal, termasuk melarutkan ion mineral yang ada pada batu ginjal. Saat larut di dalam air, garam mengalami disosiasi menjadi ion-ion. Garam dapat terdisosiasi menjadi ion-ion, karena garam terdiri dari ion positif dan negatif. Ion positif biasanya mineral terikat melalui atom O pada air. Sedangkan ion negatif (dalam hal ini oksalat atau asam urat), terikat melalui ikatan hidrogen dengan air. Sehingga garam mineral pada batu ginjal menjadi larut dan dapat dikeluarkan bersama dengan urin.
Air mineral harus menjadi minuman utama kita. Jika tidak memungkinkan, sebaiknya pilih minuman dengan kandungan gula lebih rendah. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah terbentuknya batu ginjal dalam tubuh kita.
Referensi
- https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/kidney-stones/definition-facts (Diakses: 27/01/2024).
- https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/kidney-stones/definition-facts (Diakses: 27/01/2024).
- https://www.straitstimes.com/asia/east-asia/taiwan-hospital-removes-over-300-kidney-stones-from-woman-who-prefers-bubble-tea-to-plain-water (Diakses: 27/01/2024).
- Johnson, R.J., Perez-Pozo, S.E., Sautin. Y.Y., Manitius, J., Sanchez-Loza, L.G., Feig, D.I., Shafiu. M., Segal, M., Glassock, R.J., Shimada, M., Roncal, C., and Nakagawa, T., 2009, Hypothesis: Could Excessive Fructose Intake and Uric Acid Cause Type 2 Diabetes?., Endocrine Reviews, 30(1), 96-116.
- Noonan, S.C., and Savage, G.P., 1999, Oxalate content of Foods and its effect, Asia Pacific J. Clin. Nutr., 8 (1): 64-74.
- Salgado, N., Silva, M.A., Figueira, M.E., Costa, H.S., and Albuquerque, T.G., 2023, Oxalate in Foods: Extraction Conditions, Analytical Methods, Occurrence, and Health Implications, Foods, 12, 3201: 1-41. Shriver. S., and Atkins, P., 2009, Inorganic Chemistry, Fifth Edition, New York, Oxford University Press.