Listrik saat ini tentu saja merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Betapa tidak, semua kegiatan di Bumi ini membutuhkan listrik. Tanpa listrik, tak akan ada air yang mengalir ke perumahan di perkotaan. Lalu tanpa air, apa yang bisa dilakukan manusia untuk bertahan hidup. Memasak, mencuci, bahkan sesederhana mencuci tangan, butuh air. Dan air itu (terutama untuk perkotaan yang jauh dari sumber air alami), membutuhkan listrik.
Tak heran bila konsumsi listrik terus mengalami kenaikan sepanjang waktu. Cobalah saja kita mengingat perjalanan kita menuju kantor atau sekolah pagi ini. Menyeduh kopi, memasak, mencuci, mandi, mengisi ulang baterai smartphone, lalu berangkat ke kantor dan bekerja dengan komputer yang terhubung dengan listrik sepanjang hari. Pulang ditemani lampu jalan yang menyala sepanjang 30 menit perjalanan. Semuanya membutuhkan listrik.
Berapa besar energi listrik yang kita butuhkan?
Kebutuhan listrik kita setiap hari ternyata memang sangat besar, lho. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2021) telah memprediksi kebutuhan listrik Indonesia pada tahun 2060, yakni diproyeksikan mencapai 1.885 Terawatt hour (TWh). Tera sendiri besarnya adalah 1.000.000.000.000 atau 10^12, lho. Betapa jumlah yang sangat besar!!
Indonesia sendiri memiliki PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau yang biasa disingkat PLN sebagai pengatur semua hal tentang kelistrikan Indonesia. Wah keren, ya? Nah, PLN ini selalu melakukan upaya demi pemenuhan listrik seluruh Indonesia, tanpa kecuali. Jumlah kebutuhan diatas mencakup beban PLN sebesar 1.728 TWh dan demand non-PLN sekitar 157 TWh.
Dari Matahari untuk Bumi
Disamping kebutuhan energi listrik yang semakin hari semakin meningkat, penyediaan energi yang menggunakan bahan bakar fosil menimbulkan berbagai masalah lain. Salah satunya adalah emisi gas rumah kaca (GRK). Hal ini mendorong kesadaran masyarakat akan perlunya sumber energi yang bersih, yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga menjanjikan Bumi yang lebih lestari.
Matahari menawarkan pasokan energi yang sangat potensial, tidak terbatas, dan ramah lingkungan. Potensi cahaya matahari ini dalam satu hari rata-rata mencapai 4000 W/m^2 yakni setara dengan 1400 kali kebutuhan energi masyarakat dunia (Widjanarko dkk., 2019). Indonesia sebagai negara beriklim tropis tentu saja memiliki potensi energi surya yang besar. Bahkan, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM juga telah menargetkan pemasangan 3.600 MW PLTS atap pada tahun 2025 guna mengoptimalkan potensi sel surya.
Bagaimana Nasib PLTS pada Hari Mendung atau Hujan?
Kunci pokok Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah sinar matahari. Jika cuaca cerah dan matahari bersinar terang, energi listrik yang dapat dihasilkan oleh sel surya pun semakin bagus. Itulah mengapa sekarang ini berkembang banyak inovasi guna mengoptimalkan sel surya. Lalu, bagaimana saat hari mendung dan matahari tidak bersinar?
Problematika ini mendoron inovasi untuk menggabungkan sel surya, jaringan listrik dan penyimpanan baterai. Kombinasi ini memungkinkan energi matahari yang ditangkap oleh PLTS dapat disimpan pada baterai sebagai cadangan energi. Cadangan ini dapat digunakan pada saat hari hujan ataupun malam hari. Sedangkan jaringan listrik, seperti PLN dibutuhkan untuk mensuplai kebutuhan yang lebih besar atau saat sel surya dan baterai tidak memiliki cadangan energi sama sekali.
Tiga jenis PLTS ini digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna. Berikut ini jenis-jenis PLTS yang wajib kita ketahui:
1. PLTS off-Grid
PLTS ini merupakan jenis PLTS yang paling sederhana. Panel surya jenis ini bersifat independen yang artinya tidak terhubung ke jaringan listrik seperti PLN. Biasanya PLTS off-grid ini cocok untuk diterapkan di daerah terpencil yang belum memiliki jaringan listrik. Dengan begini, teman-teman kita disana tidak kesusahan lagi mencari sumber energi listrik. Instalasi PLTS off grid juga dapat digabungkan dengan baterai sekunder yang dapat diisi ulang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan saat daya pembangkitan sel surya menurun karena siklus harian maupun kondisi cuaca. Wah, benar-benar hebat, ya!
2. PLTS on-grid
Jenis ini merupakan kebalikan dari PLTS off-grid. Sesuai namanya, PLTS akan terhubung ke jaringan listrik seperti PLN untuk cadangan energi jika sel surya tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Jenis ini biasanya tidak membutuhkan baterai karena apabila daya yang dihasilkan panel surya sedang tidak optimal, maka listrik akan disuplai oleh PLN. Wah, sekarang tidak perlu khawatir lagi saat hujan. Listrik rumah akan tetap aman, lho!
3. PLTS Hybrid (contohnya dengan baterai)
Jenis yang ketiga ini merupakan gabungan dari dua jenis PLTS sebelumnya. PLTS ini terhubung ke dalam sistem jaringan listrik PLN sekaligus menggunakan baterai agar tetap dapat menyimpan energi yang dihasilkan panel surya pada siang hari. Keuntungan jenis ini adalah kapasitas baterai tidak harus besar dan beban listrik juga tidak sepenuhnya disuplai oleh PLN. Hal ini karena pengguna dapat mengatur sumber energi mana yang akan digunakan. Misalnya panel surya diatur untuk digunakan lampu ruang kerja dan AC (yang mana lebih banyak digunakan pada siang hari), sedangkan baterai digunakan untuk menjadi sumber energi lampu kamar (yang mana lebih banyak digunakan pada malam hari). Jadi, pengguna dapat menentukan sendiri pemanfaatan masing-masing sumber energi yang terpasang.
Nah, berbagai jenis PLTS ini tentu sangat menjanjikan untuk penyediaan energi listrik di rumah atau kantor kita. Dengan adanya berbagai variasi PLTS, kita dapat menentukan jenis PLTS yang tept sesuai dengan kebutuhan. Dan yang paling penting, sekarang kita tidak perlu khawatir lagi apabila hari hujan atau mendung, sumber energi panel surya ternyata masih bisa tetap bekerja, lho.
Referensi
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2021. Penuhi Kebutuhan Listrik 20260 dan Capai NZE, Kementerian ESDM Optimalkan Pemanfaatan Enegi Bersih. URL: https://ebtke.esdm.go.id/post/2021/09/20/2967/penuhi.kebutuhan.listrik.2060.dan.capai.nze.kementerian.esdm.optimalkan.pemanfaatan.energi.bersih Diakses 20 Mei 2022.
- Widjanarko, Nugroho, P.W., Dani, A., dan Aila, N. 2019. Studi Implementasi Small PLTS Off Grid Berbasis Baterai LiFePO4 pada Rumah Tangga Daya Tenaga Surya 200 W. Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana. 13(2): 10-14.
Sedang menempuh pendidikan di program studi Fisika. Senang mebaca artikel sains, belajar hal-hal baru, berdiskusi dan menulis.
Artikelnya mudah dipahami dan menarik untuk dibaca. saya jadi mengetahui jenis-jenis PLTA. Terimakasih banyak kak.
Sama-sama, kak. Semoga informasinya bermanfaat.