Menurut bentuknya karya sastra terbagi atas prosa dan puisi, sementara itu menurut zamannya puisi terbagi atas puisi lama dan puisi baru. Puisi lama sangat terikat dan tidak bebas, puisi lama merupakan peninggalan dari sastra melayu. Puisi lama ini juga dipengaruhi oleh sastra Arab dan India. Contoh puisi lama di antaranya adalah pantun. Pantun maupun cerita kuno tidak diketahui siapa pengubah dan pengarangnya sebab dianggap milik bersama.
Pantun bukan sekedar karya sastra asli Melayu berjumlah empat baris dengan rima a-b-a-b, tetapi merupakan cara orang-orang Melayu memahami dan mensakralkan alam membangun peradaban manusia, dan memperkenalkan diri kepada bangsa-bangsa lain di dunia. Sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Haji Saleh, bahwa pantun hadir sebagai sebuah taman bahasa terindah. Bunga-bunganya berwarna warni, dan wangiannya tanpa bandingan. Bunga-bunga ini disimpan di bibir, dalam ingatan, dalam tulisan dan upacara harian.
Definisi atau Pengertian Pantun
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu) yang tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Ada sejumlah pendapat lain mengenai pengertian pantun menurut para ahli, antara lain:
Budiono
Pengertian pantun adalah suatu bentuk puisi lama yang khas dari indonesia.
Mutia Dwi Pangesti
Pantun berasal dari bahasa Minangkabau yaitu patuntun yang artinya petuntun.
Herman Waluyo
Pantun adalah jenis puisi melayu yang asli dan sudah lama mengakar dalam budaya masyarakat.
Kaswan dan Rita
Pantun adalah satu di antara jenis puisi melayu di mana dalam satu baitnya terdiri dari empat larik dan mempunyai sajak a-b-a-b. Untuk larik pertama dan kedua diberi nama sampiran, sedangkan larik ketiga dan keempat dinamakan isi.
Alisyahbana
Pantun adalah satu di antara jenis puisi lama yang dikenal oleh orang dulu dan telah dikenal masyarakat sejak lama sekali. Ciri-ciri pantun yang utama adalah setiap baitnya terdiri dari empat baris dan berisikan sampiran serta isi pantun.
Peran Pantun
Pada masa lalu pantun digunakan untuk melengkapi pembicaraan sehari-hari. Saat ini pun sebagian besar masyarakat Melayu di pedesaan masih menggunakannya. Pantun dipakai oleh para pemuka adat dan tokoh masyarakat dalam pidato, oleh para pedagang yang menjajakan dagangannya, oleh orang yang ditimpa kemalangan, dan oleh orang yang ingin menyatakan kebahagiaan. Oleh karena itu, walaupun pantun masih sering dibacakan oleh orang-orang Melayu, khususnya di daerah-daerah pedesaan, dalam berbagai upacara adat, pidato resmi pemerintah, pementasan budaya, dan kegiatan-kegiatan keseharian lainnya, tetapi pembacaan pantun hanyalah sebagai prasyarat (pelengkap) acara bukan sebuah proses pewarisan nilai-nilai.
Pantun secara fisik hadir dalam masyarakat, tetapi tidak demikian dengan nilai-nilainya. Menurut Tenas Effendy, dalam kehidupan masa kini walaupun pantun masih dikenal dan dipakai orang, tetapi isinya tidak lagi berpuncak kepada nilai-nilai luhur budaya asalnya. Isinya lebih bersifat senda gurau atau ajuk-mengajuk antara pemuda dengan pujaannya. Pantun banyak dijadikan lelucon di acara televisi. Akibatnya, pantun sudah menjadi barang mainan, sudah kehilangan fungsi dan maknanya yang hakiki yakni sebagai media untuk memberikan “tunjuk ajar” serta pewarisan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia.
Berikut adalah video Juara 1 Lomba Berbalas Pantun Tingkat Nasional Tahun 2021
Ciri-ciri Pantun
Lantaran termasuk puisi lama, pantun memiliki aturan terikat dalam penciptaannya. Sebuah pantun dapat dikenal dari ciri-ciri pantun itu sendiri. Ciri-ciri pantun tersebut antara lain:
1. Terdiri dari empat baris setiap baitnya
Puisi lama yang satu ini memiliki ciri-ciri pantun khas yang kuat, yaitu tiap baitnya selalu terdiri atas empat baris. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik. Setiap baris terdiri dari minimal delapan kata dan maksimal 12 kata.
2. Memiliki pola
Ciri-ciri pantun lainnya yang mudah dikenali adalah pola. Ada dua pola yang biasanya terdapat dalam pantun, yakni pola a-b-a-b dan a-a-a-a.
3. Memiliki sampiran dan isi
Ciri-ciri pantun yang berikutnya adalah sampiran dan isi. Dua baris pertama disebut dengan sampiran atau pembayang. Sampiran atau pembayang biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud, selain untuk mengantarkan rima sajak. Sementara, isi berada pada baris ketiga dan keempat, yang berisi pesan atau makna utama dari sebuah pantun.
4. Tidak ada nama penulis
Ciri-ciri pantun yang selanjutnya adalah tidak terdapat nama penulis, berbeda dengan puisi atau karya sastra lainnya. Hal ini dikarenakan dahulu penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
Jenis-Jenis Pantun dan Contohnya
Pantun memiliki berbagai macam jenis, berdasarkan peruntukannya maka berikut adalah pengelompokannya:
1. Pantun nasihat
Pantun nasihat memiliki isi yang bertujuan menyampaikan pesan moral dan didikan. Pantun nasihat biasanya memiliki pesan-pesan bijak yang mengajak untuk berbuat baik.
Contoh:
Pisang emas dibawa berlayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati
2. Pantun jenaka
Pantun jenaka merupakan pantun yang dibuat untuk tujuan hiburan. Terkadang, pantun jenaka dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi makin riang.
Contoh:
Duduk manis di bibir pantai
Memandang dia, aduhai tiada dua
Masa muda kebanyakan santai
Sudah renta sulit tertawa
3. Pantun teka-teki
Ciri-ciri pantun teka-teki adalah kalimat pertanyaan pada baris akhir pantun. Pantun ini berisi teka-teki untuk para pendengarnya.
Contoh:
Pergi ke gunung petik alpukat
Alpukat digigit sambil berdiri
Nona datang kian mendekat
Bersuara besar bikin aku lari
4. Pantun cinta
Pantun cinta merupakan jenis pantun yang isinya berisi pesan yang berhubungan dengan cinta, romantisme, rindu antara dua insan. Hingga saat ini masih banyak orang yang menggunakan pantun cinta untuk mengungkapkan perasaan.
Contoh:
Walaupun hanya sebatang tebu
Tetapi bisa diramu
Walaupun jarang ketemu
Cintaku hanya untukmu
5. Pantun agama
Tujuan dari pantun agama sama dengan pantun nasihat, yaitu memberikan pesan moral dan didikan. Pantun agama membahas mengenai manusia dengan pencipta-Nya. Berbeda dari pantun nasihat, pantun agama lebih spesifik isinya karena diselipkan nilai-nilai dan prinsip agama tertentu.
Contoh:
Sepohon kayu daunnya rimbun
Lebat bunganya serta buahnya
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya
6. Pantun peribahasa
Seperti namanya, pantun peribahasa merupakan pantun yang di dalamnya terdapat kalimat peribahasa yang pada umumnya memiliki susunan tetap.
Contoh:
Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang kita ke tepian
Bersakit-sakit kita dahulu
Bersenang-senang kemudian
7. Pantun kiasan
Pantun kiasan berisi bahasa atau kalimat kiasan. Hal ini berarti, pesan yang ada pada pantun ini disampaikan secara tersirat.
Contoh:
Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Jika berdasarkan usia, maka jenis-jenis pantun dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Pantun anak-anak :
a. Pantun bersuka cita
b. Pantun berduka cita
- Pantun orang muda
a. Pantun dagang atau pantun nasib
b. Pantun muda
c. Pantun jenaka
d. Pantun berkenalan
e. Pantun berkasih-kasihan
f. Pantun berceraian
g. Pantun beriba hati
- Pantun orang tua
a. Pantun nasihat
b. Pantun adat
c. Pantun agama
Contoh pantun adat adalah:
Adat menyuluh sarang lebah
Kalau berisi tidak bersambang
Adat penuh tidak melimpah
Kalau berisi tidaklah kurangPadat tembaga jangan dituang
Kalau dituang melepuh jari
Adat lembaga jangan dibuang
Kalau dibuang binasa negeriLebat kayu pantang ditebang
Sudah berbuah lalu berdaun
Adat Melayu pantang dibuang
Sudah pusaka turun-temurun
Contoh pantun adat yang berkenaan dengan tata pemerintahan misalnya:
Anak gadis memepat kuku
Dipepat dengan pisau seraut
Terpepat pada betung tua
Betung tua dibuat lantaiNegeri dihuni berbagai suku
Ada seinduk ada seperut
Kampung diberi bertua
Rumah diberi bertungganai
Contoh pantun tua yang berisi nasihat;
Patah lancang kita sadaikan
Supaya sampan tidak melintang
Petuah orang kita sampaikan
Supaya badan tidak berhutangBurung punai memakan saga
Saga merah besar batangnya
Rukun dan damai di rumah tangga
Amal ibadat jadi tiangnyaEncik Mamat membelah bambu
Bambu berjalin rotan saga
Baiklah hormat kepada ibu
Supaya terjamin masuk surga
Contoh pantun anak muda :
Kalau ada selasih dulang
Kami menumpang ke Jawa saja
Buah hati kekasih orang
Kami menumpang ketawa sajaHilang kemana bintang kartika?
Tidak nampak di awan lagi
Hilang kemana adik seketika
Tidak nampak berjalan lagiPisang serendah masaknya hijau
Ditunggu layu tak mau layu
Tinggi rendah mata meninjau
Ditunggu lalu tak mau lalu
Referensi:
- Andriani, T. (2012). Pantun dalam kehidupan Melayu (Pendekatan historis dan antropologis). Sosial Budaya, 9(2), 195-211.
- https://hot.liputan6.com/read/4907601/4-ciri-ciri-pantun-pengertian-jenis-dan-contohnya-yang-perlu-diketahui diakses pada 27 Mei 2022.