Cache Website: Pengertian, Sejarah, Prinsip Kerja, Korelasi dengan SEO, dan Peranannya [Lengkap]

Satu teknologi yang memainkan peran krusial dalam meningkatkan performa dan responsifitas website adalah cache.

cache website

Dalam era digital yang terus berkembang, kecepatan akses dan pengalaman pengguna menjadi faktor utama dalam keberhasilan sebuah situs web. Salah satu teknologi yang memainkan peran krusial dalam meningkatkan performa dan responsifitas website adalah cache. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu cache, bagaimana prinsip kerjanya, dan mengapa cache menjadi elemen penting dalam pengelolaan situs web.

Apa itu Cache?

Cache merupakan suatu tempat penyimpanan sementara suatu data, tujuannya untuk mempercepat akses dan pengambilan data di masa mendatang. Dalam konteks website, cache digunakan untuk menyimpan salinan halaman web atau elemen-elemen situs sehingga saat pengguna mengakses situs tersebut kembali, halaman atau elemen-elemen yang telah di-cache dapat diambil lebih cepat daripada mengambilnya dari sumber aslinya (server).

Dalam analogi benda sehari-hari, cache dapat dibandingkan dengan Kantong Kecil dalam Tas. Bayangkan jika Anda sering mengambil beberapa barang tertentu dari tas Anda seperti kunci, ponsel, atau dompet. Daripada selalu mencari di seluruh tas setiap kali Anda membutuhkannya, Anda mungkin menempatkannya di kantong kecil atau saku di dalam tas. Hal tersebut seperti cache, di mana barang-barang yang sering diakses disimpan di tempat yang lebih mudah dijangkau untuk mempercepat akses.

Sejarah Cache

Sejarah penemuan dan pengembangan cache dalam konteks komputasi dan teknologi informasi memiliki evolusi yang beragam. Berikut adalah tinjauan singkat mengenai perkembangan cache:

1. Penggunaan Pertama dalam Komputer:

  • Penggunaan cache dalam komputer dimulai pada tahun 1960-an. Pada masa itu, komputer-komputer awal mulai menggunakan teknik buffering untuk menyimpan sejumlah kecil data yang sering digunakan di memori agar dapat mengaksesnnya lebih cepat.

2. 1970-an – Konsep Memori Asosiatif:

  • Konsep awal dari cache memory muncul pada pertengahan 1970-an. Pada saat itu, muncul teknik penggunaan memori asosiatif untuk meningkatkan kecepatan akses data. Memori asosiatif memungkinkan penyimpanan data tanpa perlu alamat spesifik.

3. 1980-an – Cache pada Mikroprosesor:

  • Pada era komputasi mikroprosesor, sekitar tahun 1980-an, pengembang mulai mengintegrasikan cache langsung ke dalam mikroprosesor. Hal ini memungkinkan data yang sering digunakan untuk disimpan di dalam chip prosesor, meningkatkan kecepatan akses.

4. 1990-an – Cache L3 dan Cache Web:

  • Pada tahun 1990-an, cache level 3 (L3) mulai diperkenalkan dalam sistem komputer yang lebih canggih. L3 cache ditempatkan di luar mikroprosesor dan memungkinkan penyimpanan data dalam skala yang lebih besar.
  • Dengan perkembangan World Wide Web pada pertengahan hingga akhir 1990-an, cache web menjadi penting. Proxy server dan browser mulai menggunakan cache untuk menyimpan salinan halaman web dan elemen-elemen situs guna mengurangi waktu loading.

5. Abad ke-21 – Cache pada Tingkat Aplikasi:

  • Seiring dengan perkembangan teknologi, cache semakin diterapkan pada tingkat aplikasi. Banyak aplikasi modern menyertakan cache untuk menyimpan data sementara dan mempercepat respons.

6. Cache di Dunia Internet:

  • Pada era internet, server cache digunakan secara luas untuk mengurangi beban server dan meningkatkan kecepatan akses. CDN (Content Delivery Network) juga menggunakan cache untuk mendistribusikan konten secara efisien di seluruh dunia.

Seiring berjalannya waktu, teknologi cache terus berkembang untuk menghadapi tantangan kecepatan dan kompleksitas sistem komputasi modern. Dari penggunaan awal di komputer-komputer awal hingga implementasi canggih pada tingkat mikroprosesor dan aplikasi, cache telah menjadi komponen integral dalam upaya untuk meningkatkan performa sistem komputasi.

Prinsip Kerja Cache:

Prinsip kerja cache pada website melibatkan penyimpanan salinan data atau informasi yang sering diakses dalam suatu lokasi yang mudah dijangkau. Ada beberapa jenis cache yang umumnya digunakan, termasuk cache browser, cache server, dan cache aplikasi.

  1. Cache Browser:
    • Browser menyimpan salinan halaman web, gambar, dan elemen-elemen situs pada perangkat pengguna.
    • Saat pengguna mengunjungi situs yang telah dikunjungi sebelumnya, browser dapat memuat halaman tersebut dari cache lokal, hal ini dapat mengurangi waktu loading.
  2. Cache Server:
    • Server menyimpan salinan halaman web atau data yang sering diminta oleh pengguna.
    • Ketika pengguna mengakses suatu situs, server dapat memberikan data dari cache daripada mengambilnya dari server utama.
  3. Cache Aplikasi:
    • Aplikasi juga dapat menggunakan cache untuk menyimpan data sementara, seperti hasil pencarian atau informasi pengguna.
    • Hal ini membantu aplikasi memberikan respons yang lebih cepat tanpa perlu memuat ulang data yang sama secara berulang.
  4. Cache CDN (Content Delivery Network):
    • Jika sebuah situs menggunakan CDN, cache juga dapat disimpan di server-server CDN yang tersebar di berbagai lokasi geografis.
    • CDN menyimpan salinan konten situs, seperti gambar, skrip, dan file statis lainnya, untuk mempercepat pengiriman ke pengguna di berbagai wilayah.
  5. Cache Database:
    • Dalam beberapa kasus, cache juga dapat disimpan di tingkat database, di mana hasil query database yang sering digunakan disimpan dalam bentuk cache untuk mempercepat akses.

Mengapa Cache Penting?

  1. Peningkatan Kecepatan:
    • Dengan menyimpan salinan data yang sering diakses, cache mempercepat waktu loading halaman, meningkatkan pengalaman pengguna, dan mengurangi latensi.
  2. Efisiensi Penggunaan Bandwidth:
    • Cache membantu mengurangi beban bandwidth server dengan menyajikan salinan data yang sudah ada, mengurangi kebutuhan untuk mengambil data dari sumber utama.
  3. Penurunan Beban Server:
    • Dengan meminimalkan permintaan ke server utama, cache membantu mengurangi beban server, memungkinkan server menangani lebih banyak permintaan secara bersamaan.
  4. Optimalisasi Penggunaan Sumber Daya:
    • Cache membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya, karena data yang sudah dimuat tidak perlu diproses ulang setiap kali diminta.

Korelasi Cache dan Search Engine Optimization (SEO)

Korelasi antara cache dan Search Engine Optimization (SEO) sangat signifikan dalam konteks pengembangan web. Implementasi yang baik dari cache dapat memberikan dampak positif pada faktor-faktor yang berkontribusi pada SEO. Berikut adalah beberapa cara di mana cache dan SEO saling terkait:

  1. Peningkatan Kecepatan Situs:
    • Salah satu faktor utama dalam algoritma peringkat mesin pencari adalah kecepatan situs. Cache membantu meningkatkan kecepatan akses halaman web dengan menyimpan salinan data yang sering diminta, mengurangi waktu loading halaman.
    • Situs web yang lebih cepat cenderung mendapatkan peringkat lebih tinggi dalam hasil pencarian, karena Google dan mesin pencari lainnya memprioritaskan pengalaman pengguna yang baik.
  2. Reduksi Latensi:
    • Cache membantu mengurangi latensi dengan menyimpan data di lokasi yang lebih dekat dengan pengguna, seperti di browser, server lokal, atau server CDN.
    • Latensi yang rendah dapat meningkatkan performa situs dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, yang dapat memengaruhi faktor peringkat SEO.
  3. Pengurangan Beban Server:
    • Cache membantu mengurangi beban server dengan menyajikan salinan data yang sudah ada tanpa perlu mengambilnya dari sumber aslinya setiap kali diminta.
    • Dengan mengurangi beban server, situs dapat menangani lebih banyak permintaan secara bersamaan, meningkatkan ketersediaan dan kecepatan.
  4. Peningkatan Retensi Pengguna:
    • Kecepatan situs dan responsifitas yang ditingkatkan melalui penggunaan cache dapat membantu meningkatkan retensi pengguna.
    • Pengguna cenderung tinggal lebih lama di situs yang memberikan pengalaman pengguna yang cepat dan efisien, yang dapat memengaruhi indikator SEO seperti tingkat pentalan (bounce rate) dan durasi kunjungan.
  5. Optimasi Mobile:
    • Dengan semakin meningkatnya penggunaan perangkat seluler, kecepatan situs pada perangkat mobile menjadi faktor penting dalam algoritma peringkat mesin pencari.
    • Cache membantu mengoptimalkan kecepatan situs pada perangkat mobile dengan menyajikan versi yang di-cache dari konten situs.
  6. Penggunaan CDN:
    • Penggunaan Content Delivery Network (CDN) sebagai bentuk cache dapat meningkatkan kecepatan dan ketersediaan konten di seluruh dunia, yang dapat berkontribusi pada peringkat SEO global.

Dengan menerapkan cache secara efektif, pengembang web dapat mendukung upaya SEO dengan menciptakan situs yang lebih cepat, responsif, dan menyenangkan bagi pengguna. Kecepatan situs dan performa yang optimal adalah faktor penting dalam memenuhi standar kualitas yang diinginkan oleh mesin pencari.

Periode Penghapusan Cache

Periode penghapusan cache (cache clearing) dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan sifat perubahan data pada situs web atau aplikasi. Penghapusan cache biasanya dilakukan untuk memastikan bahwa pengguna mendapatkan versi terbaru dari halaman web atau elemen-elemen situs. Berikut adalah beberapa pertimbangan umum:

  1. Dinamika Konten:
    • Jika situs web memiliki konten yang sering diperbarui, seperti berita, pembaruan produk, atau informasi real-time, maka periode penghapusan cache mungkin lebih pendek. Google sendiri merekomendasikan bahwa “We recommend a minimum cache time of one week and preferably up to one year for static assets, or assets that change infrequently.”
    • Konten yang sering berubah memerlukan cache yang lebih sering dihapus agar pengguna selalu melihat versi terbaru.
  2. Aset Statis:
    • Jika sebagian besar konten situs bersifat statis dan jarang berubah, seperti gambar, CSS, atau skrip JavaScript yang stabil, maka periode penghapusan cache bisa lebih panjang.
    • Aset statis yang jarang berubah tidak memerlukan penghapusan cache yang terlalu sering, karena versi yang di-cache tetap relevan.
  3. Tujuan Bisnis:
    • Kebijakan penghapusan cache juga dapat ditentukan oleh tujuan bisnis. Misalnya, situs e-commerce mungkin perlu menghapus cache secara lebih teratur untuk memastikan ketersediaan produk yang akurat.
  4. Ketersediaan Ressource Terbaru:
    • Jika ada perubahan besar dalam sumber daya atau data di tingkat server, penghapusan cache mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa perubahan tersebut tercermin dengan benar pada tingkat pengguna.
  5. Pengaturan Cache-Control:
    • Header HTTP Cache-Control dapat digunakan untuk mengontrol perilaku caching. Misalnya, pengaturan max-age dapat menentukan berapa lama suatu sumber daya dapat di-cache sebelum dianggap usang.
  6. Burst Traffic atau Event Khusus:
    • Pada situasi burst traffic atau saat event khusus, cache mungkin perlu dihapus agar server dapat memberikan respons aktual dan memastikan pengalaman pengguna yang baik.

Perusahaan dan pengelola situs web harus melakukan uji coba dan pemantauan untuk menentukan periode penghapusan cache yang optimal sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Strategi yang baik adalah menggabungkan kebijakan cache yang efisien dengan penggunaan kontrol cache HTTP dan alat pemantauan performa web untuk memastikan situs web berkinerja optimal. Perlu diperhatikan, penghapusan Cache dapat menyebabkan tingginya physical memory usage dan juga CPU Usage. Namun tingginya physical memory usage dan CPU usage akan menurun beberapa menit hingga jam setelah cache dihapus.

Baca juga: Mengungkap Penyebab Physical Memory Usage Tinggi pada Server Website dan Cara Mengatasinya

Kesimpulan

Cache memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan performa dan responsifitas website. Dengan memanfaatkan prinsip kerja cache, pengelolaan situs web dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, mengurangi beban server, dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Sebagai elemen kunci dalam pengembangan web, pengoptimalan cache menjadi suatu langkah yang tak terelakkan dalam membangun situs web yang sukses.

Referensi

Leverage Browser Caching  |  PageSpeed Insights  |  Google for Developers diakses pada 2 Maret 2024.

Serve static assets with an efficient cache policy  |  Lighthouse  |  Chrome for Developers diakses pada 2 Maret 2024.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top