Efektivitas Ketrampilan Menulis bagi Kehidupan

Di balik pro dan kontra atas keterampilan menulis, hakikatnya setiap orang memiliki bakat atau kemampuan dalam komunikasi. Kemampuan itulah yang menjadi dasar dalam dunia kepenulisan.

Aktivitas menulis atau mengarang adalah salah satu keterampilan yang tidak banyak orang menyukainya. Sebagian orang bahkan menyematkan aktivitas menulis sebagai kegiatan yang menjemukan dan memfrustasikan. Memang pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar karena nyatanya dengan menulis seseorang pun dapat memperoleh keseruan dari manfaat yang dihadirkan dari buah karyanya.

Menurut Muhammad Yunus (2007), menulis didefinisikan sebagai kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Hasil yang dapat diperoleh dari aktivitas menulis sering dijumpai dalam bentuk artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, hingga komik. Menurut Trismanto (2017), banyaknya orang yang tidak terlalu tertarik dengan kegiatan menulis beberapa di antaranya karena faktor kendala seperti pengorganisasian sumber data dan kemampuan bahasa. Memang tak bisa dipungkiri bahwa aktivitas ini merupakan seni olah kata yang membutuhkan praktik dan latihan tak henti. Lain halnya dengan Graves (1978) yang menyatakan bahwa seseorang yang enggan menulis lebih disebabkan karena tidak tau untuk apa tujuan ia menulis.

Menulis sebagai Kemampuan Komunikasi

Di balik pro dan kontra atas keterampilan menulis, hakikatnya setiap orang memiliki bakat atau kemampuan dalam komunikasi. Kemampuan itulah yang menjadi dasar dalam dunia kepenulisan. Lebih lanjut, seiring berjalannya waktu akan terasah melalui transmisi budaya dengan proses belajar. Oleh karena itu, kemampuan menulis menjadi suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang khususnya dalam konteks menyalurkan informasi sebagai media komunikasi. Secara lebih luas, komunikasi ini pun dapat digunakan sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh nyatanya adalah dengan pembuatan artikel ilmiah yang menyadur dari jurnal dan literasi yang akhirnya dapat menjangkau berbagai lapisan.

Baca juga: Menulis Sebagai Media Alternatif Mengurangi Depresi (warstek.com)

Masalah dalam Menulis

Sebagaimana dikutip dari penelitian terdahulu bahwa masalah dalam kepenulisan biasanya identik dengan pengorganisasian ide dan bahasa. Pengorganisasian adalah hal yang esensial di dalam sebuah tulisan karena dengan pengorganisasian yang baik tentu sebuah tulisan akan lebih mudah dipahami dan diambil manfaatnya oleh pembaca. Pembiasaan aktivitas menulis menjadi salah satu kunci untuk meredakan permasalahan pengorganisasian bagi penulis pemula. Dengan semakin banyak menulis dan didukung dengan membaca banyak literatur akan menambah pengalaman kepenulisan yang meningkatkan kepekaan atas masalah tersebut. Adapun dalam hal permasalahan bahasa, kosa kata, istilah, dan idiom menjadi salah satu hal yang cukup kompleks. Hal ini dikarenakan bahasa adalah suatu bidang ilmu yang sangat luas dan tak terbatas. Maka, diperlukan kesadaran bagi setiap penulis untuk tak berhenti belajar dan tidak meremehkan tantangan ini.

Kesimpulan

Sebagai seseorang yang ingin merambah dunia kepenulisan, kuatkan tekad dan motivasi untuk apa menulis itu dilakukan. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Wahyu Wibowo (2001). Pertimbangkan topik yang kiranya dapat memantik semangat untuk belajar meski dengan berbagai tantangan yang ada. Tentunya semangat untuk berbagi manfaat menjadi landasan yang semoga dapat menguatkan ketahanan bagi seorang penulis ya! Akhirnya, Nil Voluntibus Arduum, tidak ada yang sulit jika kita punya kemauan. Pun dengan tantangan yang menghadang, keterampilan menulis harus tetap dibiasakan untuk lebih meluaskan ilmu dan kebermanfaatan.

Referensi

Trismanto. 2017. Ketrampilan Menulis dan Permasalahannya. Bangun Rekaprima:3 (1)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top