Embriologi merupakan bagian dari kajian biologi perkembangan (developmental of biology). Biologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan progresif struktur dan fungsi tubuh dalam hidup makhluk hidup. Sedangkan embriologi adalah studi mengenai embrio dengan penekanan kepada polapola perkembangan embrio. Untuk membedakan pemahaman anda tentang embriologi dengan biologi perkembangan, di bagian berikut ini akan dituliskan beberapa pemikiran dan pendapat ahli embriologi (Haviz, 2014).
Sadler (2012) mengilustrasikan embriologi dengan sebuah contoh adanya perubahan sebuah sel menjadi seorang bayi saat masih dalam kandungan ibu, yaitu suatu proses yang menggambarkan bahwa telah terjadinya suatu fenomena besar dan sangat kompleks. Ilmu yang mengkaji tentang fenomena ini disebut dengan embriologi. Pada proses ini, termasuk juga kajian tentang aspek-aspek molekuler, seluler, dan struktural yang saling berkontribusi untuk membentuk suatu organisme.
Baca Juga : Plastik Membawa Masalah Serius
Al-Qur’an memberikan perhatian yang besar tentang manusia, ini terbukti dengan begitu banyaknya ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang membicarakan hal ikhwal manusia dalam berbagai aspeknya, termasuk proses diciptakannya manusia. Berbeda dengan tahapan atau proses penciptaan Adam dan Hawa, ataupun Isa putra Maryam. Tahapan penciptaan manusia umumnya (bani Adam), tidaklah diciptakan secara langsung oleh Allah, dalam arti sebagaimana Allah ketika menciptakan Adam, Hawa atau Isa as,. Dikatakan dalam Al-Qur’an bahwa “sari pati tanah” yang pada mulanya digunakan untuk menciptakan Adam manusia pertama, telah dirubah bentuknya menjadi cairan yang disebut dengan sperma (nutfah/air mani) yang tersimpan di dalam organ reproduksi laki-laki, dan ovum atau sel telur yang berada di dalam alat reproduksi wanita.
Tahapan Perkembangan Manusia
Dudek (2011) menguraikan perkembangan manusia diawali dari tahap prefertilisasi, periode mingguan, periode embrionik dan organogenesis. Uraian lengkapnya sebagai berikut:
- Prafertilisasi, meliputi perkembangan organ reproduksi seksual, perkembangan organ reproduksi seksual, perkembangan kromosom, meiosis, organogenesis, spermatogenesis.
- Perkembangan minggu 1 (hari ke 1-7), meliputi fertilisasi, pembelahan, blastocyst dan implantasi.
- Perkembangan minggu ke-2 (hari ke 8-14), meliputi pembentukan embrioblast lanjutan, trophoblast lanjutan dan mesoderm ekstraembrio.
- Periode embrionik, meliputi pembentukan embrioblast lanjutan, vasculogenesis dan plasentasi.
- Periode bulan 3 sampai lahir, disebut juga organogenesis sampai parturisi, terjadi perkembangan organ dan sistem tubuh dan proses kelahiran.
Sedangkan secara terperinci, Al-Qur’an juga menjelaskan proses penciptaan manusia yang diawali dengan pertemuan antara sel sperma dan sel telur, yang kemudian menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging, dan terbentuk tulang dan otot serta akan disempurnakan kepadanya organ-organ (proses organogenesis). Salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia yaitu pada surat Al-Mukminun ayat 12-14.
Artinya:
- dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
- kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
- kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Pada ayat 12-13 surat Al-Mukminun, dijelaskan bahwa manusia diciptakan dari nutfah atau saripati tanah. Kata sperma atau nutfah sering diterjemahkan dengan istilah air mani atau setetes mani. Secara literal, kata ini berarti tetesan atau bagian kecil fluida cairan kental, konsentrat. Dalam dunia sains kata ini di artikan sebagai konsentrasi fluida yang mengandung sperma. Nutfah juga disebut sebagai air yang hina (mai’n mahin, surah al-Mursalat, ayat 20) atau disebut juga dengan air yang terpancar (mai’n daafiq, surah at-Tooriq, ayat 6). Istilah yang pertama merujuk kepada tempat keluarnya air itu sebagai tempat yang hina, alat genitalia, yakni suatu organ yang juga berpungsi sebagai alat untuk membuang urine. Sedangkan istilah yang kedua menunjukkan proses masuknya nutfah (sperma) kedalam Rahim (Kementrian Agama RI, 2012).
Baca Juga : Nano-Kalsium, Solusi Keluhan Nyeri Tulang di Masa Tua
Pada ayat 14, dijelaskan pembentukan segumpal darah (‘alaqoh). Pembentukan ‘alaqoh terjadi setelah proses peleburan antara sel spermatozoa dengan sel telur kemudian terbentuklah zigot (merupakan cikal bakal manusia). Konsep embriologi di dalam Al-Qur’an ini telah dipelajari dalam embriologi modem yang mengungkap bukti perjalanan zigot yang dalam perkembangan selanjutnya menjadi ernbrio kemudian menuju ke dinding rahim. Zigot akan membelah membentuk embrio dan mengalami beberapa kali pembelahan. Dalam proses pembelahan ini juga diiringi dengan perjalanannya menuju ke rahim sebagai tempat yang kokoh untuk melekatnya embrio. Di dalam rahim inilah embrio berkembang menjadi janin (Kiptiyah, 2007).
A’laqoh dalam bahasa arab berarti lintah (leech), yakni suatu suspensi (suspended thing) atau segumpal darah (a clot of blood). Lintah merupakan binatang tingkat rendah, berbentuk seperti buah pir, dan hidup dengan menghisap darah. Ternyata sifat dan bentuk lintah ini dapat diterapkan pada a’laqoh. Hal ini senada dengan pengertian dalam kamus bahasa arab, yakni arti kata “’alaq” dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Jadi a’laqoh adalah suatu stadium embrionik yang berbentuk seperti buah pir ketika sistem cardiovaskular (sistem pembuluh jantung) sudah mulai tampak dan hidupnya tergantung kepada darah ibunya. A’laqoh terbentuk sekitar 24-25 hari sejak pembuahan. Jika jaringan praembrionik ini digugurkan, maka ia akan tampak seperti segumpal darah (Suryanto, 2015).
Baca Juga : Fiber Bragg Grating – Device Sensor Serba Guna
Pada perubahan dari nutfah menjadi a’laqoh berlangsung sekitar 10 hari, dan diakhiri dengan terbentuknya zigot yang menempel pada dinding rahim dengan plasenta primitif yang dinamakan dengan umbilical cord. Selanjutnya perubahan terjadi dari tahapan a’laqoh ketahapan mudghoh hanya dalam waktu 2 hari, yakni hari ke 24 hingga hari ke 26.
Selanjutnya pada tahap kedua dari pertumbuhan embrio yakni dengan ditandai berubahnya bentukan seperti lintah menjadi mudghoh, yaitu sesuatu yang mirip dengan sepotong daging atau permen karet yang telah dikunyah. Embrio berubah bentuk dari tahapan a’laqoh ke permulaan tahapan mudghoh pada hari ke 24 atu 26. Selanjutnya pada hari ke 28, bagian punggung embrio tumbuh beberapa tonjolan dengan lekukan-lekukan (Suryanto, 2015). Kata mudghah dalam surat Al-Mukminun ayat ke-14 berarti janin. Pada tahapan ini janin telah mengalami pertumbuhan clan perkembangan yang sangat cepat dan berlangsung serangkaian proses pembentukan organ untuk menjadi bentuk yang lebih sempuma (Kiptiyah, 2007).
Pembentukan tulang dan daging (dalarn biologi disebut otot). Pada tahap ini rangka manusia mulai dibentuk. Rangka ini terdiri dari tulang–tulang yang kemudian dibungkus dengan daging (otot). Pada tahap ini manusia telah mempunyai bentuk yang sempurna secara fisik. Selanjutnya janin terus berkembang menyerupai bayi hingga ia siap dilahirkan di dunia (Kiptiyah, 2007).
Sumber:
Dudek RW. 2011. Embryology 5th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Haviz, M. 2014. Konsep Dasar Embriologi: Tinjauan Teoritis. Jurnal Sainstek Vol. VI No. 1 Hal. 96-101. STAIN Batusangkar.
Kiptiyah. 2007. Embriologi Dalam Al-Qur’an: Kajian Pada Proses Penciptaan Manusia. Jurnal Ulul Albab Vo. 8 No. 2. Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Malang.
Lajnah Pentasshilan Mushaf Al-Quran Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Al-quran dan Sains. (Kementerian Agama RI. Jakarta. 2012).
Sadler TW. 2012. Langman’s Medical Embryology, 12th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Suryanto. 2015. Pendidikan Pada Proses Reproduksi Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Sains. Jurnal Pendidikan Islam. SSN Online: 2581-0065 Print: 2089-189X.
Mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Walisongo Semarang.
Suka membaca, menulis, berkebun, dan traveling.
Tertarik dengan hal-hal seputar sains alam, botani, dan ekologi.