Mengulas Harapan dalam PKM

Ditulis oleh Nangimatur Rofingah – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PKM penelitian kompetitif mahasiswa, mungkin banyak yang tidak […]

Ditulis oleh Nangimatur Rofingah – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

PKM penelitian kompetitif mahasiswa, mungkin banyak yang tidak tau mengenai hal ini uktinya ketika ditanya lagi ngerjain apa? Kog bertiga terus? Kalo bilang PKM pasti di tanya lagi apa itu im? Mulai lah kita menjelaskan keberbagai penanya.

Ikut PKM berawal dari postingan dosen, antara minat dengan nggak, tapi entah melihat hadiahnya jadi tertarik.. hehehe. Mulai lah bingung cari partner, ketika satu partner ketemu (nurin)  satu partner lagi susah sekali diajaknya (faishal). Paksaan kami berdua ternyata bisa juga meluluhkannya buat ikut penelitian. Entah kami hanya ingin belajar saja ikut-ikutan penelitian meskipun hadiahnya nggak begitu besar setidaknya kami dapat  pengalamannya.

Mulai pertemuan pertama komitmen kita buat, tujuannya paham sendiri lah mahasiswa kalau diajak kumpul pasti datangnya selalu telat, untuk menghindari hal tersebut sekedar komitmen yang mungkin juga buat semangat “kalau diatara kami datang terlambat ketika kumpul harus berani nembak orang” lucu juga kalau di ingat-ingat. Berusaha keras untuk menghindari punishment itu ada aja yang kena, baru pertama kumpul untuk bahas judul janjian jam 3, malah datang jam 4 kena deh batuya (faishal). Padahal hanya untuk membahas judul yang akhirnya hanya ketemu dalam waktu 30 menit. Masih dengan perdebatan judul yang inginya menyesuaikan dengan waktu penelitian sekalian KKM (kuliah kerja mahasiswa). Ketemulah pembahasan mengenai pemuda di desa. Apa yang akan kita teliti? Harapan mereka. ketika melihat kenyataan di desa banyak sekali pemuda-pemuda yang memilih untuk tetap berada di daerahnya membantu di ladang dan  beternak. Sebenarnya bukan masalah yang waw juga , tapi yang membuat kami penasaran adalah harapan pemuda desa pada masa depan mereka, padahal kehidupan di desa sangat menjunjung nilai-nilai yang menguatkan konsep diri mereka.

Masuk ke konsultasi dosen pembimbing, ada aja yang kami buat. saling mengejek didepan dosen sampai dosen heran sendiri bagaimana bisa menyatukan pemikiran kalau pendapatnya selalu betentangan. Ujung-ujungnya rivisi, maklum lah baru juga belajar meneliti wajar saja kalau berulang-ulang rivisi. Tapi itu adalah semangat kami, membuat kami semakin kompak meskipun harus sering-sering bertengkarnya.  Untung dosen pembimbing yang kami pilih (bu fina) telaten mendampingi kami.

Proposal hampir selesai, tiba-tiba satu anggota (nurin) dapet musibah yang buat kami mengundur pengumpulan. Tidak tega dengan keadaanya al-hasil kami berjuang berdua dalam proposal. Ternyata membuat 10 lembar yang mungkin dulu kami anggap gampang ternyata cukup menguras pemikiran, belum lagi waktu kami terbagi dengan yang lainnya. Mendekati UAS, praktikum apalagi di tambah organisasi. Waktu yang begitu singkat harus kami bagi dengan sebaik mungkin.

Menunggu pengumuman propsal yang lolos selama sebulan cukup membuat lelah juga, awalnya kita pesimis dengan hasilnya ternyata perjuangan kita diberi kesempatan kedua untuk melanjutkan penelitian. Awalnya kami sempat berfikir mengundurkan diri dengan alasan kesibukan masing-masing namun masak hanya sampai disini saja, Meskipun kami hanya mengambil metode kuantitatif tapi persiapan kami benar-benar kami matangkan.

Mulai terjun kelapangan sempat terkejut, tidak hanya aku saja tapi faishal dan nurin pun ternyata sama, apa yang kami tuliskan diproposal berbeda dengan kenyataan. Kami sama-sama kesulitan menentukan objek penelitian lagi. Mulai dari pemuda yang kami targetkan ternyata tidak ada, banyak pemuda desa yang bekerja diluar kota setelah selesai SMP jadi tinggal anak-anak saja yang di desa ini (desaku dan faishal), kemudian desa kedua ternyata terisi denga pemuda yang sangat bandel sampai mau menyebar penelitiannya saja tidak berani (desa nurin). Kami berfikir untuk mengubah obyek penelitian namun setelah ke dosen pembimbing diberi alternatif lain. Mau tidak mau tetap seperti apa yang diproposal dan tujuan utama.

Tidak semudah yang kami bayangkan, mulai dari kesulitan dekat dengan pemuda dan kesulitan mengambil data-data dari mereka. tapi atas perjuangan kami bertiga selama dua bulan dalam penelitian cukup memberikan kesan dan pengalaman yang sangat berharga.

Belum selesai sampai laporan saja, kami harus mengurus admisnistrasi dan persiapan seminar hasil, jauh lebih membuat lelah. Harus mengumpulkan nota-nota saat penelitian yang pada kenyataannya kami bertiga lupa dengan hal itu. Mau tidak mau bukan mulai dari awal tapi berusaha keras melengkapinya mengingat-ingat kembali apa saja yang telah keluarkan selama penelitian belum lagi yang paling berjuang kami datang ke pom bensin hanya untuk meminta struk bensin para pengendara, hehehe. Lumayan malunya tapi ada kesan tersendiri bagi kami.

Selesai urusan administrasi mulai persiapan untuk seminar hasil penelitian, sebulan lagi seminar hasil akan dilaksanakan kami kehilangan anggota (nurin) untuk selamanya. Rencana-rencana awal setelah penelitian yang kami rancang hilang sudah. Tapi benar-benar aku mendapat pengalaman yang sangat berharga, mulai dari belajar bekerjasama, komitmen,  tanggungjawab, persahabatan dan segalanya dalam penelitian ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *