Focus Group Discussion: Pengertian, Fungsi, dan Tujuannya

Focus Group Discussion (FGD) merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data, memperoleh pemahaman, dan menggali berbagai perspektif dari sekelompok orang mengenai suatu isu tertentu.

FGD

Focus Group Discussion (FGD) merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data, memperoleh pemahaman, dan menggali berbagai perspektif dari sekelompok orang mengenai suatu isu tertentu. FGD biasanya terdiri dari 6 hingga 12 peserta yang memiliki kesamaan karakteristik atau memiliki hubungan dengan topik yang sedang dibahas. Diskusi ini dipandu oleh seorang moderator yang memfasilitasi jalannya diskusi secara terarah dan memastikan setiap peserta memiliki kesempatan untuk memberikan pendapatnya.

Pengertian FGD

FGD adalah metode diskusi yang terstruktur dan terencana untuk mendapatkan pandangan, pendapat, atau persepsi dari para peserta mengenai topik atau masalah tertentu. Melalui FGD, peneliti dapat memperoleh data mendalam dan memahami alasan di balik pandangan atau perilaku yang muncul di antara kelompok sasaran.

Fungsi FGD

FGD memiliki berbagai fungsi penting, di antaranya:

  1. Menggali Informasi dan Pandangan: Melalui diskusi kelompok, peneliti dapat memperoleh informasi mendalam dan beragam perspektif tentang topik yang sedang dibahas. Peserta dapat saling berbagi pengalaman, pandangan, dan pengetahuan, yang dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap terhadap suatu isu.
  2. Menguji Hipotesis atau Asumsi: FGD dapat digunakan untuk menguji hipotesis atau asumsi awal yang dimiliki oleh peneliti. Dengan memfasilitasi diskusi, peneliti dapat mengetahui sejauh mana hipotesis tersebut diterima atau ditolak oleh kelompok.
  3. Mendapatkan Umpan Balik: FGD sering digunakan untuk mendapatkan umpan balik, misalnya terkait produk, program, kebijakan, atau ide tertentu. Dari hasil diskusi, peneliti atau pihak terkait dapat mengetahui pandangan, harapan, dan kritik dari kelompok sasaran.
  4. Membantu Perumusan Kebijakan: Dalam konteks pengambilan kebijakan, FGD membantu pengambil keputusan memahami kebutuhan dan pandangan masyarakat atau kelompok tertentu, sehingga dapat merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran.
  5. Membangun Kesepakatan: FGD juga dapat berfungsi sebagai forum untuk membangun kesepakatan atau konsensus di antara peserta mengenai suatu isu, strategi, atau solusi.

Tujuan FGD

FGD memiliki berbagai tujuan yang umumnya disesuaikan dengan konteks penelitian atau isu yang sedang dibahas, antara lain:

  1. Mengidentifikasi Masalah: Tujuan utama dari FGD adalah untuk menggali dan mengidentifikasi masalah, kebutuhan, atau aspirasi kelompok tertentu. Misalnya, dalam penelitian sosial, FGD dapat digunakan untuk memahami permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat terkait isu kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan lain-lain.
  2. Mengembangkan Ide atau Solusi: FGD dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan ide-ide baru atau mencari solusi atas suatu masalah. Melalui diskusi kelompok, berbagai gagasan dan perspektif akan muncul, yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi atau solusi yang lebih komprehensif.
  3. Memvalidasi Hasil Penelitian: Dalam proses penelitian, FGD dapat digunakan untuk memvalidasi atau memperkuat temuan dari metode penelitian lain, seperti survei atau wawancara individu. Dengan mengumpulkan opini dan pandangan sekelompok orang, peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai validitas data yang telah diperoleh.
  4. Mengumpulkan Data untuk Pengembangan Produk atau Program: Dalam dunia bisnis dan organisasi, FGD sering digunakan untuk mengumpulkan data atau umpan balik terkait produk, layanan, atau program yang sedang atau akan dikembangkan. Hasil FGD dapat menjadi dasar pengambilan keputusan untuk pengembangan lebih lanjut.

Baca juga: FGD: Mengakrabkan Riset dengan Masyarakat

Tahapan Pelaksanaan FGD

Dalam pelaksanaannya, FGD umumnya melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

  1. Perencanaan: Pada tahap ini, peneliti menentukan tujuan, topik diskusi, kriteria peserta, serta menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan selama diskusi. Perencanaan yang baik akan memastikan bahwa FGD berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
  2. Rekrutmen Peserta: Peserta FGD dipilih berdasarkan kriteria yang relevan dengan topik diskusi. Misalnya, jika FGD dilakukan untuk memahami kebutuhan konsumen, maka peserta yang diundang harus mewakili segmen konsumen yang menjadi target.
  3. Pelaksanaan Diskusi: Diskusi biasanya berlangsung selama 1-2 jam dan dipandu oleh seorang moderator. Moderator memiliki peran penting dalam menjaga alur diskusi agar tetap fokus pada topik yang telah ditetapkan, serta memastikan semua peserta mendapatkan kesempatan untuk berbicara.
  4. Analisis Hasil Diskusi: Setelah FGD selesai, hasil diskusi dianalisis untuk mengidentifikasi tema, pola, dan pandangan yang muncul. Analisis ini akan memberikan wawasan dan informasi yang mendalam tentang topik yang dibahas.
  5. Pelaporan: Hasil analisis kemudian disusun dalam bentuk laporan yang mencakup ringkasan diskusi, temuan utama, dan rekomendasi.

Output dari FGD

Output dari Focus Group Discussion (FGD) biasanya berupa informasi, wawasan, atau rekomendasi yang didapatkan dari diskusi kelompok tersebut. Berikut adalah beberapa contoh output yang umum dihasilkan dari FGD:

  1. 1. Daftar Isu atau Masalah Utama
  • Dalam FGD yang bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan, outputnya bisa berupa daftar isu atau tantangan yang dihadapi kelompok sasaran. Misalnya, pada FGD terkait layanan kesehatan di suatu daerah, daftar masalah yang muncul mungkin mencakup akses layanan yang terbatas, kurangnya tenaga medis, atau biaya pengobatan yang tinggi.
  1. 2. Pemahaman terhadap Kebutuhan atau Harapan
  • Jika FGD dilakukan untuk memahami kebutuhan atau harapan kelompok tertentu, outputnya bisa berupa daftar kebutuhan spesifik. Misalnya, FGD dengan petani bisa menghasilkan pemahaman tentang kebutuhan mereka akan akses bibit unggul, pupuk berkualitas, atau pelatihan pertanian berkelanjutan.
  1. 3. Pemetaan Persepsi atau Opini
  • Dalam FGD yang berfokus pada persepsi atau opini, hasilnya bisa berupa gambaran bagaimana sekelompok orang melihat suatu produk, program, atau kebijakan. Misalnya, FGD terkait kebijakan pendidikan dapat menghasilkan pandangan tentang efektivitas kurikulum baru, tingkat kepuasan terhadap fasilitas sekolah, atau persepsi tentang mutu pengajaran.
  1. 4. Rekomendasi untuk Pengembangan Produk atau Program:
  • FGD sering digunakan untuk memberikan umpan balik terkait produk atau program yang sedang dikembangkan. Output dari FGD ini bisa berupa rekomendasi perbaikan, seperti saran untuk fitur tambahan pada aplikasi, perubahan desain kemasan produk, atau modifikasi layanan agar lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna.
  1. 5. Identifikasi Faktor Penghambat dan Pendukung:
  • Dalam FGD yang berfokus pada implementasi program atau kebijakan, outputnya bisa berupa identifikasi faktor-faktor penghambat dan pendukung. Misalnya, FGD mengenai implementasi teknologi ramah lingkungan di perkotaan dapat menghasilkan daftar faktor pendukung (seperti kebijakan pemerintah) dan faktor penghambat (seperti biaya investasi yang tinggi).
  1. 6. Temuan Pola atau Tren:
  • FGD dapat menghasilkan temuan mengenai pola perilaku, preferensi, atau tren dalam kelompok tertentu. Misalnya, FGD dengan konsumen mengenai kebiasaan belanja online bisa mengungkap tren preferensi terhadap metode pembayaran digital atau kecenderungan memilih produk berdasarkan ulasan.
  1. 7. Kesepakatan dan Rencana Tindak Lanjut:
  • Dalam FGD yang melibatkan berbagai pihak untuk menyusun rencana kerja atau strategi, outputnya bisa berupa kesepakatan bersama dan rencana tindak lanjut. Misalnya, FGD tentang pelaksanaan program pengurangan emisi karbon bisa menghasilkan rencana aksi konkret, seperti pelatihan tenaga ahli, peluncuran program insentif, atau pembentukan tim monitoring.
  1. 8. Matriks atau Prioritas Masalah:
  • FGD dapat menghasilkan matriks masalah atau daftar prioritas yang menunjukkan mana saja isu yang paling mendesak untuk ditangani. Misalnya, FGD dengan masyarakat terkait pembangunan infrastruktur daerah dapat menghasilkan daftar prioritas, seperti kebutuhan akses jalan, listrik, dan air bersih.

Output dari FGD ini biasanya disusun dalam bentuk laporan yang mencakup ringkasan hasil diskusi, temuan utama, dan rekomendasi. Laporan ini dapat menjadi bahan referensi penting untuk pengambilan keputusan, pengembangan kebijakan, atau evaluasi program.

Kesimpulan

Focus Group Discussion (FGD) adalah metode yang efektif untuk menggali informasi dan memahami pandangan sekelompok orang terhadap suatu isu. Dengan fungsi dan tujuannya yang beragam, FGD sering digunakan dalam penelitian, pengembangan produk, evaluasi program, serta perumusan kebijakan. Keberhasilan FGD sangat bergantung pada perencanaan yang matang, pemilihan peserta yang tepat, serta kemampuan moderator dalam memfasilitasi diskusi secara efektif.

Referensi

O. Nyumba, T., Wilson, K., Derrick, C. J., & Mukherjee, N. (2018). The use of focus group discussion methodology: Insights from two decades of application in conservation. Methods in Ecology and evolution9(1), 20-32.

Colucci, E. (2007). “Focus groups can be fun”: The use of activity-oriented questions in focus group discussions. Qualitative health research17(10), 1422-1433.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.