Hewan Rusa: Sejuta Cerita, Menyebar ke mana-mana

Rusa memiliki pengaruh yang bisa kita lihat hingga ke berbagai tempat, baik itu dari sisi biodiversitas, konservasi, ekonomi, maupun hiburan. […]

blank

Rusa memiliki pengaruh yang bisa kita lihat hingga ke berbagai tempat, baik itu dari sisi biodiversitas, konservasi, ekonomi, maupun hiburan. Binatang ini tak kalah populer jika dibandingkan dengan hewan lain seperti harimau, singa, gajah, ataupun elang. Contoh nyata yang terjadi belakangan ini ada di sebuah anime absurd bergenre komedi dengan judul My Deer Friend Nokotan. Anime tersebut sukses membuat penonton tertawa terbahak-bahak akibat dari setiap komedi yang absurd tentang binatang bertanduk ini tanpa konteks namun tetap membuat penonton tetap suka. Pembahasan artikel ini tentu bukan dari sisi komedi, namun dari sisi saintifik yang bermanfaat untuk menambah khazanah pengetahuan kita.

Klasifikasi Rusa

Secara umum rusa memiliki klasifikasi berada di Kerajaan Animalia, Filum Chordata, Kelas Mamalia, Ordo Artiodactyla, dan Famili Cervidae. Persebaran hewan ini berada di berbagai tempat kecuali Australia dan Antartika. Terdapat dua kelompok besar rusa berdasarkan jalur evolusinya, yaitu subfamili Cervinae (era lama) dan subfamili Capreolnae (era baru) . Pengelompokkan ini bukan berdasarkan lokasi geografinya, melainkan dari perbedaan bentuk kaki antar spesies. Famili ini memiliki ciri khas dimorfisme berupa hanya pejantanlah yang memiliki tanduk dan ukuranya lebih besar dibanding individu betina. Secara umum rusa menumbuhkan tanduknya dalam waktu 150 hari. Anggota Famili Cerviade bisa melepas tanduknya dengan cara menggosokkannya pada cabang-cabang pohon. Rusa adalah hewan herbivora yang yang berusaha memakan tanaman yang berserat rendah, namun tinggi protein, mineral, dan energi.

Terdapat empat spesies rusa yang ditemukan di Indonesia berupa: Muntjak (Muntiacus muntjak),   bawean (Axis kuhlii), sambar   (Cervus   unicolor), dan timor (Cervus timorensis). Pembahasan paragraf ini akan berfokus pada rusa bawean yang berasal dari Pulau Bawean dan berkerabat dekat dengan rusa totol (Axis axis). Ciri khas rusa bawean adalah rambutnya bewarna merah kecoklatan atau hitam dengan ukuran yang cukup kecil (sekitar 25-40 kg) jika dibandingkan dengan saudaranya. Pengamatan spesies ini cukup sulit karena lebih suka menjauh dari manusia atau predator yang mencoba memangsa mereka.

blank

Gambar 2. Rusa Bawean (Axis kuhlii)

Ancaman

Penyebab ancaman kepunahan herbivora ini sangatlah beragam. Faktor paling umum adalah kebiasan warga setempat yang melebihi batas dalam melakukan perburuan. Daging hasil buruan biasanya untuk dijadikan konsumsi dan tanduknya berguna untuk dijadikan hiasan. Ancaman lainnya adalah alihfungsi lahan menjadi pemukiman yang menyebabkan daerah jelajah semakin menipis. Berdasarkan informasi dari CITES rusa bawean masuk kedalam kategori appendix 1, artinya spesies ini tidak boleh ada usaha perdagangan dan pemanfaatan kecuali untuk perkembangan ilmu pengetahuan saja. Indonesia juga membuat peraturan untuk menjaga kelestarian rusa bawean. Melalui  Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018, 2018) bahwa  seluruh  keluarga Cervidae kecuali Axis axis  merupakan hewan yang dilindugi di Indonesia.

blank

Gambar 3. ANTARA NEWS Meliput Berita Perburuan Rusa

Pelestarian

Manusia sudah banyak melakukan usaha konservasi baik dengan menangkarkanya secara ex-situ di taman kampus. Upaya konservasi di tempat ini dapat memberikan beberapa fungsi sekaligus. Secara edukasi, mahasiswa dapat melakukan penelitian untuk memenuhi syarat tugas akhir ataupun kerja praktek mereka. Mahasiwa juga bisa mendapatkan hiburan murah sembari berkeliling dan menikmati aktivitas rusa setelah lelah kuliah di kampus. Banyak kampus yang sudah menggunakan konsep penangkaran di taman/hutan di lahan mereka, salah satunya adalah Universitas Diponegoro yang sudah berdiri sejak tahun 2014. Perkembangan konservasi rusa di Universitas Diponegoro berjalan dengan baik. Tercatat sudah 26 ekor yang dihasilkan pada generasi pertama (F1) dan 22 ekor pada generasi kedua (F2).

Perlu diingat bahwa beberapa negara melegalkan perburuan rusa dengan aturan yang ketat. Negara kanada misalnya, melegalkan perburuan dengan berbagai aturan yang rumit. Seseorang harus memliki lisensi terlebih dahulu dan melihat bulan-bulan diperbolehkan melakukan perburuan. Ahli biodiversitas juga melakukan penyesuaian terhadap aturan jenis senjata, ukuran, dan area perburuan untuk memastikan eksistensi rusa di habitatnya. Apabila ketahuan melanggar maka pemerintah akan memberikan denda sebesar 25.000 dollar dan/atau satu tahun penjara.

Kejadian Unik Mengenai Rusa

Kejadian unik juga terjadi di Amerika Serikat, kejadian ini bermula saat seseorang berniat menjual truknya. Sialnya seekor rusa menabrak truk tersebut sebelum ada orang yang berhasil membeli truk tersebut. Efeknya adalah harga jual truk tersebut turun dari 9.400 menjadi 8.500 dolar. Tidak ada hasil identifikasi apakah binatang yang menabrak truk itu mengalami luka atau baik-baik saja. Saking lucunya, ada warganet yang menonton ulang sampai seratus kali.

Fenomena Cervidae yang unik juga hadir di belahan bumi yang lain. Saat pandemi kemarin misalnya, sekelompok rusa berkumpul di pusat kota. Penyebab rusa-rusa ini kabur dari Taman Nara adalah sedikitnya turis yang memberi makan mereka sehingga mereka pergi ke pusat kota agar tidak kelaparan.  Kawanan Cervidae ini juga keluar dari hutan ketika isolasi masal COVID-19 terjadi. Biasanya, memang turis-turis sering memberi makan dengan makanan unik yang bernama shika senbei (kerupuk rusa). Makanan ini memiliki komposisi berupa campuran tepung terigu dan dedak padi. Turis-turis yang memberikan shika senbei tidak akan memberikan masalah kepada binatang bertanduk ini karena tidak mengandung gula tambahan.

Referensi:

4 Fact About Deer. (n.d.).

Geist, V. (2024). Deer.

Nadlir, M. O., Weny Ratih Relasari, Tri Sunan Agung, Sri Wulandari, & Defi Dachlian Nurdiana. (2022). Analisis Pengembangan Objek Wisata Penangkaran Rusa Bawean Desa Pudakit Timur, Sangkapura, Gresik. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9(10), 3931–3943.

Ontaria Hunting Regulations Summary 2024. (n.d.).

Redaksi Hutan Kampus. (n.d.). Cervidae.

Smith Patrick. (n.d.). Watch leaping deer damage pickup truck just before owner sells it.

Taman Konservasi Rusa Universitas Diponegoro. (n.d.).

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *