Gambar 1: Ilustrasi LSPM J0207 + 3331, bintang katai putih kuno dengan cincin debu misterius. (Sumber: nasa.gov)
Seorang ilmuwan warga atau relawan yang membantu mengerjakan penelitian pada proyek Backyard Worlds: Planet 9 yang dipimpin NASA telah menemukan bintang kerdil atau katai putih tertua dan terdingin yang diketahui, merupakan sisa-sisa bintang seperti matahari yang telah mati dan dikelilingi debu dan puing-puing.
Para astronom menduga mungkin katai putih yang kemudian disebut LSPM J0207+3331 itu adalah katau putih pertama yang diketahui dikelilingi dengan puing-puing debu. Penemuan tersebut telah dipublikasikan dalam Astrophysical Journal Letters pada 19 Februari 2019.
Penemu objek langit tersebut bernama Melina Thevenot dari Jerman yang terlibat dalam proyek NASA. Penemuan tersebut memaksa para peneliti untuk mempertimbangkan kembali model sistem planet untuk dapat membantu kita belajar tentang masa depan dari tata surya kita.

Marc Kuchner, seorang ahli astrofisika di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA yang memimpin proyek tersebut mengatakan saat pertama kali terlihat, Melina awalnya mengira itu objek katai coklat dingin, sesuatu yang sangat diminati proyek ini dan telah banyak berhasil diamati.
Katai coklat adalah benda langit bersuhu rendah yang terlalu besar untuk menjadi planet namun terlalu kecil untuk menjadi bintang. Mereka bersinar redup pada panjang gelombang inframerah jauh dan diketahui letaknya relatif dekat dengan matahari karena luminositas rendah mereka.
Adam Schneider, seorang ilmuwan peneliti di Sekolah Eksplorasi Bumi dan Luar Angkasa Arizona State University yang merupakan bagian dari tim yang mengungkap penemuan tersebut menjelaskan bahwa ketika Melina menyelidikan objet tersebut lebih jauh, ia menemukan bahwa meskipun objek tersebut memiliki kecerahan inframerah yang signifikan, tapi itu bukan katai coklat.
Objek tersebut terlihat lebih terang dan lebih jauh, dan hal yang paling mungkin seperti itu adalah sisa-sisa evolusi bintang, yaitu bintang katai putih, kata Schneider.
Namun, Scheider mengatakan bahwa mereka adalah pakar katai coklat, bukan katai putih, sehingga mereka perlu menghubungi teman mereka John Debes, yang merupakan ahli katai putih, untuk membantu menafsirkan apa yang telah ditemukan Melina.
Debes adalah seorang astronom di Space Telescope Science Institute di Baltimore. Debes menjelaskan bahwa katai itu sudah sangat tua sehingga proses apa pun yang masuk ke dalam cincinnya akan beroperasi pada rentang waktu milyaran tahun.
Untuk mempelajari cincin dan strukturnya, Debes Kuchner menghubungi kolaborator Adam Burgasser di University of California, San Diego untuk mendapatkan pengamatan lanjutan dengan teleskop Keck II di Observatorium W. M. Keck di Hawaii.
Menurut Debes, yang membuat katai baru ini begitu menarik adalah bahwa katai putih tersebut jauh lebih tua dari pada tipikal katai putih dengan cincin debu yang dimodelkan selama ini. Sebagian besar model yang dibuat para ilmuwan untuk menjelaskan cincin di sekitar katai putih hanya bekerja dengan baik hingga sekitar 100 juta tahun, jadi bintang ini benar-benar menantang asumsi kita tentang bagaimana sistem planet berevolusi.

Dengan mempelajari sistem planet tersebut, lanjutnya, itu dapat memberi pemahaman tentang apa yang akan terjadi terhadap bumi di masa depan. Seperti misalnya, apakah matahari akan mengembang menjadi “raksasa merah”, menelan Merkurius dan Venus dan bahkan bumi. Kemudian tata surya akan berubah menjadi bintang katai putih, gravitasinya menghilang dan planet-planet di tepi sistem akan tergerus.
Untuk diketahui, NASA dan lembaga sains dan pendidik yang berkolaborasi dalam proyek Backyard Worlds: Planet 9 yang diluncurkan pada Februari 2017 dengan melibatkan ilmuwan warga dan data dari Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) -teleskop astronomi milik NASA- untuk mencari planet yang tersembunyi di tepi tata surya kita. Lebih dari 150.000 peserta mengamati ribuan gambar yang dihasilkan oleh WISE untuk mencari anomali yang mungkin muncul.
Proyek tersebut telah menuai banyak penghargaan dengan katai coklat, sejenis “bintang gagal”, ditemukan enam hari setelah proyek dimulai dan lebih dari seribu objek serupa telah ditemukan sejak saat itu.
Referensi
[1] Debes, John H. Thévenot, Melina. Kuchner3, Marc J. Burgasser, Adam J. Schneider, Adam C. Meisner, Aaron M. Gagné, Jonathan. Faherty, Jacqueline K. Rees, Jon M. Allen, Michaela. Caselden, Dan. Cushing, Michael. Wisniewski, John. Allers, Katelyn. The Backyard Worlds: Planet 9 Collaboration, and The Disk Detective Collaboration. 2019. A 3 Gyr White Dwarf with Warm Dust Discovered via the Backyard Worlds: Planet 9 Citizen Science Project. The Astrophysical Journal Letters. DOI: doi.org/10.3847/2041-8213/ab0426
[2] Burnham, Robert. 2019. Citizen scientist finds ancient white dwarf star with enigmatic dust rings. Diakses dari: https://asunow.asu.edu/20190219-discoveries-citizen-science-finds-ancient-white-dwarf-star pada 20 Februari 2019
[3] Kazmierczak, Jeanette. 2019. Citizen Scientist Finds Ancient White Dwarf Star Encircled by Puzzling Rings. Diakses dari: https://www.nasa.gov/feature/goddard/2019/citizen-scientist-finds-ancient-white-dwarf-star-encircled-by-puzzling-rings pada 20 Februari 2019