Kapsul Waktu Antartika: Lanskap Purba di Bawah 1,6 km Es dan Implikasinya bagi Masa Depan Iklim Bumi

Selama jutaan tahun, banyak orang menganggap Antartika sebagai tempat yang sepenuhnya tertutup es, dingin, terpencil, dan tak banyak berubah, sebuah […]

Selama jutaan tahun, banyak orang menganggap Antartika sebagai tempat yang sepenuhnya tertutup es, dingin, terpencil, dan tak banyak berubah, sebuah gurun es terbesar di dunia. Namun, para ilmuwan kini menemukan sesuatu yang luar biasa. Ternyata, jauh di bawah lapisan es tebal di Antartika Timur, bahkan lebih tebal dari satu setengah kilometer terdapat lanskap kuno yang dulu pernah hijau dan penuh kehidupan.

Bayangkan saja: di tempat yang sekarang hanya ada es, dahulu pernah mengalir sungai-sungai, tumbuh pepohonan, dan terbentang daratan luas yang menyerupai daerah beriklim sedang seperti Tasmania di Australia atau Patagonia di Amerika Selatan. Ini menunjukkan bahwa Antartika tidak selalu sedingin sekarang pada masa lalu, benua ini pernah memiliki iklim yang lebih hangat dan menjadi rumah bagi berbagai bentuk kehidupan.

Lanskap ini telah terkubur selama lebih dari 34 juta tahun, sejak awal zaman Eosen-Oligosen, ketika Bumi mengalami perubahan iklim besar-besaran. Penemuan ini bukan hanya membangkitkan rasa kagum akan masa lalu planet kita, tetapi juga memberi wawasan penting tentang perubahan iklim dan stabilitas lapisan es yang melindungi daratan Antartika hari ini.

Tim ilmuwan dari Durham University dan Newcastle University menggunakan pendekatan geofisika canggih untuk menembus misteri di bawah es. Mereka tidak mengebor langsung ke tanah yang membutuhkan biaya dan teknologi sangat tinggi, tetapi menggunakan metode tidak langsung:

Radar penembus es (ice-penetrating radar): Mengirimkan gelombang radio ke dalam es dan menangkap pantulannya untuk mengukur topografi di bawah permukaan.

Data satelit dan analisis gravitasi: Mendeteksi variasi kecil di permukaan es dan gaya gravitasi untuk memperkirakan bentuk dan struktur tanah yang tertutup.

Dari kombinasi data ini, para peneliti berhasil memetakan struktur lanskap yang kompleks: tiga blok daratan tinggi, masing-masing sepanjang lebih dari 120 km dan selebar sekitar 85 km, yang dipisahkan oleh lembah-lembah besar dengan kedalaman hingga 1.200 meter.

Baca juga artikel tentang: Usia Abadi di Dunia Beku: Spesies Antartika yang Menantang Hukum Biologi

Temuan Mengejutkan: Sungai, Bukit, dan Daratan Hidup

Bentuk permukaan yang ditemukan tidak menyerupai hasil erosi oleh gletser modern. Sebaliknya, pola-pola lembah dan punggung bukit sangat khas dari erosi oleh aliran sungai atau dikenal sebagai erosi fluvial. Ini menunjukkan bahwa sebelum Antartika ditutupi es, wilayah tersebut merupakan dataran hidup dengan sistem sungai aktif dan kemungkinan ditumbuhi vegetasi lebat.

Temuan ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang menemukan serbuk sari tumbuhan tropis dan daun purba di wilayah pesisir Antartika. Ini menandakan bahwa iklim Antartika dahulu cukup hangat untuk mendukung ekosistem serupa hutan subtropis atau bahkan tropis.

Lanskap ini bisa bertahan dalam kondisi hampir utuh karena dilindungi oleh lapisan es berbasis dingin (cold-based ice), yaitu es yang membeku dan menempel langsung pada tanah, sehingga tidak meluncur atau mengikis permukaannya seperti gletser aktif. Karena hampir tidak ada gerakan di lapisan dasar ini, tanah di bawahnya tetap terjaga seperti ketika pertama kali tertutup es 34 juta tahun lalu.

Profesor Stewart Jamieson, salah satu peneliti utama, menyebut temuan ini sebagai “kapsul waktu” geologis, yang memungkinkan kita mengintip langsung ke masa lalu Bumi dengan presisi luar biasa.

Lanskap kuno ini adalah saksi bisu dari peristiwa transisi besar dalam sejarah iklim Bumi, peralihan dari era rumah kaca (greenhouse Earth) ke era es (icehouse Earth). Dengan mempelajari formasi ini, para ilmuwan dapat:

  1. Memahami evolusi lapisan es: Bukti bahwa es tetap stabil selama jutaan tahun memberi harapan bahwa sebagian wilayah Antartika memiliki ketahanan tinggi terhadap perubahan iklim.
  2. Mengukur dampak perubahan iklim modern: Jika suhu global terus naik hingga menyamai kondisi 34 juta tahun lalu, es ini berpotensi mencair. Dampaknya bisa sangat besar: kenaikan permukaan laut, gangguan iklim global, dan perubahan ekosistem bumi.
  3. Memperbaiki model iklim global: Dengan data nyata dari masa lalu, model iklim yang kita gunakan untuk memproyeksikan masa depan bisa menjadi lebih akurat dan terpercaya.

Meski radar dan satelit telah membuka gambaran awal, satu-satunya cara untuk benar-benar memahami lanskap ini adalah dengan pengeboran inti es dan sedimen tanah. Dari pengeboran itu, ilmuwan dapat menemukan:

  • Lapisan tanah purba,
  • Serbuk sari dan fosil tumbuhan,
  • Jejak mikroba atau organisme mikroskopis lain,
  • Komposisi kimia yang merekam iklim masa lalu.

Namun, proyek pengeboran sedalam 1,6 km di lingkungan Antartika sangat menantang, baik secara teknis, logistik, maupun pendanaan. Meskipun begitu, upaya ini sangat layak dilakukan mengingat nilai ilmiah yang sangat tinggi dari temuan ini.

Temuan lanskap purba di bawah lapisan es Antartika Timur adalah salah satu penemuan geologi dan iklim paling penting dalam dekade terakhir. Ia membuktikan bahwa planet kita pernah dan bisa kembali mengalami perubahan dramatis.

Dengan memahami masa lalu yang terkubur di bawah es, kita bisa mempersiapkan masa depan yang lebih bijak. Antartika mungkin tampak jauh dan asing, tetapi apa yang terjadi di sana berpengaruh langsung pada kehidupan di seluruh Bumi. Di tengah krisis iklim global, “kapsul waktu” ini bisa menjadi pemandu kita untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan.

Baca juga artikel tentang: Gunung Berapi di Antartika Hasilkan Emas: Apakah Ini Awal Penambangan di Kutub?

REFERENSI:

Yadav, Osheen. 2025. Lost ancient world preserved under ice discovered in Antarctica: ‘It’s a time capsule’. Daily Mail: https://www.google.com/amp/s/www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-14803317/amp/Lost-ancient-world-preserved-ice-discovered-Antarctica-time-capsule.html diakses pada tanggal 18 Juni 2025.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top