Primata adalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi Primates. Mamalia yang termasuk ordo ini adalah monyet, dan kera. Selain itu, lemur dan tarsius juga termasuk ke dalam ordo ini. Antara spesies primata yang satu, dengan spesies primata yang lain terdapat perbedaan. Perbedaan yang paling, selain perbedaan fisik dan ukuran, mencolok adalah perbedaan ukuran otak masing-masing spesies primata. Nah… berkaitan dengan hal ini, timbul dua pertanyaan: Apakah hewan primata yang memiliki ukuran otak yang lebih besar memiliki kemampuan kognitif lebih baik? Apakah ada hubungannya antara ukuran otak seekor primata dengan kemampuan kognitif?
Meneliti Kemampuan Kognitif Lemur
Tim peneliti dari German Primate Center (DPZ) – Leibniz Institute for Primate Research, Göttingen pertama kalinya meneliti kemampuan kognitif lemur. Penelitian ini dipublikasikan di PeerJ pada 24 September 2020.
Menggunakan Berbagai Macam Spesies Lemur
Penelitian ini menggunakan beberapa spesies lemur, yaitu lemur tikus abu-abu (Microcebus murinus) yang berjumlah 9 – 15 ekor, lemur ekor cincin (Lemur catta) yang berjumlah 26 – 27 ekor, dan lemur berlorek hitam-putih (Varecia variegata) yang berjumlah 13 ekor. Lemur-lemur tersebut lahir di penangkaran dan di tempatkan di sarang semi alami yang berada di German Primate Center (DPZ) di Göttingen dan Taman Margasatwa Affenwald di Straußberg, Jerman. Tim melatih lemur-lemur tersebut untuk menunjuk dan memilih suatu objek.
Meneliti Kemampuan Kognitif, Tempramen, Sosial, dan Pola Makan Lemur
Untuk tes kognitif, tim menggunakan PCTB (Primate Cognition Test Battery). Tim menggunakan pisang, kismis, dan gelas. Tim akan menutup pisang atau kismis dengan gelas, lalu lemur akan memilih gelas yang terdapat pisang atau kismis. Jika lemur berhasil memilih gelas yang terdapat potongan buah, tim akan memberikan buah ke lemur tersebut sebagai ‘hadiah’. Sebaliknya, jika pilihannya salah, tim hanya akan menunjukkan lokasi yang benarnya kepada lemur. Setiap lemur melakukan 6 kali tes kognitif.
Tim juga meneliti tempramen lemur-lemur tersebut. Pada saat meneliti tempramen lemur, tim melihat apakah lemur-lemur tersebut akan mendekati orang, makanan, dan objek baru atau tidak. Karena ada kendala, tim hanya bisa meneliti tempramen lemur ekor cincin dan lemur berlorek hitam-putih. Selain meneliti tempramen, tim juga meneliti ukuran otak, sosial, dan pola makan lemur-lemur tersebut. Tim juga membandingkan hasilnya dengan hasil tes yang primata lainnya, seperti babun, simpanse, orangutan, dan kera ekor panjang.
Hasil Penelitian
Hasil tes dan penelitian ini menunjukkan bahwa lemur memiliki kemampuan kognitif yang sama dengan primata lainnya, meskipun ukuran otak lemur lebih kecil. Tim menyimpulkan bahwa kemampuan kognitif primata tidak ada hubungannya dengan ukuran otak.
Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai evolusi kemampuan kognitif primata. Meskipun begitu, tim tetap menekankan bahwa perlu penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan kognitif primata.
Referensi:
- Fichtel, Claudia, Klara Dinter, Peter M. Kappeler. (2020). The lemur baseline: how lemurs compareto monkeys and apes in the PrimateCognition Test Battery. PeerJ. Diakses dari https://peerj.com/articles/10025.pdf.
- German Primate Center. (2020). Primate brain size does not predict their intelligence. Diakses 28 September 2020, dari https://www.dpz.eu/en/home/single-view/news/hirngroesse-bei-primaten-sagt-nichts-ueber-deren-intelligenz-aus.html.
- (https://id.wikipedia.org/wiki/Primata)
Mahasiswi biologi Universitas Islam Negeri Jakarta. Seseorang yang senang membaca jurnal, menulis, dan mendesain. Bercita-cita menjadi seorang ahli genetika dan astronot. Sangat berminat dengan biologi, fisika, dan astronomi.