Material “Baju Masa Depan” yang dapat Menyesuaikan Ukuran Pemakainya

Ketika anda shopping, khususnya jika anda wanita, salah satu tujuan pertama anda pastinya toko baju. Namun, anda pastinya merasa risih […]

Ketika anda shopping, khususnya jika anda wanita, salah satu tujuan pertama anda pastinya toko baju. Namun, anda pastinya merasa risih jika diikuti oleh karyawan toko baju tersebut. Salah satu hal yang membuat tidak nyaman adalah ketika karyawan tersebut mengetahui ukuran baju anda, benar tidak?

Alternatif lain agar anda dapat menghindari ketidaknyamanan ini adalah dengan belanja online, Terlebih di zaman pandemi seperti sekarang. Pemerintah Indonesia menyarankan agar kita tidak berkeliaran saat ini. Namun, resiko yang pasti kita hadapi adalah terkadang ukuran bajunya tidak sesuai dengan ukuran kita, dan hal tersebut membuat mood kita menjadi buruk.

Sebuah penelitian dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah berhasil mengembangkan bahan ramah lingkungan yang diprogram dengan reversible shape memory (memori bentuk dapat balik). Bahan tersebut dibuat dari keratin, sejenis protein yang ditemukan pada rambut, kuku, dan cangkang. Adapun protein tersebut diekstrak dari sisa wool Agora yang digunakan dalam industri tekstil. Penemuan tersebut dilansir dari seas.harvard.edu, dapat mengurangi salah satu pencemar terbesar di bumi, yaitu limbah industri mode[2]. Mau tahu bagaimana kelanjutannya? Yuk baca artikel ini.

Menurut Luca Cera, seorang postdoctoral dari SEAS, kunci utama dari kemampuan mengubah bentuk keratin adalah tingkatan strukturnya. Rantai tunggal keratin disusun menjadi struktur seperti pegas yang dikenal sebagai alfa-heliks. Kedua rantai tunggal tersebut saling berinteraksi dan membentuk kumparan melingkar. Kumparan-kumparan tersebut irangkai menjadi satu kesatuan, yang dikenal sebagai protofilament, dan akhirnya menjadi serat berukuran besar[3].

Menurut Cera, Komunitas alfa heliks dan ikatan kimia penghubung antar rantai tersebutlah yang memberikan kekuatan dan memori bentuk pada material. Ketika serat diregangkan atau terkena rangsangan tertentu, struktur seperti pegas terurai, dan ikatan kimianya kembali membentuk lembaran beta yang stabil. Serat akan tetap pada bentuk tersebut hingga ada pemicu yang menyebabkan serat menggulung kembali ke bentuk aslinya[3].

Untuk mempermudah demonstrasi, peneliti mencetak lembaran keratin 3D dalam beberapa bentuk. Mereka memprogram bentuk permanen material (bentuk tetap yang akan selalu kembali setelah dipicu) dengan menggunakan bahan tambahan berupa larutan hidrogen peroksida dan natrium fosfat. Setelah memori diprogram, lembaran tersebut dapat diprogram ulang dan dicetak menjadi bentuk baru[3]. Lebih mudahnya mekanisme tersebut dapat dilihat pada video dibawah.

Cera mengharapkan mekanisme tersebut kedepannya dapat diterapkan untuk produksi tekstil masa depan. Tidak hanya berhenti disini, Cera dan timnya akan terus menggunakan molekul biologis dalam penerapan industri tekstil masa depan[2].

Sumber :

[1] Alonzo, Isaiah. 2020. WATCH: This Wool-Like Fabric From Harvard Scientists Has Memory and is Mind Blowing!. Diakses pada tanggal 22 September 2020 di : https://www.techtimes.com/articles/252331/20200907/watch-wool-fabric-memory-%E2%80%94aims-reduce-waste-fashion-industry-according.htm

[2] Burrows, Leah. 2020. Wool-like material can remember and change shape. Diakses pada tanggal 22 September 2020 di : https://www.seas.harvard.edu/news/2020/09/wool-material-can-remember-and-change-shape

[3] Cera, L. Gonzalez, G.M., Liu, Q, Choi, S, Chantre C.O., Lee, J., Gabardi, R., Choi, M.C., Shin, K. Parker, K.K. 2020. A bioinspired and hierarchically structured shape-memory materialNature Materials

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top