Darah Dinosaurus Ditemukan di Fosil Kutu

Telah ditemukan fosil kutu yang didalamnya terdapat darah dinosaurus. Apakah dengan fosil ini dinosaurus dapat dibangkitkan lagi seperti film Jurassic […]

blank

Telah ditemukan fosil kutu yang didalamnya terdapat darah dinosaurus. Apakah dengan fosil ini dinosaurus dapat dibangkitkan lagi seperti film Jurassic Park? Ilmu pengetahuan tentang clonning sudah ditemukan puluhan tahun yang lalu. Dengan hanya beberapa sel (tidak harus sel telur dan sel sperma), dimungkinkan untuk melahirkan hewan dari sel tersebut, seperti pada metode kultur jaringan. Dalam film Jurassic park, dinosaurus yang sudah punah puluhan tahun lalu dapat dilahirkan kembali dengan metode ini karena para ilmuwan menemukan darah dinosaurus dalam fosil nyamuk. Mereka kemudian membiakkan sel-sel dalam darah dinosaurus ini untuk melahirkan kembali dinosaurus tersebut. Lalu bagaimana dengan darah dalam fosil kutu yang ditemukan para ilmuwan beberapa waktu lalu?

 

blank
Gambar: Penalver dkk, Nature Communication

Masih ingat dengan temuan batu resin di Myanmar yang berumur sekitar 99 juga tahun? Di dalam resin ini terdapat bulu seperti bulu burung yang diduga merupakan bulu dari dinosaurus tipe Theropod yang diduga berkaitan dengan keberadaan burung saat ini.

Temuan terbaru ternyata, pada bulu tersebut terdapat dua kutu, pada badannya tertempel bulu larva kumbang yang diduga hidup di sarang dinosaurus.

Kutu ini merupakan parasit dari dinosaurus dan menghisap darah dinosaurus sebagai makanannya. Temuan ini membuka pandangan baru bagaimana kutu menjadi parasit pada burung-burung saat ini.

Baca yang lain: Teknologi Baru Parfum, Semakin Berkeringat Semakin Wangi

Resin ini dibeli dari pedagang batu resin di Myanmar oleh kolektor yang kemudian menyumbangkannya ke sebuah museum. Darah yang ada di perut kutu ini berukuran setengah centimeter kata Scott Anderson seorang kolektor batu resin dari Pennsylvania dalam pertemuan para Paleontology beberapa tahun yang lalu. Dia berharap bahwa darah yang dihisap oleh kutu ini mengandung DNA dinosaurus yang dapat diperbaiki. Sayangnya tidak ditemukan sehingga tidak mungkin mengembangbiakkan sel-sel darah dinosaurus ini. Dia selanjutnya bekerja sama dengan Ricardo Pérez-de la Fuente, seorang Paleotologis di Museum Natural History dari Universitas Oxford di Inggris, dan beberapa kolega lain untuk menentukan karakterisasi yang lebih baik pada sampel ini.

Para peneliti menamakan kutu ini dengan sebutan Deinocroton draculi, atau “Dracula’s terrible tick“. Rambut yang menempel pada D. draculi mirip dengan jenis rambut yang ditemukan pada jenis larva kumbang saat ini. Saat ini, larva kumbang tinggal menempel di burung dan sarang mamalia, makan melalui kulit atau bulu. Mereka menggunakan rambut-rambut lengket untuk menghindari pemangsa, dan rambut-rambut ini dapat membentuk bantalan tebal dimana larva kumbang ini tinggal, kata Pérez-de la Fuente. “Kemungkinan skenarionya adalah bahwa kedua kutu ini terbelit rambut-rambut larva kumbang saat mereka mendatangi sarang dinosaurus.”

Itu masuk akal, kata Ryan McKellar, seorang paleontologis di Museum Royal Saskatchewan Museum di Regina, Kanada, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Untuk rambut kumbang yang terawetkan bersama sepasang kutu diperkirakan bahwa mereka terjebak di resin yang cukup dekat dengan tempat pertemuan dengan larva kumbang. Sepertinya sebuah sarang, katanya, meski masih belum jelas binatang apa yang kemungkinan telah membangun sarang. “Para peneliti telah melakukan kerja fantasis dengan mengeluarkan semua kemungkinan dari jepretan kuno ini”.

Hasil penelitian ini dipublikasikan di Nature Communication.

Ref:

1. Penalver, E. dkk, 2017, Nature Communications 8, 1924
2. Vogel, G., 2017, 99-million-year-old ticks sucked the blood of dinosaurs, Science magazine

2 komentar untuk “Darah Dinosaurus Ditemukan di Fosil Kutu”

  1. Bagaimana para ilmuwan mencocokan DNA darah kutu dengan DNA dinosaurus? Apakah sudah ada sampel DNA dinosaurus yg bersangkutan? Kalau sudah ada, kenapa tidak langsung diamplifikasi saja?

    1. sepertinya belum ada pak. Disini sepertinya belum ada experiment untuk mencocokkan DNA karena DNA nya memang tidak dapat diekstrak karena sudah jadi fosil dalam resin. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca di sumber asli yang ada di ref para artikel.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.