Maltodekstrin: Pengertian, Manfaat, Efek Samping, dan Tinjauan Kesehatan

Maltodekstrin adalah aditif (zat tambahan) pada makanan yang banyak digunakan dalam produk olahan sebagai pengental, pengisi, dan penstabil. Meskipun Badan […]

maltodekstrin

Maltodekstrin adalah aditif (zat tambahan) pada makanan yang banyak digunakan dalam produk olahan sebagai pengental, pengisi, dan penstabil. Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyatakan aman, konsumsi berlebihan maltodekstrin dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, khususnya pada sistem pencernaan dan metabolisme​. Selain itu, zat tambahan ini tidak disarankan penggunaannya sebagai bahan pengawet untuk makanan bayi atau obat-obatan.

Apa Itu Maltodekstrin?

Maltodekstrin adalah polisakarida hasil hidrolisis pati, seperti dari jagung, kentang, atau gandum. Zat ini mudah dicerna dan diubah menjadi glukosa oleh tubuh, sehingga sering digunakan dalam produk makanan dan minuman seperti susu bubuk, suplemen olahraga, dan makanan ringan. Di balik penggunaannya yang luas, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan​.

Sumber: id.pinterest.com

Manfaat Maltodekstrin

Berikut adalah manfaat maltodekstrin bagi tubuh:

  1. Sumber energi cepat: Karena mudah dicerna dan diserap tubuh, maltodekstrin bermanfaat untuk meningkatkan energi dengan cepat.
  2. Mengatasi hipoglikemia: Dalam kondisi tertentu seperti hipoglikemia (gula darah rendah), maltodekstrin dapat membantu menaikkan kadar gula dengan cepat, terutama pada orang yang menjalani pengobatan diabetes atau diet ekstrem

Efek Samping dan Risiko Kesehatan

Di sisi lain, konsumsi maltodekstrin secara berlebihan dapat menimbulkan beberapa risiko kesehatan, meliputi:

  • Peningkatan gula darah: Salah satu risiko utama dari maltodekstrin adalah kemampuannya untuk meningkatkan gula darah dengan cepat. Dengan indeks glikemik yang tinggi, maltodekstrin dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang lebih cepat daripada gula biasa. Ini membuatnya kurang ideal untuk penderita diabetes atau mereka yang mencoba mengontrol kadar gula darah.
  • Pengaruh terhadap kesehatan usus: Konsumsi maltodekstrin dapat mempengaruhi mikrobiota usus, yaitu bakteri baik yang hidup di saluran pencernaan. Terdapat bukti bahwa maltodekstrin dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko penyakit usus seperti penyakit Crohn. Oleh karena itu, mereka yang memiliki masalah pencernaan mungkin perlu membatasi konsumsi maltodekstrin.
  • Efek pada sistem kekebalan tubuh: Maltodekstrin dapat memengaruhi respon kekebalan tubuh, terutama pada saluran usus, dengan mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Namun, hal ini masih butuh penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih mendalam terkait dampak ini pada tubuh manusia.

Dampak pada Sistem Pencernaan

Maltodekstrin memiliki peran dalam memicu peradangan usus. Pada penelitian model hewan, konsumsi maltodekstrin terbukti memperburuk peradangan kolitis secara signifikan, terutama karena zat ini memicu stres pada retikulum endoplasma dan menipiskan lapisan mukosa pelindung di usus​. Efek buruk ini terjadi bahkan tanpa perubahan signifikan pada komposisi mikrobiota usus, meskipun dampak lebih halus seperti perubahan metabolit mikroba masih mungkin terjadi.

Selain itu, penelitian menemukan bahwa maltodekstrin dapat memicu pembentukan biofilm oleh bakteri Escherichia coli yang terkait dengan penyakit Crohn, memperburuk kondisi peradangan usus pada individu yang rentan​. Ini menunjukkan bahwa maltodekstrin dapat memengaruhi kesehatan usus, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui mikrobiota.

Pengaruh Maltodekstrin Terhadap Peradangan Tingkat Rendah (Low-Grade Inflammation) dan Metabolisme

Efek jangka panjang dari konsumsi bahan tambahan pada pangan ini juga mencakup perkembangan peradangan tingkat rendah pada usus. Walaupun gejala peradangan tidak langsung terlihat setelah penggunaan jangka pendek, penelitian menunjukkan bahwa paparan berkepanjangan dapat memicu peningkatan inflamasi dan gangguan metabolisme. Perubahan ini berpotensi berkontribusi pada timbulnya sindrom metabolik, termasuk obesitas dan resistensi insulin​.

Lebih lanjut, zat aditif ini juga berhubungan dengan perubahan perilaku makan dan preferensi makanan. Penelitian pada hewan menemukan bahwa ketika mengonsumsi maltodekstrin bersama pemanis buatan, dapat memengaruhi aktivitas saraf di area otak seperti hipotalamus dan hipokampus, yang berperan penting dalam regulasi asupan makanan dan pengaturan energi tubuh​.

Maltodekstrin dan Risiko Penyakit Kronis

Maltodekstrin tidak hanya meningkatkan risiko gangguan metabolisme tetapi juga berpotensi memperparah kondisi peradangan pada individu dengan penyakit kronis seperti penyakit radang usus. Dalam studi yang melibatkan pemanis buatan Splenda (kombinasi sucralose dan maltodekstrin), zat ini mempromosikan ketidakseimbangan mikrobiota dan memperburuk kondisi seperti ileitis mirip Crohn pada model hewan yang rentan.

Penggunaan Aman Maltodekstrin

Untuk meminimalisir risiko kesehatan, disarankan agar konsumen membatasi konsumsi makanan dan minuman olahan yang mengandung maltodekstrin. Alternatif yang lebih sehat, seperti stevia atau madu, dapat menjadi zat pemanis pengganti. Membaca label produk dengan teliti juga membantu menghindari paparan zat ini dalam jumlah berlebihan​

Secara keseluruhan, maltodekstrin aman dikonsumsi dalam jumlah wajar, namun kita perlu berhati-hati dalam penggunaannya, terutama bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu seperti diabetes atau gangguan pencernaan. Secara keseluruhan, konsumsi maltodekstrin dapat memberikan efek merugikan pada kesehatan, terutama melalui peningkatan peradangan usus dan gangguan metabolisme. Temuan ini menunjukkan bahwa perlu adanya perhatian lebih dalam penggunaan aditif ini, khususnya bagi individu dengan risiko penyakit inflamasi kronis. Perlu lebih banyak studi terkait penggunaan maltodekstrin dan dampak kesehatannya, untuk memahami sepenuhnya mekanisme di balik dampak maltodekstrin dan untuk mengevaluasi keamanan aditif ini dalam jangka panjang.

Rekomendasi dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemerintah dan lembaga terkait perlu meningkatkan regulasi dan pengawasan terhadap aditif makanan, terutama dalam model yang lebih representatif terhadap kondisi manusia yang rentan terhadap peradangan dan penyakit metabolik. Dengan demikian, harapannya konsumen dapat lebih waspada terhadap produk olahan yang mengandung maltodekstrin untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

Referensi

Alodokter. 2021.Manfaat Maltodextrin dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan. Diakses pada 1 November 2024 dari https://www.alodokter.com/manfaat-maltodextrin-dan-pengaruhnya-terhadap-kesehatan#:~:text=Maltodextrin%20juga%20disebut%20sebagai%20salah,usus%20dan%20kanker%20usus%20besar.

Arnold, A. R. and Chassaing, B. 2019. Maltodextrin, Modern Stressor of the Intestinal Environment. Diakses pada 1 November 2024 dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6409436/pdf/main.pdf

Silva, J. C. 2024. What is maltodextrin and is it safe? Diakses pada 1 November 2024 dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/322426#benefits

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top