Menangkap Kanker Sebelum Terlihat: Teknologi Tes Darah yang Bisa Mendeteksi Kanker 3 Tahun Lebih Awal

MCED atau Multi-Cancer Early Detection, adalah sebuah teknologi medis terbaru yang memungkinkan deteksi dini berbagai jenis kanker hanya melalui satu kali pengambilan sampel darah. Dengan kata lain, cukup dengan satu tes darah, dokter bisa mengetahui apakah ada tanda-tanda dari beberapa jenis kanker sekaligus dalam tubuh seseorang.

Kanker adalah penyakit serius yang terjadi ketika sel-sel dalam tubuh tumbuh secara tidak normal, tidak terkendali, dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Pada kondisi normal, sel tubuh akan tumbuh, membelah, dan mati sesuai dengan kebutuhan tubuh. Namun, pada kanker, proses ini terganggu sehingga sel-sel terus berkembang tanpa henti dan tidak mati sebagaimana mestinya. Sel-sel tersebut kemudian membentuk massa yang disebut tumor dan dapat menyerang jaringan sehat di sekitarnya, bahkan menyebar ke organ lain melalui aliran darah atau sistem getah bening. Kanker bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti paparan zat karsinogen, infeksi virus tertentu, faktor genetik, hingga gaya hidup tidak sehat.

MCED atau Multi-Cancer Early Detection, adalah sebuah teknologi medis terbaru yang memungkinkan deteksi dini berbagai jenis kanker hanya melalui satu kali pengambilan sampel darah. Dengan kata lain, cukup dengan satu tes darah, dokter bisa mengetahui apakah ada tanda-tanda dari beberapa jenis kanker sekaligus dalam tubuh seseorang.

Teknologi ini bekerja dengan metode yang disebut biopsi cair. Berbeda dengan biopsi konvensional yang membutuhkan pengambilan sampel jaringan dari organ tertentu (misalnya dari benjolan atau tumor), biopsi cair menganalisis jejak biologis kanker, dikenal sebagai biomarker yang mengalir di dalam darah. Biomarker ini bisa berupa fragmen DNA dari sel kanker atau zat lain yang dilepaskan oleh tumor ke dalam aliran darah.

Karena sifatnya yang tidak invasif (tidak perlu operasi atau pembedahan), metode ini jauh lebih nyaman bagi pasien, dan sangat potensial untuk mendeteksi kanker sebelum gejalanya muncul, sehingga peluang untuk pengobatan dini dan kesembuhan pun lebih besar.

Tes ini mencari jejak:

  • ctDNA (circulating tumor DNA), yaitu potongan DNA dari sel kanker yang masuk ke aliran darah,
  • Pola mutasi genetik dan metilasi DNA yang khas dimiliki oleh sel kanker,
  • Pola fragmentasi DNA yang berbeda antara DNA normal dan DNA tumor.

Dengan teknik Next-Generation Sequencing (NGS) dan algoritma pembelajaran mesin (machine learning), tes ini menganalisis miliaran fragmen DNA untuk menemukan pola yang sesuai dengan profil kanker.

Dalam studi terbaru, tim peneliti dari Johns Hopkins menguji darah dari 52 orang dewasa yang berasal dari studi jangka panjang tentang kesehatan jantung (ARIC). Separuh dari mereka kemudian didiagnosis menderita kanker dalam waktu enam bulan, sementara sisanya tetap sehat.

  • Dari 26 orang yang kemudian mengidap kanker, 8 orang sudah menunjukkan tanda kanker dalam darah saat tes dilakukan.
  • Dari 6 orang dengan sampel tambahan dari tahun-tahun sebelumnya, 4 di antaranya menunjukkan ctDNA positif sejak 3 hingga 3,5 tahun sebelum diagnosis kanker ditegakkan secara klinis.

Ini adalah bukti pertama bahwa biomarker kanker dalam darah dapat terdeteksi jauh sebelum gejala muncul, memberikan peluang besar untuk intervensi lebih awal.

Dalam dunia medis, deteksi dini kanker adalah faktor penentu utama angka harapan hidup.

Dampak Positif Deteksi Dini:

  • Tingkat kesembuhan lebih tinggi: Misalnya, kanker payudara yang terdeteksi dini memiliki tingkat kelangsungan hidup 5 tahun mencapai 99%. Namun jika terdeteksi saat sudah menyebar, angkanya turun drastis.
  • Pilihan terapi lebih ringan: Tumor yang masih kecil bisa diobati dengan operasi lokal tanpa perlu kemoterapi atau radiasi berat.
  • Biaya pengobatan lebih rendah: Pengobatan dini biasanya jauh lebih murah dan tidak sekompleks terapi kanker stadium lanjut.
  • Kualitas hidup pasien lebih terjaga.

Dengan MCED, deteksi bisa dilakukan bahkan sebelum gejala pertama muncul, memberi ruang waktu yang sangat berharga bagi dokter dan pasien.

Meski sangat menjanjikan, implementasi MCED dalam praktik klinis belum bisa dilakukan secara luas karena berbagai pertimbangan:

A. Risiko False Positives

MCED bisa saja menunjukkan hasil positif pada seseorang yang sebenarnya tidak akan mengembangkan kanker. Ini bisa menyebabkan:

  • Kecemasan psikologis,
  • Tindakan medis yang tidak perlu (overdiagnosis),
  • Biaya pemeriksaan lanjutan seperti CT scan atau biopsi.

B. Lead-Time Bias

Artinya, kanker memang terdeteksi lebih awal, tetapi belum tentu meningkatkan keseluruhan umur pasien, karena penyakit tetap berkembang sama cepatnya.

C. Perlu Protokol Tindak Lanjut

Apa yang harus dilakukan jika hasil tes MCED positif tapi tidak ada gejala atau bukti tumor pada imaging? Tanpa panduan medis yang jelas, ini bisa membingungkan dokter dan pasien.

Beberapa perusahaan lain seperti GRAIL juga tengah mengembangkan teknologi serupa. Produk mereka yang paling terkenal adalah Galleri, tes darah komersial yang diklaim bisa mendeteksi lebih dari 50 jenis kanker dari satu sampel darah.

Meski MCED dari Johns Hopkins belum dikomersialkan, studi mereka memperkuat keyakinan bahwa tes darah multiparameter dapat menjadi alat skrining masa depan yang:

  • Tidak invasif,
  • Efisien,
  • Multifungsi (multi-organ),
  • Dan potensial menyelamatkan jutaan nyawa melalui deteksi awal.

Agar MCED bisa digunakan secara luas di layanan kesehatan, berikut ini yang perlu dipenuhi:

  1. Uji klinis berskala besar, untuk menguji validitas dan dampak pada angka kematian.
  2. Regulasi dari badan kesehatan, seperti FDA (Amerika) atau BPOM (Indonesia).
  3. Edukasi tenaga medis dan masyarakat, agar hasil tes dipahami dengan tepat.
  4. Protokol klinis standar untuk menangani hasil positif tanpa gejala.
  5. Kebijakan pembiayaan, agar teknologi ini bisa diakses lebih banyak orang.

Teknologi deteksi kanker melalui tes darah seperti MCED bukan hanya inovasi medis, tetapi lompatan konseptual dalam pencegahan kanker. Kita tidak lagi harus menunggu sampai kanker menunjukkan gejala untuk bisa bertindak. Sebaliknya, kita bisa “mengintip masa depan” kesehatan kita, memberi peluang intervensi lebih awal dan lebih tepat sasaran.

Namun, seperti semua kemajuan medis, teknologi ini harus digunakan dengan hati-hati, berdasarkan bukti, dan dengan dukungan sistem kesehatan yang matang.

Kanker adalah penyakit senyap dan kini kita punya cara untuk mendengarnya jauh lebih awal.

REFERENSI:

Brito‐Rocha, Tiago dkk. 2025. Multi‐cancer early detection via a DNA methylation multiplex ddPCR‐based blood test. International Journal of Cancer.

Wan, Jonathan dkk. 2025. Promises and pitfalls of multi-cancer early detection using liquid biopsy tests. Nature Reviews Clinical Oncology, 1-15.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top