Selulosa ada komponen penting dalam tumbuhan dan telah menyertai kehidupan manusia ribuan tahun lalu. Produk dari selulosa contohnya adalah baju, kertas, gel, popok bayi hingga membran osmosis untuk penyaringan garam dari air laut.Berfungsi sebagai polimer dari glukosa, sejenis gula yang umumnya ditemukan dalam tebu, selulosa membentuk basis untuk sejumlah produk yang sangat kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pakaian hingga kertas, gel, dan bahkan membran osmosis yang digunakan untuk menyaring garam dari air laut.
Namun, apa yang membuat selulosa menarik adalah ketidaklarutannya dalam air, meskipun memiliki ikatan hidrogen yang secara alami bersifat polar. Para ilmuwan telah berusaha untuk memahami fenomena ini, dan dua teori muncul sebagai upaya menjelaskan sifat unik selulosa.
Pertama, ada pandangan bahwa kekuatan ikatan hidrogen yang sangat kuat antara molekul dalam rantai selulosa menyebabkannya tidak larut dalam air. Meskipun sebagian benar, perhitungan menunjukkan bahwa kekuatan ikatan antar rantai selulosa sebenarnya relatif kecil, hanya sekitar 5 kcal. Maka, misteri tentang ketidaklarutan selulosa dalam air masih menjadi pekerjaan yang belum selesai.
Teori lainnya, yang diajukan oleh Lidman dari University of Lund, mengusulkan bahwa bagian bersifat kristal pada selulosa berperan dalam ketidaklarutannya. Selulosa, sebagai molekul amphifilik dengan bagian yang suka air dan bagian yang tidak suka air, menyusun rantainya sedemikian rupa sehingga bagian polar berdekatan dengan bagian polar lainnya, dan sebaliknya dengan bagian non polar. Air, sebagai zat polar, dapat memecah bagian polar selulosa dengan mudah. Namun, karena air tidak dapat berinteraksi dengan bagian non polar, selulosa tetap utuh dan tidak larut.
Penjelasan terkait kemampuan selulosa untuk larut dalam pelarut tertentu dapat ditemukan dalam interaksi dengan larutan NaOH dan urea. NaOH memecah ikatan pada bagian polar selulosa, sementara urea bertanggung jawab untuk memecah bagian non polar. Sehingga, dalam campuran pelarut semacam itu, selulosa dapat terurai dan larut.
Pemahaman mendalam tentang sifat-sifat selulosa tidak hanya memberikan pencerahan ilmiah yang penting, tetapi juga membuka pintu untuk pemanfaatan yang lebih luas dalam berbagai aplikasi industri dan kehidupan sehari-hari. Dengan terus menggali pengetahuan ini, mungkin kita dapat mengoptimalkan pemanfaatan selulosa untuk keberlanjutan dan inovasi di masa depan. Selulosa, dalam segala kompleksitasnya, terus menjadi subjek penelitian yang mendalam dan sumber inspirasi untuk kemajuan ilmiah dan teknologi.
Referensi:
- “Cellulose: Molecular and Structural Biology” oleh Peter J. Harris
- Buku ini membahas secara mendalam struktur molekuler dan biologi selulosa.
- “Cellulose Chemistry and Properties: Fibers, Nanocelluloses and Advanced Materials” oleh Orlando J. Rojas dan Alexey B. Zaitsev
- Menyajikan pemahaman yang komprehensif tentang kimia dan sifat-sifat selulosa serta pemanfaatannya dalam bahan maju.
- “Cellulose Science and Technology” oleh Jean-Luc Wertz dan Olivier Bédué
- Buku ini mencakup sains dan teknologi selulosa dari sudut pandang ilmiah dan teknis.
- “Introduction to Polymers” oleh Robert J. Young dan Peter A. Lovell
- Meskipun bukan buku yang secara khusus membahas selulosa, ini memberikan dasar yang baik tentang polimer, yang dapat membantu memahami konsep polimer dalam konteks selulosa.
- “Handbook of Green Chemistry: Green Processes, Volume 7: Green Synthesis” oleh Paul T. Anastas dan Robert H. Crabtree
- Buku ini menyediakan wawasan tentang proses hijau dan bisa memberikan konteks pada penggunaan selulosa dalam konteks keberlanjutan.
Menamatkan program ST dan MT di Jurusan Teknik Kimia ITS. Sedang menempuh PhD di University of Tsukuba. Meneliti pemanfaatan bio-nanomaterial untuk pengolahan limbah cair.