Mengapa Kita Merenung Sebelum Tidur? Ternyata ada Manfaatnya!

Sebuah penelitian telah menginvestigasi praktik merenung atau refleksi diri sebelum tidur pada malam hari. Temuan dari penelitian ini menunjukkan sejumlah keuntungan dan potensi pengembangan teknologi prototipe yang dapat memberikan dukungan bagi individu yang melakukan kegiatan merenung.

blank

Menenung adalah suatu proses refleksi yang mengharuskan seseorang menyimpan pikiran dalam keadaan diam dan fokus, umumnya untuk merenungkan berbagai hal seperti kesadaran diri, makna hidup, atau masalah tertentu. Aktivitas merenung biasanya melibatkan kontemplasi, pemerhatian secara mendalam, dan introspeksi.

Dalam konteks meditasi atau praktik spiritual, merenung sering kali dilakukan untuk mencapai kedamaian batin, pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri, dan hubungan dengan lingkungan sekitar. Ini melibatkan penghentian sementara dari gangguan dan distraksi eksternal untuk fokus pada pikiran dan emosi internal.

Secara umum, merenung adalah cara untuk mengoptimalkan pemahaman, pertimbangan, dan penghargaan terhadap berbagai aspek kehidupan. Ini dapat dilakukan secara individu untuk meningkatkan intuisi dan refleksi pribadi, serta dapat menjadi praktek spiritual dalam beberapa kepercayaan dan filsafat kehidupan. Merenung juga sering kali dikaitkan dengan peningkatan kestabilan emosional, kesadaran, dan penanggulangan stres.

Aktivitas merenung dapat membantu seseorang dalam menemukan kedamaian batin, membuka pemahaman diri yang lebih dalam, dan menemukan solusi untuk masalah hidup secara lebih baik. Oleh karena itu, merenung merupakan suatu praktik mental yang bernilai dalam pengembangan diri dan kesejahteraan mental.

Dikutip dari detik.com, sebuah penelitian telah menginvestigasi praktik merenung atau refleksi diri sebelum tidur pada malam hari. Temuan dari penelitian ini menunjukkan sejumlah keuntungan dan potensi pengembangan teknologi prototipe yang dapat memberikan dukungan bagi individu yang melakukan kegiatan merenung. Koyo Nakamura, seorang peneliti senior di Departemen Desain dan Rekayasa Berbasis Manusia di University of Washington, AS, menyoroti bahwa refleksi diri memfasilitasi komunikasi mendalam antara individu dengan dirinya sendiri, dengan fokus pada penilaian perilaku, emosi, perasaan, dan tindakan di masa lampau.

Peneliti menekankan peran penting merenung diri dalam menjaga keseimbangan mental dan fisik, serta menganggapnya sebagai ketrampilan fleksibel untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam upaya mendukung individu yang melakukan refleksi sebelum tidur, Nakamura bersama rekan-rekannya merumuskan rekomendasi untuk desainer teknologi.

Rekomendasi Peneliti untuk Desainer Teknologi

Dalam studi ini, Nakamura bekerja sama dengan rekan-rekannya mahasiswa HCDE, Hannah Mei, Han Feng, dan Sebastian Priss. Mereka mengevaluasi data yang mereka himpun dari wawancara dan survei untuk menyusun saran-saran dalam mendukung individu yang melakukan refleksi sebelum tidur. Fokus utama penelitian mereka adalah memberikan arahan atau mengusulkan pengembangan prototipe produk refleksi.

Hasil temuan utama dari kelompok ini yang membahas bagaimana orang melakukan refleksi pada malam hari mencakup beragam sikap terhadap penggunaan teknologi di tempat tidur, kesulitan dalam bertindak setelah melakukan proses refleksi, penurunan kemampuan untuk tertidur setelah sesi refleksi yang panjang, serta emosi yang dipicu terkait aspek merenung di malam hari, seperti yang dicatat oleh para peneliti di situs Departemen Desain dan Rekayasa Berbasis Manusia (Human Centered Design & Engineering/HCDE) Universitas Washington.

Demi mendukung eksplorasi dan perubahan di masa depan di bidang ini, tim riset telah menyarankan sejumlah rekomendasi yang bisa dipertimbangkan oleh para perancang teknologi. Saran-saran ini bertujuan untuk memfasilitasi praktik merenung pada malam hari, meningkatkan efektivitas, serta kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan refleksi sebelum tidur, yakni:

  1. Interaksi berbasis layar yang tidak menggangguMemahami bahwa interaksi dengan teknologi dapat menghambat upaya untuk tidur, desain yang mendukung refleksi malam hari harus memungkinkan interaksi non-digital dan tidak mengganggu.
  2. Dukung pengguna dalam bertindak berdasarkan kesimpulan refleksi mereka
    • Sebuah prototipe yang akan dikembangkan untuk mendukung perenungan seseorang, perlu dibuat agar bisa melupakan pelajaran dari refleksi masa lalu. Tujuannya agar sebuah kegelisahan yang muncul bisa diarahkan untuk membuat perubahan besar dalam gaya hidup mereka.
  3. Pertimbangkan emosi negatif yang mungkin muncul dalam refleksi malam hari
    • Dibandingkan refleksi pada siang hari, refleksi pada malam hari cenderung tentang pengalaman negatif. Terkadang memaksa orang untuk tetap terjaga lebih lama dari yang diinginkan.Peneliti mengatakan hal ini harus diketahui oleh para desainer yang ingin mengembangkan teknologi untuk mendukung orang yang merenung.

Manfaat dari merenung pada malam hari berdasarkan potensi gangguan terhadap kualitas tidur dan risiko pemicu emosional yang mungkin timbul sebelum tidur. Namun, perlu adanya penelitian lanjutan untuk memberikan panduan yang sehat dalam membantu individu merenungkan pikiran dan emosi mereka dengan baik,” tambahnya. Dengan demikian, inisiatif ini mendukung refleksi yang positif dan membuatnya menjadi sebuah pengalaman lebih bermakna bagi kesejahteraan mental dan emosional.

REFERENSI:

Kenapa Orang Sering Merenung pada Malam Hari? Ternyata Ini Manfaatnya (detik.com) diakses pada 27 Februari 2024.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *