Mengurangi Kesenjangan Gender Melalui Ekspansi Ekonomi Jasa: Peran Transformasi Struktural dan Marketisasi

Dalam beberapa dekade terakhir, kesenjangan gender dalam hal jam kerja dan upah mulai menyempit secara signifikan. Salah satu faktor utama […]

Dalam beberapa dekade terakhir, kesenjangan gender dalam hal jam kerja dan upah mulai menyempit secara signifikan. Salah satu faktor utama yang turut berperan dalam perubahan ini adalah perkembangan sektor jasa, yang didorong oleh transformasi struktural dan marketisasi produksi rumah tangga. Studi yang dilakukan oleh L. Rachel Ngai dan Barbara Petrongolo (2017) menjelaskan bagaimana ekspansi sektor jasa telah berkontribusi dalam memperkecil kesenjangan gender di pasar tenaga kerja, terutama di Amerika Serikat. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana hasil studi ini memberikan gambaran tentang hubungan antara perubahan struktural dalam perekonomian dan kesenjangan gender.

Baca juga: Perempuan dan UMKM: Kunci Pemulihan Ekonomi Indonesia

Model Ekonomi dan Temuan Utama

Ngai dan Petrongolo (2017) mengembangkan sebuah model ekonomi yang mencakup sektor barang, jasa, dan produksi rumah tangga, di mana perempuan memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi jasa. Mereka menyatakan bahwa transformasi struktural—yaitu pergeseran dari sektor manufaktur ke sektor jasa—dan marketisasi, yaitu pergeseran aktivitas rumah tangga ke pasar, berperan penting dalam perubahan distribusi waktu kerja dan upah antara pria dan wanita.

Beberapa temuan utama dari studi ini meliputi:

  1. Peningkatan Sektor Jasa: Model yang dikembangkan memperlihatkan bahwa antara tahun 1970 hingga 2006, sektor jasa mengalami peningkatan yang signifikan, yang disertai dengan peningkatan 20% dalam konvergensi upah gender. Sebanyak sepertiga dari peningkatan jam kerja perempuan di pasar tenaga kerja, serta 9% penurunan jam kerja pria, dapat dijelaskan oleh peningkatan ini.
  2. Keunggulan Komparatif Perempuan: Dalam model ini, perempuan diuntungkan oleh keunggulan komparatif dalam menghasilkan jasa. Hal ini mengarah pada meningkatnya permintaan relatif terhadap tenaga kerja perempuan, yang pada gilirannya meningkatkan rasio upah perempuan terhadap pria.
  3. Transformasi Struktural sebagai Penggerak Utama: Studi ini menemukan bahwa transformasi struktural lebih berperan dalam kenaikan rasio upah gender (5,1%) dibandingkan dengan marketisasi (0,2%). Transformasi struktural, yang dipicu oleh pertumbuhan produktivitas yang tidak merata antar sektor, berfungsi sebagai kekuatan permintaan tenaga kerja yang bias gender, yang menghasilkan peningkatan bersamaan dalam upah dan jam kerja perempuan.

Peran Transformasi Struktural dan Marketisasi

Menurut model yang diajukan oleh Ngai dan Petrongolo, transformasi struktural berfungsi sebagai pendorong utama perubahan dalam perekonomian yang mempengaruhi kesenjangan gender. Dalam masyarakat yang lebih berkembang secara ekonomi, terdapat pergeseran besar dari sektor manufaktur ke sektor jasa. Pergeseran ini mendorong lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam sektor yang lebih membutuhkan keterampilan komunikasi dan kerja berbasis otak—kemampuan yang sering kali lebih dominan pada perempuan.

Selain itu, marketisasi—proses di mana aktivitas yang sebelumnya dilakukan di dalam rumah kini dipindahkan ke pasar—juga memainkan peran penting. Ketika produktivitas sektor jasa tumbuh lebih cepat daripada sektor rumah tangga, biaya kesempatan untuk produksi rumah tangga meningkat. Hal ini menyebabkan rumah tangga beralih ke layanan pasar sebagai pengganti, menciptakan permintaan yang lebih tinggi untuk pekerjaan perempuan di sektor ini.

Baca juga: Menjadi Lebih Produktif dan Efisien dengan Teknik Pomodoro

Dampak pada Jam Kerja dan Kesenjangan Upah

Hasil dari model ini menunjukkan bahwa sektor jasa yang berkembang pesat membantu memperkecil kesenjangan antara jam kerja pria dan wanita. Peningkatan jumlah jam kerja yang dilakukan perempuan di sektor pasar merupakan salah satu hasil penting dari proses marketisasi dan transformasi struktural. Perempuan kini lebih banyak berpartisipasi dalam pekerjaan pasar, yang sebelumnya cenderung didominasi oleh pria, berkat kenaikan permintaan terhadap pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang lebih banyak dimiliki perempuan.

Di sisi lain, upah relatif perempuan juga meningkat. Dengan adanya permintaan yang lebih besar untuk tenaga kerja perempuan, upah mereka meningkat seiring dengan konvergensi upah antara pria dan wanita. Studi ini mencatat bahwa transformasi sektoral dan marketisasi bukan hanya meningkatkan jam kerja perempuan tetapi juga membawa mereka ke posisi yang lebih baik dalam hal penghasilan.

Implikasi dan Aplikasi Praktis

Temuan dari studi ini memiliki implikasi yang signifikan untuk memahami faktor-faktor yang mendasari peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dan penyempitan kesenjangan upah gender. Secara lebih luas, studi ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana perkembangan sektor jasa—sebuah fenomena yang sangat terkait dengan transformasi struktural ekonomi global—telah berfungsi sebagai kekuatan yang bias gender, dengan memberikan peluang yang lebih besar bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja yang lebih luas.

Selain itu, temuan ini juga menggarisbawahi pentingnya kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor jasa sebagai salah satu cara untuk mengurangi kesenjangan gender. Kebijakan yang mendukung pengembangan keterampilan perempuan dalam sektor-sektor yang berkembang, seperti teknologi informasi dan komunikasi, serta pendidikan dan layanan kesehatan, dapat membantu lebih lanjut meningkatkan posisi perempuan dalam ekonomi global.

Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan oleh Ngai dan Petrongolo memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana ekonomi jasa, yang didorong oleh transformasi struktural dan marketisasi, berkontribusi pada penyempitan kesenjangan gender dalam hal jam kerja dan upah. Dengan menekankan keunggulan komparatif perempuan dalam sektor jasa, studi ini tidak hanya memperlihatkan bagaimana struktur ekonomi dapat mengubah dinamika gender, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana kebijakan dan perubahan ekonomi dapat memainkan peran dalam mencapai kesetaraan gender yang lebih besar di pasar tenaga kerja.

Melalui model ekonomi ini, kita dapat melihat bahwa transformasi struktural dan marketisasi bukan hanya fenomena ekonomi semata, tetapi juga merupakan kekuatan sosial yang memiliki dampak besar pada kesetaraan gender di seluruh dunia.

Referensi:

L. Rachel Ngai. Barbara, Petrongolo. 2017. Gender Gaps and the Rise of the Service Economy. American Economic Journal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top