Mewujudkan Ekonomi Hijau di Indonesia: Transformasi untuk Keberlanjutan dan Kesejahteraan Sosial

Ekonomi hijau merupakan pendekatan pembangunan yang menekankan keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Di Indonesia, yang dikenal dengan kekayaan alamnya, penting […]

Ekonomi hijau merupakan pendekatan pembangunan yang menekankan keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Di Indonesia, yang dikenal dengan kekayaan alamnya, penting untuk memperkenalkan konsep ekonomi hijau guna mengatasi tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Artikel ini mengulas tentang pentingnya pergeseran dari ekonomi yang berfokus pada pertumbuhan yang cepat menuju ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan bertanggung jawab sosial, dengan menyoroti konsep ekonomi hijau dalam konteks Indonesia.

Pertumbuhan Ekonomi dan Dampak Lingkungan di Indonesia

Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Namun, pertumbuhan ini sering kali datang dengan biaya yang besar bagi lingkungan dan kesejahteraan sosial. Sektor-sektor seperti pertambangan, perkebunan kelapa sawit, dan industri lain yang bergantung pada sumber daya alam seringkali menyebabkan kerusakan ekosistem yang signifikan, seperti deforestasi, polusi, dan kehilangan keanekaragaman hayati.

Dalam konteks ini, penting untuk menyadari bahwa meskipun ekonomi Indonesia tumbuh, dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat, terutama yang berada di daerah pedesaan dan pesisir, semakin terasa. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan pergeseran paradigma menuju ekonomi hijau, yaitu ekonomi yang berfokus pada efisiensi sumber daya alam, pengurangan emisi karbon, dan penerapan teknologi ramah lingkungan.

Baca juga: Dilema Penetapan Cukai Minuman Berpemanis: Antara Kesehatan dan Dampak Ekonomi

Menerapkan Prinsip Ekonomi Hijau di Indonesia

Ekonomi hijau bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan. Dalam rangka menerapkan konsep ini, Indonesia harus berfokus pada pembangunan berkelanjutan yang mencakup tiga pilar utama: keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tiga pilar ini harus menjadi dasar dari setiap kebijakan dan strategi pembangunan nasional yang diterapkan oleh pemerintah.

Penelitian yang dilakukan oleh Andreas Lako (2018) menunjukkan bahwa Indonesia perlu menginternalisasikan prinsip-prinsip ekonomi hijau ke dalam kebijakan dan strategi pembangunan nasional. Ini termasuk menyesuaikan visi pembangunan ekonomi yang telah tercantum dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan tujuan untuk menciptakan masyarakat yang mandiri, maju, adil, dan makmur, yang juga harus berwawasan lingkungan.

Namun, seperti yang dicatat dalam artikel ini, meskipun pemerintah telah mengusung pilar-pilar pembangunan yang berfokus pada pertumbuhan (pro-growth), lapangan kerja (pro-job), pengentasan kemiskinan (pro-poor), dan lingkungan (pro-green), kenyataannya, implementasi ekonomi hijau dalam kebijakan belum sepenuhnya terealisasi dengan efektif. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen lebih lanjut untuk menyusun Cetak Biru Pembangunan Ekonomi Hijau Nasional yang lebih jelas dan aplikatif.

Peran Sektor Bisnis dalam Ekonomi Hijau

Bisnis memiliki peran penting dalam mewujudkan ekonomi hijau. Perusahaan-perusahaan yang menerapkan praktik bisnis berkelanjutan tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga dapat menikmati manfaat jangka panjang berupa pertumbuhan yang stabil dan keberlanjutan dalam persaingan pasar.

Adopsi pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting) oleh perusahaan menjadi langkah penting dalam menciptakan transparansi terkait dampak lingkungan dari aktivitas bisnis mereka. Praktik ini dapat mendorong perusahaan untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya alam, mengurangi emisi gas rumah kaca, serta mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku. Selain itu, perusahaan yang mengadopsi prinsip ekonomi hijau cenderung lebih mampu menarik investor yang berfokus pada dampak sosial dan lingkungan, yang semakin diminati di pasar global saat ini.

Tantangan dalam Menerapkan Ekonomi Hijau

Meski konsep ekonomi hijau menawarkan solusi yang jelas, penerapannya di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan di kalangan pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor bisnis. Selain itu, perubahan perilaku dan pola pikir menjadi hal yang sulit karena masyarakat dan bisnis cenderung terbiasa dengan pendekatan yang lebih mengutamakan keuntungan jangka pendek, yang sering kali mengabaikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan.

Selain itu, meskipun Indonesia memiliki banyak kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan, penegakan hukum dan regulasi lingkungan yang masih lemah sering kali menjadi penghambat utama dalam mewujudkan ekonomi hijau. Banyak perusahaan yang tetap mengabaikan standar lingkungan demi mengejar keuntungan maksimal, yang mengarah pada kerusakan ekosistem yang lebih luas.

Baca juga: Memahami Greenflation: Kenaikan Harga Akibat Kepedulian Lingkungan

Keuntungan Jangka Panjang dari Ekonomi Hijau

Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, penerapan ekonomi hijau memiliki potensi keuntungan jangka panjang yang signifikan, baik bagi lingkungan maupun perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan akan tercapai dengan memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, penerapan ekonomi hijau juga akan membuka peluang kerja baru di sektor-sektor yang berfokus pada teknologi ramah lingkungan, energi terbarukan, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Sektor-sektor seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan pengelolaan limbah akan menjadi pilar utama dalam perekonomian hijau Indonesia. Dengan investasi yang tepat dan kebijakan yang mendukung, Indonesia bisa menjadi pemimpin dalam sektor-sektor ini di kawasan Asia Tenggara.

Kesimpulan

Sebagai negara dengan potensi alam yang sangat besar, Indonesia memiliki kesempatan untuk mengimplementasikan ekonomi hijau yang dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan. Untuk mencapai ini, dibutuhkan perubahan kebijakan yang mendalam, komitmen kuat dari sektor bisnis, serta kesadaran masyarakat yang lebih tinggi mengenai pentingnya keberlanjutan.

Penerapan ekonomi hijau tidak hanya akan menguntungkan Indonesia dalam hal perlindungan lingkungan, tetapi juga dalam menciptakan kesejahteraan sosial dan stabilitas ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu, Indonesia harus segera mengadopsi dan menyesuaikan kebijakan serta strategi pembangunan ekonomi yang lebih ramah lingkungan agar dapat meraih masa depan yang lebih hijau, adil, dan berkelanjutan.

Referensi:

PROFILE, S.. (2018). GREEN ECONOMY: Menghijaukan Ekonomi, Bisnis & Akuntansi. Book.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top