Seperti di Film Transformer, OmniSkins Mampu Mengubah Apapun Menjadi Robot

Bagi para penggemar genre sains fiksi, pasti tidak asing lagi dengan film serial Transformer, film aksi fiksi ilmiah yang sangat […]

blank
blank
Allspark atau The Cube di dalam film Transformer yang dapat memberikan kehidupan kepada mesin dan alat-alat elektronik dan menjadikannya robot. (Sumber: scifi-universe.com)

Bagi para penggemar genre sains fiksi, pasti tidak asing lagi dengan film serial Transformer, film aksi fiksi ilmiah yang sangat populer yang menceritakan tentang robot alien yang dapat menyamarkan dirinya menjadi peralatan mesin dan elektronik berbentuk apapun.

Diceritakan, para robot alien di dalam film Transformer berasal dari kekuatan “Allspark”, benda keramat yang berbentuk kubus sehingga sering juga disebut “The Cube” yang dapat memberikan kehidupan pada setiap mesin dan barang elektronik menjadi robot. Kisah yang sangat menarik memang, tapi tetap saja itu semua hanyalah sebuah fiksi.

Kembali ke kehidupan nyata, sebuah penemuan baru mungkin terinspirasi oleh “The Cube” namanya adalah OmniSkins, robot yang bentuknya seperti kulit yang mampu menggerakan benda apapun layaknya seperti sebuah robot, mirip seperti apa yang bisa dilakukan “The Cube” yang mampu menghidupan semua mesin dan elektronik menjadi robot seperti di film Transformer.

Penelitian tersebut adalah karya dari para peneliti di Yale University, yang dipimpin oleh Rebecca Kramer-Bottiglio, asisten profesor teknik mesin dan ilmu material. Temuan oleh tim ilmuwan tersebut telah dipublikasikan di Science Robotics pada 19 September 2018.

blank
Teknologi kulit robot atau OmniSkins yang baru dikembangkan oleh peneliti dari Yale University memungkinkan pengguna mengubah objek sehari-hari menjadi robot. (Sumber: Sciencedaily.com)

Selain mampu menggerakan benda mati apapun, OmniSkins yang juga disebut kulit robot itu adalah teknologi yang mematahkan anggapan selama ini tentang sebuah robot yang kaku. Ketika kita memikirkan robot, maka mungkin yang terpikir adalah tentang sesuatu yang kaku, berat dan dibuat untuk tujuan tertentu.

Kulit tersebut memungkinkan pengguna untuk membuat robot mereka sendiri. Meskipun kulit tersebut tidak dirancang untuk fungsi khusus, namun kulit tersebut dapat digunakan untuk banyak hal, mulai dari robot penyelemat hingga dapat digunakan seperti pakaian pada manusia.

OmniSkins dibuat dari lembaran elastis yang dipasangi sensor dan aktuator, yaitu peralatan mekanis yang dapat menggerakan atau mengontrol sebuah mekanisme atau sistem. Jika kulit tersebut dipasangkan pada objek seperti boneka, tabung busa atau benda lainnya, maka kulit robot akan membuatnya dapat bergerak dengan permukaanya. Robot tersebut dapat melakukan tugas yang berbeda tergantung pada sifat-sifat objek dan bagaimana kulit dipasangkan.

Kramer-Bottiglio mengatakan, dengan robot tersebut kita bisa menggunakan kulit tersebut dan memasangkannya pada objek untuk melakukan gerakan tertentu, kemudian kita bisa melepaskannya dan memasangkannya pada objek berbeda untuk melakukan tugas yang berbeda, seperti menggenggam dan memindahkan benda. Kemudian kita mengenakannya pada tubuh.

“Kulit tersebut memungkinkan penggunanya dapat membuat robot multi fungsi dengan cepat. Itu berarti mereka dapat digunakan untuk suatu hal yang bahkan mungkin belum terpikirkan sebelumnya,” Bottiglio menjelaskan kepada Science Daily.

blank
OmniSkins dipasangkan pada boneka kuda sehingga membuat boneka tersebut dapat bergerak. (Sumber: Gizmodo.com)

Selain itu, menggunakan lebih dari satu kulit sekaligus juga memungkinkan pergerakan yang lebih rumit. Pengguna dapat memasangkan kulit tersebut pada objek tertentu untuk mendapatkan berbagai jenis gerakan, mendapatkan mode gabungan gerakan, pemampatan, hingga pembengkokan yang simultan.

Untuk menunjukan apa yang bisa dilakukan dengan kulit robot tersebut, para peneliti telah membuat beberapa prototipe. Diantaranya silinder busa yang bergerak seperti cacing, perangkat yang dapat digunakan seperti pakaian yang dirancang untuk memperbaiki postur yang buruk hingga perangkat yang dapat menggenggam dan memindahkan objek.

blank
OmniSkins digunakan sebagai wearable device untuk membantu pergerakan dan memperbaiki postur tubuh. (Sumber: sciencemag.org)

Menurut Kramer-Bottiglio, ide tersebut muncul ketika beberapa tahun yang lalu badan antariksa Amerika Serikat NASA menghubunginnya untuk mengembangkan sistem robot lunak. Teknologi tersebut dikembangkan dengan kemitraan NASA, dan sifat multifungsinya diharapkan dapat digunakan dan memungkinkan bagi astronot untuk menyelesaikan berbagai tugas dengan bahan yang sama yang dapat dikonfigurasikan atau diatur ulang sesuai dengan kebutuhan.

Robot lunak atau soft robotic di dalam nature reviews material didenifinisikan sebagai robot yang terbuat dari bahan yang lembut dan elastis yang menawarkan peluang unik penggunaanya di wilayah di mana robot keras dan kaku konvensional tidak memungkinkan digunakan. Seperti misalnya untuk pengiriman obat, prosedur bedah non-invasif, alat bantu atau orban buatan.

“Salah satu hal utama yang saya anggap penting adalah kemampuan multifungsi, terutama untuk eksplorasi luar angkasa, di mana lingkungan tidak dapat diprediksi,” kata Bottiglio. “Pertanyaanya adalah: Bagaimana kemudian anda mempersiapkan diri untuk hal-hal yang belum diketahui?”

Untuk penelitian tersebut, tim peneliti Kramer-Bottiglio baru-baru ini menerima hibah 2 juta dolar AS dari National Science Foundation, sebagai bagian dari Emerging Frontiers dalam program Penelitian dan Inovasi.

Selanjutnya, tim peneliti masih akan melakukan penelitian lanjutan untuk menyederhanakan perangkat tersebut dan mengeksplorasi kemungkinan pembuatan komponen 3 dimensi.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=uuAY5Y_INYQ[/embedyt]

Referensi:

[1] Booth, Joran W. Shah, Dylan. Case, Jennifer C. White, Edward L. Yuen, Michelle C. Cyr-Choiniere, Olivier. Kramer-Bottiglio, Rebecca. 2018. OmniSkins: Robotic skins that turn inanimate objects into multifunctional robots. Jurnal Science Robotics. DOI: 10.1126/scirobotics.aat1853
[2] Yale University. 2018. ‘Robotic Skins’ turn everyday objects into robots. Diakses dari : https://www.sciencedaily.com/releases/2018/09/180919144918.htm pada tanggal 23 September 2018.
[3] Desena, Talitha. 2018. Sinopsis Transformers, Perang Antar Robot Autobot dan Decepticon, Saksikan Malam Ini. Diakses dari : http://style.tribunnews.com/2018/09/10/sinopsis-transformers-perang-antar-robot-autobot-dan-decepticon-saksikan-malam-ini pada tanggal 23 September 2018
[4] Anonim. 2018. Soft robotics. Diakses dari : https://www.nature.com/collections/wpsbvwhdyh pada tanggal 3 Oktober 2018

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *