Pembangkit Listrik Berbentuk Panda Telah Dibangun di China

Pada tahun 1839, Alexander de Becquerel seorang ilmuwan Perancis mengamati sebuah fenomena efek fotovoltaik yakni peristiwa timbulnya tegangan antar elektroda […]

blank

Pada tahun 1839, Alexander de Becquerel seorang ilmuwan Perancis mengamati sebuah fenomena efek fotovoltaik yakni peristiwa timbulnya tegangan antar elektroda karena radiasi elektromagnetik dari sumber cahaya[1]. Penelitian ini dilanjutkan oleh Charles Fritts, orang pertama yang menggunakan semikonduktor selenium yang dilapisi emas tipis untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik yang disebut sel surya (solar cell) pada tahun 1883. Semikonduktor adalah suatu bahan dengan konduktivitas listrik diantara isolator dan konduktor.

Prinsip untuk mengkonversi cahaya menjadi energi dilakukan oleh alam melalui proses fotosintesis, dimana dedaunan hijau pada tanaman mengkonversi sinar matahari menjadi energi agar bisa tumbuh. Pada tahun 1960, Perusahaan bernama Hoffman Electronics memproduksi sel surya dengan efisiensi 14%. Perkembangan terakhir pada tahun 2016 di National Renewable Energy Laboratory (NREL), Departemen Energi USA berhasil membuat sel surya dengan efisiensi 40,8%[1].

Pada Juni 2017, China Merchants New Energy, perusahaan energi terbarukan yang bertempat di Hongkong, berhasil membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pertama berbentuk Panda pada lahan seluas 250 hektar di Datong, Provinsi Shanxi, China. PLTS berbentuk Panda ini diusulkan pada tahun 2016 oleh Panda Green Energy Group yang merupakan anak perusahaan dari China Merchants New Energy. Target perusahaan tersebut adalah membangun 2 PLTS berbentuk Panda pada akhir tahun 2017. Kapasitas listrik yang dihasilkan dari kedua PLTS tersebut adalah 100 MW. Dalam 5 tahun terakhir, China telah menjadi negara terdepan yang memproduksi sel surya dan membangun PLTS mengalahkan USA, Jepang dan Jerman.

blank

Gambar 1. Kapasitas produksi listrik dari PLTS di beberapa negara[2]

Dari data diatas, China telah memproduksi listrik sebesar 77,4 GW dari PLTS dan pada akhir tahun 2017 akan dibangun PLTS baru untuk menghasilkan listrik sebesar 34,5 GW sehingga total produksi listrik China dari PLTS sebesar 111,9 GW. Panda Green Energy Group memiliki program pembangunan 100 PLTS berbentuk Panda dalam lima tahun kedepan. Program ini akan menghasilkan listrik sebesar 3,2 juta GWh dalam 25 tahun kedepan yang mampu menyuplai listrik ke lebih dari 10.000 rumah setiap tahunnya. Selain itu, program 100 PLTS berbentuk Panda dapat mengurangi penggunaan batubara sebanyak 1,056 juta ton dan mengurangi emisi karbon sebanyak 2,74 juta ton[3].

blank

Gambar 2. PLTS berbentuk Panda di Datong, China[3]

Di dunia, ada tiga jenis sel surya yang paling umum digunakan yaitu monocrystalline silicon, polycrystalline silicon dan thin film. Pada PLTS Panda, sel surya jenis monocrystalline silicon digunakan untuk menunjukkan warna hitam dan sel surya jenis thin film digunakan untuk menunjukkan warna abu. Prinsip dasar sel surya dalam menghasilkan listrik adalah ketika terjadinya proses eksitasi elektron yang terdapat di lapisan semikonduktor karena terkena pancaran cahaya matahari. Elektron akan memicu adanya tegangan dan menghasilkan arus listrik.

blank

Gambar 3. Prinsip kerja sel surya[4]

Dalam pembangunan PLTS Panda, China Merchants New Energy bekerja sama dengan United Nations Development Program (UNDP). Program ini merupakan bagian dari mega proyek Belt and Road melalui jalur sutera untuk menjalin kerjasama dengan beberapa negara. China diperkirakan akan menghabiskan uang sebesar $150 miliar untuk menjalin kerjasama dengan 68 negara baik di Eropa maupun Asia yang telah menyetujui program-program yang ada di mega proyek Belt and Road[5]. Pembangkit listrik termasuk prioritas utama proyek tersebut dan China pun berambisi untuk membangun PLTS Panda di berbagai negara. Pada Mei 2017, Perdana Menteri Fiji, Josaia Voreqe Bainimarama, menghadiri forum kerjasama internasional ”Belt and Road” di China dan berharap pembangunan PLTS Panda segera dilaksanakan di negara Kepulauan Pasifik Selatan, khususnya Fiji. Program pembangunan PLTS berbentuk Panda ditujukan untuk meningkatkan kepedulian pemuda China mengenai energi terbarukan dan Panda dipilih sebagai bentuk dari PLTS karena Panda telah menjadi ikon perubahan iklim dan perdamaian.

blank

Gambar 4. Sketsa PLTS berbentuk Panda di Fiji[5]

 

Referensi

[1] Najmurrokhman, A. 2014. Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Matahari. Universitas Jendral Achmad Yani

[2] Mckenna, J. 2017. China has created a giant Panda-shaped power plant. https://www.weforum.org/agenda/2017/07/china-creates-a-panda-power-plant/ (diakses pada 26 November 2017)

[3] Garfield, L. 2017. China just built a 250-acre solar farm shaped like a giant Panda. https://www.businessinsider.com.au/china-panda-solar-power-plant-2017-7 (diakses pada 26 November 2017)

[4] Widiatmoko, P. 2016. Pemanfaatan Energi Surya. Institut Teknologi Bandung

[5] Nace,T. 2017. China just built a 250-acre solar farm shaped like a giant Panda. https://www.forbes.com/sites/trevornace/2017/07/25/china-just-built-250-acre-solar-farm-shaped-giant-panda/#765cf8264685 (diakses pada 26 November 2017)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.