Bersama Mengedukasi Pandemi Dengan Virtual Reality

Dampak pandemi covid 19 sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak menjadi pihak yang sangat terdampak. Pembatasan untuk bermain, beraktivitas, menjadi […]

blank

Dampak pandemi covid 19 sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak menjadi pihak yang sangat terdampak. Pembatasan untuk bermain, beraktivitas, menjadi permasalahan bagi mereka, yang secara alamiah aktif bersosialisasi dan senang bereksplorasi. Perlu pemikiran dan cara-cara kreatif serta menghibur, untuk membuat anak lebih memahami pandemi sekaligus meminimalkan dampak stres.

Dalam unjuk bincang yang digelar satgas penanganan Covid-19 beberapa waktu lalu, psikolog anak dan keluarga Sani Budiantini Hermawan, menjelaskan anak-anak rentan stres pada masa pandemi. Pasalnya, sebagian besar aktivitas sehari-hari harus dilakukan dari rumah. Mereka sangat mudah jenuh.

“Walaupun banyak kegiatan di rumah, anak-anak tetap punya hak untuk tumbuh kembang  dengan baik dan bahagia.  kita sebagai orang tua berkewajiban memenuhi hal ini.”  tutur direktur lembaga psikologi Daya Insani ini.

Pemanfaatan teknologi juga bisa dilakukan untuk mencegah stres lebih lanjut pada anak,  dengan bijak orang tua juga bisa memfasilitasi mereka untuk ber jejaring dengan teman lewat bantuan gawai seperti bertukar foto,  atau saling bercerita.  interaksi dengan  teman sebaya sangat penting bagi anak usia sekolah.

“pembagian waktu bermain sehari-hari pun sebisa mungkin seimbang antara waktu belajar, berteman, berkegiatan dan bermain gawai,” tambah Sani.

Dalam interaksi langsung di rumah, orang tua dapat berperan sebagai kawan bagi anak.  oleh karena itu orang tua perlu berinisiatif untuk merancang kegiatan kreatif yang menyenangkan bagi anak, misalnya memasak, membuat kerajinan tangan, melakukan olah raga bersama atau bermain gawai bersama.  Jiwa eksploratif anak harus terus tumbuh meskipun mereka berkegiatan di dalam rumah selama pandemi.

Peran orang tua dan guru

Memahamkan dan memberikan penjelasan terkait covid-19 kepada anak bukanlah perkara yang mudah. Tidak banyak orang tua yang belum memahami penyakit ini dengan baik. Karena itu, cara termudah yang bisa dilakukan orang tua adalah belajar bersama dan memberikan contoh yang benar kepada anak.

Pendekatan dalam memberikan pemahaman terkait covid 19 perlu disesuaikan dengan usia anak. Pada usia bayi kondisi psikologis orang tua amat berperan jika orang tua panik dan tidak tenang menghadapi pandemi, bayi pun bisa merasakannya.

Berbeda dengan yang dialami balita, mereka belum bisa diajak berpikir secara abstrak. jadi mengajak melakukan sesuatu sifatnya harus jelas dan lugas, misalnya mencontohkan dan langsung meminta untuk cuci tangan, memakai masker dan tidak berkumpul dengan orang lain.

Memberikan pemahaman kepada remaja mengenai covid 19 membutuhkan pendekatan yang berbeda. Remaja umumnya bisa diajak untuk berpikir abstrak, dengan demikian mereka perlu diajak diskusi serta dijelaskan untung rugi, sebab akibat, tindakan terkait penularan covid 19

Selain peran orang tua dalam memahamkan covid-19 dan upaya pencegahannya.  Perlu dibuktikan dengan tindakan nyata, juga perlu adanya peran guru melalui kegiatan pembelajaran.  Guru Melalui pembelajaran berperan dalam memberikan pemahaman terkait covid-19. Siswa perlu diajak berdiskusi dan melihat langsung persoalan. Selain itu siswa juga diajak, dilibatkan dan didampingi saat mencari informasi agar tidak mendapat informasi yang salah.

Di tengah intaian pandemi covid 19, guru seharusnya tak surut untuk terus memberikan yang terbaik untuk siswanya. Demi kecintaan kepada siswa, guru rela habis-habisan mengeksplorasi diri agar suasana belajar dari tetap hidup dan menyenangkan. Edukasi mengenai covid-19 bisa diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran.

Kolaborasi antara orang tua dan guru dalam memberikan pemahaman mengenai pandemi covid 19 kepada anak juga sangat diperlukan. Mengingat pendidikan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, sekolah dan juga masyarakat, yang didalamnya terdapat guru dan orang tua.

Pemanfaatan virtual reality

Guru merupakan pendidik yang aktif dan interaktif terlebih di masa pandemi covid 19. Banyak sekali terobosan yang bisa digunakan guru sehingga membuat siswa tidak bosan untuk belajar, termasuk mengenalkan pandemi covid 19 kepada siswa dan upaya pencegahannya.

Guru dapat membuat media pembelajaran, yang merupakan sarana untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran,  seperti melalui buku, film, video dan permainan. Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini ini banyak media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan salah satunya adalah virtual reality.

Menurut (Prameswari, 2008) virtual reality merupakan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer. Media virtual reality dapat diterapkan di berbagai bidang, salah satunya dijadikan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran.

Virtual reality sangat dibutuhkan di dunia pendidikan.  Ada beberapa keuntungan menggunakan virtual reality, diantaranya meningkatkan emosi positif siswa, meningkatkan kemampuan kognitif fokus dan ingatan siswa. Dengan virtual reality, diharapkan simulasi konsep pembelajaran lebih mudah dan murah untuk diterapkan.

Virtual reality membantu  guru dapat membuat konten dengan menggunakan bantuan software platformer.  Guru dapat membuat konten pembelajaran mereka sendiri atau memodifikasi template, yang diambil dari grup komunitas virtual reality bergabung dengan loud computing.

Revolusi virtual reality dalam pendidikan sangatlah memungkinkan dan membantu guru dalam mensosialisasikan pengenalan covid 19 kepada siswanya. Guru dapat menggunakan software platform berbasis Cloud yang dapat dipakai tanpa harus menggunakan bahasa pemrograman dalam pengoperasiannya. Selain itu, guru dapat melakukan di komputer sederhana dengan spesifikasi medium to low.

Ada beberapa metode virtual reality untuk pembelajaran. Pertama, self virtual model. Model ini memberikan siswa kebebasan untuk memilih mode atau hand-held 360 interaktif, untuk mengakses konten yang disebarkan oleh guru secara online lewat classroom, di smartphone mereka. Siswa mengeksplorasi permasalahan, lalu menjawab kuis yang ada dalam dunia virtual. Selain iti, siswa dapat mendeskripsikan dalam bentuk essay.

Kedua virtual group flex model (family role). Model ini memberikan siswa kesempatan untuk terlibat bersama orang tua, sebagai grup atau kelompok. Guru memberikan konten berbasis skenario hots kepada siswa. Siswa dapat mengakses menggunakan VR didampingi orang tua, kemudian siswa diberikan penjelasan yang lebih mendalam dari orang tua.

Dengan demikian, apabila siswa sudah memahami konten dari virtual reality, maka disediakan sebuah evaluasi yang berkaitan dengan langkah-langkah pengenalan pandemi covid 19 dan penanggulangannya. Saat menggunakan metode virtual reality, siswa terlihat asyik dalam dunianya. Yang di depan mata adalah bentuk sebuah pengenalan, cerita, video,  yang dikemas menarik sehingga fokus dan pengetahuan siswa bertambah.

DAFTAR PUSTAKA

  • Millea Lab. (2020) Bagaimana Meningkatkan Kesuksesan akademis Kelas Dengan Menggunakan VR. Jakarta. Millea Lab
  • Millea Lab. (2020) Membuat Bahan Ajar Berbasis VR Dengan Mudah Jakarta. Millea Lab

Ditulis oleh ASRI RATNA SARI | GURU IPS SMP N 2 BANJARNEGARA | asri01ratnasari@gmail.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *