Sebuah penelitian yang mengkaji dampak pembakaran sampah terbuka terhadap kualitas udara di wilayah Barat Laut Greenland menyoroti betapa pentingnya pemantauan yang berkelanjutan terhadap kualitas udara bagi semua orang di wilayah Arktik. Untuk memahami risiko yang dihadapi oleh komunitas terpencil di Arktik akibat kualitas udara yang buruk, sebuah tim internasional melakukan pengamatan terhadap polutan udara di sebuah desa di Barat Laut Greenland. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Atmospheric Science Letters menunjukkan bahwa pembakaran sampah terbuka meningkatkan risiko kesehatan bagi penduduk desa tersebut.
Studi difokuskan pada Qaanaaq, sebuah desa kecil di Barat Laut Greenland dengan populasi sekitar 600 orang. Selama musim panas 2022, tim peneliti melakukan pengukuran terhadap materi partikulat (PM2.5) di udara desa tersebut dan menemukan adanya peningkatan polusi PM2.5. PM2.5 merupakan partikel-partikel kecil dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang, seperti debu dan asap.
Polusi PM2.5 sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan seringkali terkait dengan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, penyakit jantung, dan bahkan kematian dini. Memantau tingkat PM2.5 sangatlah penting untuk mengevaluasi kualitas udara.
Untuk mengumpulkan data, tim menggunakan sistem pengukuran PM2.5 yang canggih dan telah disesuaikan untuk wilayah dingin. Tim melacak data PM2.5 secara kontinu dari tanggal 20 Juli hingga 13 Agustus 2022. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi PM2.5, terutama pada tanggal 8 Agustus dan seterusnya. Peningkatan ini dikaitkan dengan kegiatan pembakaran sampah terbuka di lokasi pembuangan sampah Qaanaaq pada hari yang sama.
Meskipun konsentrasi PM2.5 rata-rata per jam tidak mencapai tingkat yang mengkhawatirkan selama periode pengukuran, analisis tambahan menunjukkan bahwa materi partikulat dari pembakaran sampah terbuka mungkin turut terdeposisi di area laut terdekat, seperti Teluk Baffin, yang menunjukkan pentingnya penelitian lebih lanjut dalam ilmu lingkungan di masa depan.
Referensi:
[1] https://www.global.hokudai.ac.jp/blog/open-waste-burning-linked-to-air-pollution-in-northwestern-greenland/ diakses pada 31 Maret 2024
[2] Teppei J. Yasunari, Tomoki Kajikawa, Yutaka Matsumi, Kyu‐Myong Kim. Increased atmospheric PM2.5 events due to open waste burning in Qaanaaq, Greenland, summer of 2022. Atmospheric Science Letters, 2024; DOI: 10.1002/asl.1231
Alumni S1 Kimia Universitas Negeri Makassar. Pengajar kimia, penulis di warstek.com.